OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 03 Agustus 2018

Warning Untuk Jokowi, