KORSA: Penangkapan “MCA” Pengalihan Isu…
10Berita – Komunitas Relawan Sadar (KORSA) menyebut gencarnya operasi penangkapan dan pemberitaan kasus kelompok Muslim Cyber Army (MCA) palsu hanya untuk pengalihan isu atas gagalnya pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam mengurus negara.
Kordinator KORSA Amirullah Hidayat mengatakan hal ini dapat dibuktikan sejak isu MCA tersebut mencuat dengan dilakukan penangkapan beberapa orang yang mengaku sebagai anggota MCA, maka kasus-kasus kerakyatan seperti busung lapar, melemahnya Rupiah, impor beras di musim panen, kenaikan BBM, dan lainnya hilang ditelan bumi.
Hampir semua media apakah itu media elektronik maupun online sibuk mengangkat isu MCA, tidak ada yang mengangkat isu gagalnya pemerintahan Jokowi.
Menurut Amirullah, pemerintah dapat dengan mudah menyelesaikan kasus hoax ini di sosmed. Apalagi pemerintahan Jokowi telah membentuk Badan Cyber Nasional yang dapat berkordinasi dengan penyedia layanan seperti Fecebook, Twitter dan WhatsApp untuk memblokir akun hoax tersebut.
“Penilaian ini juga setelah kita melihat banyak keganjilan dalam proses hukum terhadap penangkapan beberapa orang yang mengaku anggota MCA, seolah-olah kasus hoax ini dilakukan secara masif padahal kalau kita perhatikan kenyataan di lapangan, bahwa keberadaan MCA hanya individu-individu muslim yang aktif di sosial media dan mereka tidak saling kenal, meraka disatukan oleh semangat keislaman maka pasti tidak terstruktur,” tuturnya, Sabtu (3/3).
Apalagi dalam Islam menyebarkan kabar hoax atau bohong sangat dilarang dan siapa pelakunya akan menanggung dosa. Jadi tidak mungkin penyebaran hoax itu dilakukan oleh aktivis sosial media yang benar benar murni membela Islam.
“Makanya kita menilai kasus MCA ini hanya untuk mengalihkan perhatian publik terhadap permasalahan yang dialami negara saat ini,” ujar Amirullah yang juga tokoh muda Muhammadiyah.
Pihaknya menghimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tidak terbuai dengan permainan isu yang dilakukan pemrintah. Rakyat harus fokus membahas kondisi negera yang memprihatinkan dan terus melakukan kritikan tajam dengan tidak melakukan ujaran kebencian, SARA dan hoax. (Rmol/Ram)
Sumber : Rmol, Eramuslim