Agar tak Tersesat di Tanah Suci
10Berita ,JAKARTA -- Persoalan jamaah yang tersesat kala menjalani ibadah haji di Tanah Suci sudah jamak terjadi. Pihak Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama memiliki sejumlah tips guna mengurangi risiko tersebut.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Ditjen PHU Sri Ilham Lubis menjelaskan, biasanya jamaah tersesat pada masa-masa awal tiba di Tanah Suci. Lebih dari separuh kasus jamaah tersesat terjadi pada fase tersebut. Apalagi, kebanyakan jamaah haji asal Indonesia berusia lanjut.
Sebab itu, menurutnya jamaah perlu lebih dahulu melakukan orientasi lingkungan pemondokan ketika pertama kali tiba. “Jangan langsung umroh. Kenali dahulu lingkungannya,” kata Sri di kantor Kemenag, Jakarta, Selasa (3/6).
Selepas itu, jika meninggalkan pemondokan sebaiknya membawa kartu nama hotel, dan jangan melepas gelang identitas jamaah. Di gelang tersebut, ada informasi maktab atau penginapan.
Selain itu, di gelang jamaah haji tahun ini ada barcode yang bisa dipindai petugas haji. Pindaian itu akan menunjukkan identitas jamaah serta lokasi pemondokannya.
Selain gelang, jamaah jangan meninggalkan dokumen identitas diri. Jamaah juga sebaiknya membawa peta pemondokan dan rute ibadah dan jamaah yang dibagikan PPIH Kemenag.
“Jangan pergi sendirian, berbahaya. Usahakan pergi bersama teman-temannya,” kata Sri Ilham melanjutkan. Setelah itu, jamaah juga sebaiknya memberi tahu ketua rombongan atau ketua kloter mereka soal hendak pergi kemana.
Jika tersesat, jamaah juga tak perlu panik. Di dekat Masjidil Haram ada sektor khusus yang diisi anggota TNI-Polri. Jamaah bisa menuju sektor itu jika lupa jalan pulang ke maktab.
Berbekal identitas dan keterangan maktab, jamaah juga bisa meminta bantuan askar Arab Saudi. Biasanya mereka akan langsung mengantar ke maktab yang bersangkutan. “Dan jangan tukar-tukaran gelang deh. Nanti di Tanah Air saja,” kata dia.
Sumber : Republika.co.id