OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 24 Maret 2018

Kritik Pedas Amien Rais kepada 5 Presiden, pada Siapa Paling Tajam ?

Kritik Pedas Amien Rais kepada 5 Presiden, pada Siapa Paling Tajam ?

10Berita, Belakangan heboh kembali kritik pedas Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais. Mantan Ketua MPR itu memang kerap kali melontarkan kritik-kritik tajam pada pemerintah.

Sebenarnya bukan kali ini saja Amien Rais bersuara lantang. Merdeka.com merangkum beberapa kritikan tajam Amien Rais pada beberapa presiden. Dari Soeharto sampai Presiden Joko Widodo pernah dikritik tajam. Berikut kritiknya:

1. Pengibulan soal sertifikat (Jokowi)

Merdeka.com – Pernyataan Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais, menuai polemik. Amien Rais menyebut program bagi-bagi sertifikat tanah oleh Presiden Joko Widodo merupakan suatu pembohongan.

“Ini pengibulan, waspada bagi-bagi sertifikat, bagi tanah sekian hektar, tetapi ketika 74 persen negeri ini dimiliki kelompok tertentu seolah dibiarkan. Ini apa-apaan?” kata Amien saat jadi pembicara dalam diskusi Bandung Informal Meeting yang digelar di Hotel Savoy Homan, Jalan Asia Afrika, Bandung, Minggu (18/3).

Pernyataan Amien itu membuat Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan marah besar. “Ada senior kasih sertifikat ngibulin. Apa yang ngibulin. Sertifikat itu prosesnya panjang dan berbelit. Sekarang cepat dan banyak. Saya pikir kita nggak bisa asal ngomong. Dia 70 tahun, saya kan 70 tahun juga,” kata Luhut di Gedung BPK, Senin (19/3).

2. SBY dikritik dikuasi kekuatan asing (SBY)

Pada masa pemerintahaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mantan Ketua MPR RI, Amien Rais, mengkritik bahwa Indonesia didominasi oleh kekauatan asing. Seperti kontrak tambang emas oleh PT Freeport di Papua dan mekanisme perhubungan udara Indonesia bagian barat yang berada di bawah kendali Singapura.

“MPR, DPR, Presiden diam. Jadi, mereka yang besok mau jadi calon presiden harus bisa mengakhiri kontrak karya dan bagi hasil yang memalukan saat ini. Ini betul-betul sebuah penghinaan. Hendaknya pimpinan nasional nanti tidak seperti kemarin. Sekarang ini kita sesungguhnya terhina,” kata Amien Rais saat ditemui di Hall A Basket, Senayan, Sabtu, 3 Agustus 2013.

3. Megawati dinilai inkonsisten (Megawati)

Kebijakan pemerintahan Presiden Megawati dinilai berjalan secara inkonsisten oleh Amien Rais. Kebijakan yang dianggap inkonsisten itu salah satunya soal penentuan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Di mana pemerintah saat itu akan menentukan harga BBM pada awal Januari 2002 namun ternyata batal.

“Tampak ada kegamangan, inkonsisten, keraguan, dan kurang percaya diri. Pemerintah sepertinya tidak mengakui padahal jelas dari pemerintah, bahkan antara presiden dan menterinya juga saling lempar tanggung jawab. Jadi mohon konsistensi, istiqomah dalam bahasa agama, yang menjadi sikap dasar di pemerintahan yang sudah sangat berat saat ini,” katanya.

4. Amien minta Gus Dur tinggalkan kursi presiden (Gus Dur)

Amien Rais pernah meminta Presiden Gus Dur turun dari jabatannya sebagai orang nomor satu di Indonesia. Hal itu karena Amien menilai Presiden Gus Dur tidak bisa memimpin negara, dengan menyia-nyiakan kepercayaan rakyat.

“Kita telah berhasil membawa Gus Dur ke puncak kekuasaan. Tetapi tampaknya dia tidak pandai bersyukur. Tidak saja kepada manusia, tetapi juga kepada Allah. Amanah yang dipegang berupa kekuasaan yang sangat penting dan strategis itu disia-siakan,” kata Amien Rais.

5. Soeharto sudah kehilangan legitimasi (Soeharto)

Pada saat reformasi Mei 1998, Amien Rais mengumpulkan sejumlah tokoh dan mendesak agar Presiden Soeharto mundur. Menurut Amien, Soeharto mesti lengser karena rakyat sudah tak percaya lagi Indoensia dipimpin oleh pemimpin otoriter.

“Presiden Soeharto sudah kehilangan legitimasinya karena rakyat sudah tidak percaya lagi kepadanya, sehingga hari-harinya sudah bisa dihitung. Karena itu, tetap jaga terus persatuan dan kesatuan. Jangan mau dipecah-pecah,” kata Amien disambut teriakan gegap gempita mahasiswa. 

Sumber : merdeka,