Neraca Perdagangan Defisit, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Makin Sulit
10Berita, Jakarta – Setelah menikmati surplus sejak tahun 2015, neraca perdagangan Indonesia dalam tiga bulan terakhir kembali defisit. CORE Indonesia memandang kondisi ini patut mendapatkan perhatian serius pemerintah.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan neraca perdagangan Indonesia dalam tiga bulan mengalami defisit. Tercatat, defisit pada bulan Februari 2018 sebesar USD 0,12 Miliar. Total, defisit dalam tiga bulan sejak Desember 2017 menjadi USD 1,1 Miliar.
“Dengan defisit perdagangan selama tiga bulan berturut-turut, saya melihat ini adalah yang pertama kali terjadi sejak tahun 2014,” kata Faisal dalam keterangan pers yang diterima Kiblat.net, Kamis, (15/3/2018).
Faisal menjabarkan defisit perdagangan tersebut terjadi lantaran tiga faktor. Pertama, ekspor yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi selama 2017 dengan pertumbuhan 21%, berpotensi memberikan sumbangan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini. “Artinya, upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di tahun ini menjadi semakin sukar,” ujarnya.
Kedua, defisit perdagangan akan semakin mendorong pelebaran defisit transaksi berjalan (current account deficit) yang menjadi salah satu faktor pendorong pelemahan nilai tukar Rupiah. Selain juga adanya faktor eksternal, seperti penaikan suku bunga acuan The Fed di AS.
Faktro terakhir adalah belum adanya peningkatan kinerja industri manufaktur secara berarti, terutama industri yang berorientasi ekspor. “Indonesia masih sangat bergantung pada ekspor komoditas. Padahal, seperti halnya negara-negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam, ekspor manufaktur yang kuat akan dapat meredam terjadinya defisit perdagangan, khususnya pada saat ekspor komoditas andalan, seperti sawit cenderung melemah, dan harga minyak dunia
terkerek naik,” ungkapnya.
Sebagai perbandingan, kontribusi ekspor manufaktur hanya 47% dari total ekspor Indonesia. Sementara kontribusi ekspor manufaktur terhadap total ekspor Vietnam dan Thailand saat ini sudah mencapai 78%.
Sumber : Kiblat.