Azyumardi Azra Dukung KAMMI Masuk Kampus Guna Melawan Radikalisme
Prof. Azyumardi Azra (berbatik) bersama sejumlah pengurus KAMMI. (dakwatuna)
10Berita – Jakarta. Cendikiawan muslim Azyumardi Azra mendukung Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) untuk masuk kampus demi menangkal gerakan radikalisme. Pernyataan ini disampaikan dalam silaturahmi bersama Pengurus Pusat KAMMI di PPIM UIN Syarif Hidayatullah, Senin (16/7).
Hadir dalam silaturahmi kali ini Aza El Munadiyan Waketum PP KAMMI, Arjun Fatahillah Direktur RKP, Khaidir Ali Ketum Tangsel, Fajar Illahi Ketum Komsat Medsos UIN Jakarta, Abdus Somad Ketua LDK Syahid UIN Jakarta.
“KAMMI merupakan anak kandung reformasi, dengan platform Jayakan Indonesia 2045 maka tidak ada keraguan nasionalisme KAMMI. Sebagai gerakan mahasiswa yang berusaha menerapkan Islam yang menyeluruh dengan metode yang menyesuaikan zaman, KAMMI terbuka terhadap pemikiran dan gagasan moderat sesuai dengan nilai-nilai ke-Islaman,” Aza El Munadiyan mengawali penjelasannya.
“KAMMI sebagai tempat kaderisasi ideologi aktivis kampus calon pemimpin masa depan Indonesia menekankan pembinaan model Muslim Negarawan, kemudian peningkatan kualitas SDM, kontribusi sosial dan kemampuan akademik yang baik sehingga harapanya kelak mampu mengisi pos-pos strategia bangsa,” jelas pria yang menjabat Waketum PP KAMMI ini.
Sementara itu, Direktur Rumah KAMMI Peduli (RKP) Arjun Fatahillah menyatakan saat ini kami berperan aktif dalam bidang pemberdayaan masyarakat.
“KAMMI memiliki RKP sebagai wadah kepedulian kader KAMMI pada kejadian bencana, kemudian memiliki ratusan desa mitra sebagai sarana pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, pendidikan dan sosial,” tutur pria asal Jakarta ini.
Berbagai kegiatan positif KAMMI mendapatkan apresiasi dari Azyumardi Azra. KAMMI seharusnya diajak kerjasama oleh kampus untuk bersama-sama menangkal radikalisme. Azra mengakui perkembangan paham radikal di lembaga pendidikan tinggi di Indonesia makin marak.
“Penyebab radikalisme di kampus disebabkan oleh berkembangnya kelompok kanan ekstrem atau kalangan Islamis yang cenderung jihadis. Mereka berbentuk organisasi tanpa bentuk (OTB) yang bergerak bebas di kampus. Kampus saat ini tidak memiliki penangkal gerakan mereka karena dilarangnya organisasi ekstrakampus seperti KAMMI, HMI, PMII, IMM masuk kampus-kampus,” jelas Azra di awal diskusi.
“Organisasi ekstrakampus harus masuk kampus karena organisasi inilah yang memiliki akar ideoligi jelas, sistem kaderisasi, interaksi dengan berbagai pihak sehingga membuka wawasan pikiran dan pemahaman dari berbagai pihak. Berbeda dengan organisasi radikal yang bersifat tertutup. Model doktrinasi menjadi cara mencuci otak pemikiran demi tujuan tertentu,” jelas Profesor dari kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
“Saya menyangka bahwa KAMMI adalah organisasi intrakampus, namun setelah mendapatkan penjelasan dari PP KAMMI saya memahami bahwa KAMMI sama seperti HMI, IMM, PMII dan organisasi ekstrakampus lainnya,” jelas salah satu cendikiawan muslim Indonesia ini.
Beberapa waktu sebelumnya sempat ramai di pemberitaan mengenai pernyataan Azyumardi Azra mengenai KAMMI sebagai organisasi radikal. Setelah mendapatkan penjelasan dari PP KAMMI, Azra kemudian memahami tentang kondisi KAMMI dan gerakan mahasiswa di kampus-kampus saat ini kemudian meminta masukan dari KAMMI.
Akhir diskusi Prof Azra berkenan memberikan arahan dan masukan positif bagi KAMMI sebagai langkah selanjutnya dalam menangkal radikalisme di kampus. (AEM/whc/)
Sumber :dakwatuna