Impor Beras Jauhkan Petani dari Ilmu Pengetahuan? Ini Kata Mantan Rektor IPB
10Berita, JAKARTA - Petani Indonesia disebutkan bisa jadi hingga kini masih terbilang tertinggal dari negara lain. Sehingga apa yang dilakukan oleh petani Indonesia membuat mereka acapkali terpinggirkan, terlebih jika tiba-tiba akan adanya impor oleh pemerintah.
“Maka persaingan bukan yang harus kita takutkan. Tetapi persaingan adalah berbasis playground stag. Jadi selama ini kan petani kita berada ketika menjadi produsen berada di kompetisi medan tak datar. Mereka selalu terpinggirkan. Maka itu afirmasi untuk mereka itu mesti dilakukan. Jangan sampai ketika ingin panen, ada beras impor. Kasihan petani,” kata Rektor IPB 2013-2017, Prof. Hery Suhardiyanto, Rabu (24/01/2018), di gedung ICMI, Jakarta.
Maka dari itu, lanjutnya, HPP juga harus dinaikkan. Ilustrasi lainnya bisa dilanjutkan tetapi yang penting adalah ICMI mengusulkan bahwa kebijakan hendaklah berbasis ilmu pengetahuan. “Kemudian pengambilan keputusan harus berdasarkan data fakta yang benar adanya seperti apa,” jelasnya.
Data menurut dia itu harus akurat, jangan hanya kira-kira. “Inilah persoalan kita yang saya kira perbedaan pendapat yang berkepanjangan. Warning yang sudah diberikan oleh beberapa pihak sejak beberapa bulan yang lalu, kalau tidak salah Oktober tahun lalu, ini tidak dielaborasi dan tidak direspon memadai karena ketiadaab data yang akurat.
Sebab itu kami menyerukan agar data produksi nasional ini betul-betul dapat disajikan dengan benar. Kemudian juga data stok jumlah beras kita,” ia menutupnya. (Robi/)
Sumber :voa-islam.com