OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 29 Juni 2018

Tanda Kiamat Ini Sudah Muncul di Arab

Tanda Kiamat Ini Sudah Muncul di Arab


Gedung pencakar langit di Dubai tampak seperti negeri di atas awan Dubai (Getty Images)

10Berita, Syaikh Dr Muhammad Al Areifi meyakini bahwa salah satu tanda kiamat yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  telah muncul di Arab. Foto-fotonya memang indah, namun perlu menjadi bahan perenungan apa bekal kita menghadapi akhirat.

Suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam didatangi seorang laki-laki berpakaian putih. Para sahabat tidak mengenal laki-laki asing itu. Namun tidak tampak tanda-tanda perjalanan darinya; rambutnya tidak kusut, pakaiannya juga tidak berdebu. Belakangan para sahabat tahu setelah Rasulullah mengungkapkan bahwa laki-laki itu adalah Malaikat Jibril.

Jibril bertanya beberapa hal kepada Rasulullah untuk mengajar para sahabat. Ia bertanya tentang Islam, iman, ihsan dan kiamat. Seluruh pertanyaan itu dijawab dengan tepat oleh Rasulullah kecuali tentang kapan terjadinya kiamat, Rasulullah menyatakan “yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.”

Lalu Jibril bertanya tentang tanda kiamat. Rasulullah pun menjawab:

أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِى الْبُنْيَانِ

“Jika budak wanita telah melahirkan tuannya serta kalian melihat orang yang bertelanjang kaki dan tak memakai baju yakni para penggembala kambing berlomba-lomba meninggikan bangunan” (HR. Muslim)

Siapakah yang dimaksud dengan “orang tak beralas kaki berlomba meninggikan bangunan?”

Dalam hadits tersebut digunakan empat kata tentang siapa yang berlomba-lomba meninggikan bangunan. Syaikh Musthafa Dieb Al Bugha dan Syaikh Muhyidin Mistu dalam Al Wafi menjelaskan artinya:

الْحُفَاةَ merupakan bentuk jama’ dari حَافِ yang artinya “orang-orang yang tidak memakai alas kaki”
الْعُرَاةَ merupakan bentuk jama’ dari عَار yaitu orang-orang yang tidak memakai baju
الْعَالَةَ merupakan bentuk jama’ dari عَيْل yaitu orang-orang fakir
رِعَاءَ الشَّاءِartinya para penggembala kambing

Jadi, di antara tanda kiamat itu adalah ketika kaum yang biasanya menggembala kambing, tidak beralas kaki, tidak memakai baju dan miskin berlomba-lomba meninggikan bangunan.

Siapa mereka? Syaikh Dr Muhammad Al Areifi dalam bukunya Nihayatul ‘Alam menjelaskan bahwa mereka adalah orang-orang Arab. Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam riwayat Imam Ahmad ketika beliau ditanya seorang sahabat, “Wahai Rasulullah, siapakah penggembala kambing yang tidak beralas kaki, lapar dan peminta-minta itu?” Beliau menjawab, “Bangsa Arab.”

Syaikh Mahir Ahmad Ash Shufi juga menyatakan tanda kiamat ini telah muncul. “Saat ini, banyak gedung tinggi bahkan ada yang dibangun 100 lantai.”

Saat ini, tiga di antara lima gedung tertinggi di dunia berada di Arab. Dubai Towers tingginya 445 meter merupakan gedung tertinggi kelima di dunia. Burj Khalifa tingginya 820 meter merupakan gedung tertinggi kedua di dunia. Dan gedung tertinggi pertama akan dibangun di Jeddah dengan ketinggian 1 Km. Namanya The Kingdom Tower. Bangsa Arab benar-benar berlomba-lomba meninggikan bangunan.


Di Dubai, gedung-gedung pencakar langit bahkan lebih tinggi dari awan sehingga ketika difoto, mereka tampak seperti negeri di atas awan.


Negeri di atas awan Dubai (Shutterstock)

Apakah membangun gedung-gedung yang tinggi itu salah dan berdosa? Syaikh Dr Muhammad Al Areifi menjelaskan, “membangun dan meninggikan bangunan rumah maupun gedung bukanlah perkara haram jika memang ada manfaatnya dan bukan untuk kesombongan dan bermegah-megahan.”


Negeri di atas awan Dubai (Getty Images)

Yang hendaknya menjadi perhatian kita, banyaknya gedung-gedung pencakar langit di Arab ini menjadi bukti bahwa sabda Rasulullah selalu benar. Dan hendaknya kita bertanya kepada diri sendiri, apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapi kiamat. Sebab kalaupun kita tidak bertemu dengan kiamat kubra, kita semua pasti akan mengalami kiamat sughra yakni kematian. [Muchlisin BK/]

Sumber :BersamaDakwah