OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 17 Maret 2018

Bolehkah Mengamalkan Hadits Dhaif?

Bolehkah Mengamalkan Hadits Dhaif?

TANYA: Bolehkah mengamalkan hadits dhaif?

JAWAB: Dikutip dari rumahfiqih.com, kalau kita telusuri pendapat para ulama, paling tidak kita bisa mendapatkan tiga kecenderungan yang berbeda dalam menanggapi masalah hadits dhaif.

1. Kelompok Pertama

Mereka adalah kalangan yang secara mutlak menolak mentah-mentah semua hadits dhaif. Bagi mereka hadits dhaif itu sama sekali tidak akan dipakai untuk apa pun juga. Baik masalah keutamaan (fadhilah), kisah-kisah, nasihat atau peringatan. Apalagi kalau sampai masalah hukum dan aqidah. Pendeknya, tidak ada tempat buat hadits dhaif di hati mereka.

Di antara mereka terdapat nama Al-Imam Al-Bukhari, Al-Imam Muslim, Abu Bakar Al-Arabi, Yahya bin Mu’in, Ibnu Hazm dan lainnya.

2. Kelompok Kedua

Mereka adalah kalangan yang masih mau menerima sebagian dari hadits yang terbilang dhaif dengan syarat-syarat tertentu. Mereka adalah kebanyakan ulama, para imam mazhab yang empat serta para ulama salaf dan khalaf.

Syarat-syarat yang mereka ajukan untuk menerima hadits dhaif antara lain, sebagaimana diwakili oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dan juga Al-Imam An-Nawawi rahimahumalah, adalah:

-Hadits dhaif itu tidak terlalu parah kedhaifanya. Sedangkan hadits dha’if yang perawinya sampai ke tingkat pendusta, atau tertuduh sebagai pendusta, atau parah kerancuan hafalannya tetap tidak bisa diterima.

-Hadits itu punya asal yang menaungi di bawahnya

-Hadits itu hanya seputar masalah nasehat, kisah-kisah, atau anjuran amal tambahan. Bukan dalam masalah aqidah dan sifat Allah, juga bukan masalah hukum.

-Ketika mengamalkannya jangan disertai keyakinan atas tsubut-nya hadits itu, melainkan hanya sekedar berhati-hati.

3. Kelompok Ketiga

Mereka adalah kalangan yang boleh dibilang mau menerima secara bulat setiap hadits dhaif, asal bukan hadits palsu (maudhu’). Bagi mereka, sedhai’f-dha’if-nya suatu hadits, tetap saja lebih tinggi derajatnya dari akal manusia dan logika.

Di antara para ulama yang sering disebut-sebut termasuk dalam kelompok ini antara lain Al-Imam Ahmad bin Hanbal, pendiri mazhab Hanbali. Mazhab ini banyak dianut saat ini antara lain di Saudi Arabia. Selain itu juga ada nama Al-Imam Abu Daud, Ibnul Mahdi, Ibnul Mubarokdan yang lainnya.

Al-Imam As-Suyuthi mengatakan bawa mereka berkata,’Bila kami meriwayatkan hadits masalah halal dan haram, kami ketatkan. Tapi bila meriwayatkan masalah fadhilah dan sejenisnya, kami longgarkan.”[]

Sumber : Islampos.

Related Posts:

  • Pesan untuk 'Mbak-mbak Milea' dan 'Mas-mas Dilan' Era Now Pesan untuk 'Mbak-mbak Milea' dan 'Mas-mas Dilan' Era Now Oleh: Ummu Hafidz 10Berita, Mbak-mbak dan mas-mas tentu sudah tak asing lagi dengan dua nama mendadak populer. Ya, Siapa sih sob yang ga tahu Dilan and Milea?? Film g… Read More
  • Budaya Berpura-puraBudaya Berpura-pura Jika tak ada keberanian berkata benar maka sejatinya ia hidup tanpa mahkota. 10Berita ,  Oleh: Abdul Muid Badrun Berkata benar ketika tidak ada tekanan tentu mudah saja. Namun, bagaimana su… Read More
  • Kisah Nyata Terkabulnya DoaKisah Nyata Terkabulnya Doa 10Berita, ‘Ala’ bin Al-Hadhrami bersama kaum Muslimin lainnya menempuh perjalanan melewati gurun pasir. Setelah waktu yang lama, rombongan kehabisan seluruh perbekalan. Mereka tetap me… Read More
  • 5 Seleb Muda Berhijab yang Bisa Menjadi Inspirasimu Untuk Segera Berhijab5 Seleb Muda Berhijab yang Bisa Menjadi Inspirasimu Untuk Segera Berhijab 10Berita, Menggunakan hijab sudah menjadi kewajiban bagi para wanita Muslim. Mengingat perintah ini sangatlah wajib, kini banyak wanita yang mulai men… Read More
  • Kata Siapa membaca Al Quran Bikin Habis Waktu?Kata Siapa membaca Al Quran Bikin Habis Waktu? Foto: Aldi/Islampos 10Berita, MEMBACA Al Quran tidak akan mengurangi waktumu. Justru sebaliknya, ia akan menambah waktumu. Secara hitungan matematika dunia, membaca Al Quran tam… Read More