OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 04 Juni 2018

Akhir Tragis Penguasa Bengis Israel Tebas Banyak Nyawa Rakyat Palestina, 8 Tahun Koma Seperti Mumi

Akhir Tragis Penguasa Bengis Israel Tebas Banyak Nyawa Rakyat Palestina, 8 Tahun Koma Seperti Mumi

Ariel Sharon, mantan PM Israel

10Berita - Nama Ariel Sharon atau bernama lengkap Ariel Scheinermann ini merupakan tokoh yang kontroverional di negara kawasan Timur Tengah.

Bagaimana tidak? Sepanjang hidupnya sejak lahir pada 27 Februari 1928, ia sudah didoktrin untuk mendukung zionis Israel.

Palestina yang dulunya sebuah negara besar selalu dianggapnya sudah merebut wilayah tanah Yahudi.

Ariel ini padahal di Kfar Malta, Palestina.

Karir kebengisannya pun dimulai saat ia masih belia, bayangkan dari umur 17 tahun.

Melansir wikipedia, pada usia tersebut, Ariel bergabung dengan kelompok mafia Haganah yang aktivitasnya meneror rakyat Palestina.

Dalam melancarkan aksi teror, ia secara bergantian berada di bawah komando Perdana Menteri David Ben Gurion, Itzhak Shamir, dan Yitzhak Rabin.

Tak dapat dihitung lagi sudah berapa banyak korban yang Ariel tumbangkan dengan senjatanya.

Pada masa perang kemerdekaan Israel tahun 1948, di usianya yang ke-20, ia telah menjadi seorang komandan infantri Israel dalam Brigade Alexandroni.

Tapi, rupanya Ariel ini sempat hampir meregang nayawa ketika tentara Palestinamembalasnya dengan serentetan peluru.

Peluru-peluru itu menembus dadanya. Tapi untungnya Tuhan masih menyelamatkan nyawanya melalui bantuan rekan Ariel.

Rupanya, kejadian yang hampir renggut nyawa itu tak buat Ariel gentar sedikitpun.

Malahan, karier militernya terus menanjak. Pada 1949 ia dipercaya memimpin unit intai tempur Brigade Golani.

Tak hanya berkarier di militer, tahun 1950 Ariel masuk Universitas Ibrani Yerusalem dan mengambil studi Sejarah dan Kultur Timur Tengah.

Pada 1953, ia membentuk sekaligus memimpin unit komando khusus " Unit 101" yang bertugas melakukan operasi-operasi khusus tingkat tinggi.

Unit pasukan khusus yang bertugas menyergap gerilyawan Palestina ini dikenal sangat kejam.

Ariel pun lantas diangkat menjadi komandan dari korps para-komando dan terlibat dalam berbagai perang, seperti memperebutkan Semenanjung Sinai (1956), Perang Enam Hari (1967) melawan bangsa Arab, dan Perang Yom Kippur (1973).

Dibawah komandonya, Israel semakin tak terkendali berhasil memperluas wilayah jajahannya di tanah Palestina.

Tak diragukan memang, pasalnya Ariel ini mengecap pendidikan militer dan hukum yang tak kalah luar biasa.

Pada tahun 1957, ia sekolah kemiliteran di Camberley Staff College, Inggris.

Selama tahun 1958-1962, Sharon pernah menjadi komandan Brigade Infantri, memimpin Pusat Pendidikan Infantri dan mengikuti sekolah hukum di Universitas Tel Aviv.

Foto Ariel yang bagian kepalanya terbalut perban saat bertempur di Terusan Suez saat perang Yom Kippur bahkan menjadi simbol kekuatan militer Israel.

Karena reputasinya inilah, rakyat Israel ini banyak yang memuja Ariel bahkan menjadikannya sebagai pahlawan.

Usai perang Ariel terpilih sebagai anggota Knesset, semacam kabinetnya Israel.

Akan tetapi pada 1974, Ariel mundur dari Knesset sekaligus pensiun dari dunia militer.

Ariel lalu bergabung dengan partai politik yang selanjutnya menjadi kendaraannya meraih kekuasaan, yaitu di Partai Likud.

Karir politiknya pun tak kalah cemerlang. Ariel pernah menjadi Penasehat Keamanan bagi Perdana Menteri Yitzhak Rabin.

Lalu pada tahun 1977 ia menjabat Menteri Pertanian.

Ariel Sharon juga secara tidak langsung karena ia menjabat sebagai menteri Pertahanan dalam penyerangan September 1982 atas kaum pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila yang dilakukan oleh milisi Maronit Lebanon.

Korban dalam peristiwa tersebut mencapai lebih 3.000 orang terbunuh.

Selain, ia bertanggung jawab pada tragedi pembantaian Qibya 13 Oktober 1953 yang menewaskan 96 orang Palestina oleh Unit 101 yang dipimpinnya.

Atas dua peristiwa tersebut, sebagian orang menjulukinya sebagai "Penjagal dari Beirut".

