Disangka Teroris, Brimob Paksa Santri Buka Kardus Miliknya, Mabes Polri pun Minta Maaf
Baru pulang dari pondok dicegat aparat (foto: jadzab.com)
10Berita , Sebuah Video sempat beredar luas di media sosial memperlihatkan aparat kepolisian lengkap dengan senjata laras panjang sedang memeriksa seorang santri yang terlihat membawa kardus dan tas ransel, melihat penampilan santri yang mirip teroris, Polisi langsung curiga dan waspada penuh.
Video yang viral di media sosial Facebook tersebut, diduga berlokasi daerah Tongas, Jawa Timur, tampak Polisi yang waspada tidak berani membuka langsung isi tas, mereka memaksa santri tersebut memperlihatkan isi tas dan kardusnya.
Marah dengan perlakuan Polisi yang dinilai diskriminatif, santri tersebut malah menghambur-hamburkan isi kardus dan tas nya ke pinggir jalan, ternyata setelah dibuka isinya hanya tumpukan baju dan kain sarung juga terdapat sejumlah kitab kuning khas anak Pondok.
Rupanya Video tersebut menjadi viral di media sosial sehingga berhasil mendapatkan perhatian Mabes Polri yang kemudian secara resmi meminta maaf, kepada masyarakat atas tindakan Polisi, khususnya santri yang diperiksa aparat Brimob tersebut.
foto: tribunnews.com
Permintaan Maaf tersebut disampaikan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, menurutnya hal itu bagian dari upaya Kepolisian dalam rangka mengantisipasi bahaya teroris.
"Mohon maaf kepada masyarakat yang disetop, dimintai keterangan dan ditanya seharusnya kooperatif kalau dia tidak punya masalah," ujar Setyo, seperti dilansir laman suara.com (15/05/2018)
Selain itu Setyo, membenarkan tindkan anggotanya yang tidak berani memeriksa sendiri kardus santri dalam video tersebut, hal ini demi menjaga kemungkinan terburuk yang bisa menimpa anggota Polisi
"Anggota tak berani mendekat, karena kalau mendekat tiba-tiba itu bom, kami harus waspada juga," ungkap Setyo
Dalam kesempatan itu juga, Setyo menegaskan Polisi sama sekali tidak mencurigai orang dengan ciri ciri atau menggunakan atribut tertentu, mereka hanya menjalankan prosedur pengamanan yang diperlukan guna meredam ancaman teror.
Aparat melakukan penggeledahan (foto: antaranews.com)
"Kadang-kadang intuisi seorang petugas yang jalan. Oh, ini orang bermasalah dan tidak. Kalau kami katakan standar operasionalnya apa pak ? Orang bersarung begitu, oh tidak bisa. Orang dengan ciri-ciri badan tertentu tidak menjamin. Jadi jangan dinilai dari identitasnya,” tegas Setyo.
Sumber:
suara.com/amp/news/2018/05/15/182957/paksa-santri-buka-kardus-mabes-polri-minta-maaf