OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 10 Maret 2018

Syingith, Sentra Peradaban Islam

Syingith, Sentra Peradaban Islam

Kota ini titik transit di jalur perniagaan Gurun Sahara.

10Berita , JAKARTA -- Kafilah-kafilah Arab juga aktif mengembangkan dakwah Islam di Awkar. Sejarawan dari Andalusia, al- Bakri (1014-1094), memuji para Ghana dalam karyanya, Kitabul Masalik wal Mamalik. Walaupun tak beragama Islam, mereka menjalin persahabatan dengan kaum Muslimin.

Penguasa berkulit hitam ini senang dengan kehadiran orang-orang Arab. Sebab, mereka memperkenalkan alat transpor tasi yang terbilang baru bagi masyarakat Teluk Guinea: unta. Seperti diketahui, unta sangat efisien untuk menjadi kendaraan di medan yang tandus.

Seiring dengan perluasan wilayah Muslim di Afrika utara pada abad ketujuh, Kera jaan Awkar makin makmur berkat perdagang an dengan bangsa Arab. Para Ghana me nerima budaya Arab dengan tangan terbuka.

Ibu kota mereka pun dinamakan sesuai dengan bahasa Arab, Kumbi Sholih (kini de kat perbatasan Mauritania-Mali). Belasan mas jid berdiri di sana. Bahkan, mereka meng gaji para imam, kadi, dan intelektual Mus lim yang bekerja atas nama negara. Awkar telah memberi ruang bagi tumbuh nya pusat-pusat keunggulan Islam di Afrika barat.

Dominasi Awkar yang kental dengan nuansa Islam terasa sampai ke Syingith. Beberapa sejarawan juga menyertakan kota ini ketika membahas kebudayaan Awkar. Satu hal yang pasti, pengaruh Kerajaan Awkar mulai melemah dan tergantikan Berber menjelang abad ke-11.

Anggota persekutuan Iznagen dari Sous (kini Maroko), Jazulah, diketahui sudah taat dalam Islam. Pemimpin Jazulah, Abdullah bin Yasin, kemudian mendirikan aliansi al- Murabithun bersama dengan suku-suku Berber lain di Afrika utara. Mereka mengem bangkan wilayah hingga Afrika barat.

Pada 1076, al-Murabithun berhasil menaklukkan Syingith dan sekitarnya. Sejak saat itu, Syingith tidak semata-mata kota transit di jalur perniagaan Gurun Sahara, melainkan juga sentra peradaban Islam. Dinasti al-Murabithun terus bertahan sampai datangnya serangan dari Dinasti al- Muwahhidun pada 1147. Sama seperti mereka, al-Muwahhidun memusatkan kekuasannya di Maroko dan sekitarnya.

Adapun dataran tinggi Adrar dibiarkan tanpa dominasi politik yang berarti. Dengan demikian, pada masa itu, Kota Syingith "terjepit" di antara kedaulatan al-Muwahid dun di utara dan Kerajaan Awkar di selatan. Bagaimanapun, peran penting kota ini belum luruh.

Sumber:Republika.co.id 

Related Posts:

  • Masjid di Negeri Penakluk Masjid di Negeri Penakluk Patung ksatria Mongolia dan Genghis Khan di wilayah Inner Mongolia. Sejak ratusan tahun lalu Islam berkembang di kawasan ini. 10Berita ,  JAKARTA -- Mongolia terkenal sebagai bangsa penakluk s… Read More
  • Peneliti Temukan Reruntuhan Kota Suku Maya Peneliti Temukan Reruntuhan Kota Suku Maya Matahari terbit di belakang kuil Kukulkan di reruntuhan kota suku Maya di Chichen Itza, Meksiko Penelitian itu menunjukkan adanya rumah, istana, jalan raya yang ditinggikan. 10Ber… Read More
  • Umat Islam Hidup Damai di Christmas IslandUmat Islam Hidup Damai di Christmas Island Christmas Island merupakan salah satu pulau teritorial Australia. 10Berita ,  JAKARTA -- Christmas Island identik dengan para pencari suaka. Ya, pulau yang tak memiliki pendudu… Read More
  • Masjid Bersejarah Jawatha di Timur Saudi DiperbaikiMasjid Bersejarah Jawatha di Timur Saudi Diperbaiki al arabiya Masjid Jawatha. 10Berita , AHSA -- Komisi Pariwisata dan Warisan Dunia Arab Saudi memperbaiki Masjid Jawatha yang merupakan masjid bersejarah yang terletak di Ah… Read More
  • Suku-Suku Tradisional Madagaskar Pun Berislam Suku-Suku Tradisional Madagaskar Pun Berislam Kids.britanica.com Peta Madagaskar. Mereka tergugah pada pemahaman bahwa Islamlah agama awal mula mereka. 10Berita , JAKARTA --  Ada satu perkembangan penting terkait perke… Read More