Periode 1984-1990, Ariel menjabat sebagai Menteri Industri dan Perdagangan. Lalu, ia menjadi Menteri Perumahan dan Konstruksi.

Periode Juli 1996-Juli 1999, ia menjabat sebagai Menteri Infrastruktur Nasional dan sebagai Menteri Luar Negeri (Oktober 1998-Juli 1999).

Pada sidang Knesset bulan Mei 1999, karena mundurnya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, otomatis Ariel terpilih sebagai Ketua Partai Likud.

Karier politiknya mencapai puncak ketika ia terpilih menjadi Perdana Menteri Israel pada Februari 2001.

Menjabat sebagai Perdana Menteri, Ariel tetap membuat peraturan kontroversial.

Ia malah mendorong perdamaian Israel-Palestina bahkan menarik mundur pasukan Israel dari jalur Gaza yang membuat partai Likud pecah belah.

Ariel pun mendirikan partai lain, pada November 2005, yakni Partai Kadima.

Masa Sekarat Ariel Sharon

Tak lama kemudian, pada 18 Desember 2005, Ariel mengalami stroke ringan dan segera dibawa ke rumah sakit.

Ia dirawat selama dua hari dan dijadwalkan akan menjalani operasi pada jantungnya pada 5 Januari 2006.

Namun pada 4 Januari 2006 ia kembali masuk ke rumah sakit dari peternakannya di daerah Negev, di Rumah Sakit Hadassah Ein Kerem di Yerusalem dan kemudian di Chaim Sheba Medical Center di Tel Hashomer.

Dilansir dari kabar.net, Ariel Sharon terbaring koma. Ia tersiksa dalam sekarat.

Menurut Komite Keuangan Knesset (parlemen Israel), ongkos pengobatan Sharon setiap tahun sekitar USD 440 juta atau setara Rp 4,25 triliun.

Para dokter pernah memasukkan Ariel Sharon ke ruang operasi untuk dilakukan pembedahan. Ia memiliki luka membusuk, lalu operasi dilakukan untuk menyambung bagian-bagian ususnya yang telah membusuk dan infeksinya telah menyebar ke bahagian tubuh lain.

Penyumbatan yang terjadi di otaknya menyebabkan kerusakan di sekujur tubuh hingga membusuk.

“Nyawa Sharon terancam,” kata juru bicara rumah sakit, Yael Bossem-Levy kepada kantor berita Associated Press, kala itu.

Saat itu usia Ariel memasuki 85 tahun, kedua matanya dalam keadaan terus terbuka.

Dokter-dokter yang merawat Sharon memberikan keterangan terkait kesehatan Sharon, saat ditanya sampai kapan keadaan Sharon akan terus menerus seperti ini.

“Kalau dikaji dari usia rata-rata di keluarga Ariel, ibu dan neneknya mati di atas usia 90 tahun," ujar Shlomo Segev, dokter senior yang merawatnya mengatakan kepada The Times Of Israel.

Sharon tergolek tak berdaya dengan bantuan berbagai alat medis yang tertancap ke tubuhnya, termasuk respirator, dalam ruangan khusus di Rumah sakit Tel Hashomer, sebelah timur Ibu Kota Tel Aviv.

Tidak ada upacara khusus atau sekadar ucapan simpati untuk pria yang sudah 'berjasa pada Israel'.

“Besok (Sabtu pekan lalu) juga tidak ada upacara khusus. Semua orang telah melupakan dia,” kata Raanan Gissin, bekas penasihat Ariel saat ditanya perayaan ulang tahun Ariel.

Keluarga Ariel Sharon sengaja menutup rapat-rapat segala informasi tentang kondisi salah satu tokoh kontroversial dalam sejarah Zionis Israel itu.

Sementara Ariel Sharon palsu didatangi banyak pengunjung di Kishon Gallery.

Ariel Sharon asli terbujur kaku tidak sadarkan diri beberapa kilometer jauhnya, di Chaim Sheba Medical Center, Tel Hashomer.

Hari berganti pekan, pekan berganti bulan. Sharon tidak lagi dikabarkan menderita pendarahan pada otaknya.

Hanya saja, berbagai infeksi menyerang organ-organ tubuhnya yang lain secara bergantian.

Dari otak, infeksi pindah ke paru-paru, ke ginjal, ke dalam darah, begitu seterusnya. Jantungnya yang diketahui bocor sejak sebelum koma, ikut memperburuk keadaan.

Tim dokter yang merawatnya hanya menyampaikan dua kabar tentang Ariel Sharon. Yaitu, kondisinya memburuk karena ada gangguan pada organnya atau stabil, tapi tetap dalam keadaan koma.

Akhirnya 8 tahun terbaring koma, Ariel Sharon dinyatakan meninggal dunia pada 11 Januari 2014 dengan kondisi mengenaskan.

Tubuh jenazah Ariel Sharon saat meninggal dunia, tak dipublikasikan ke media internasional.

Sumber : TRIBUNNEWSBOGOR.COM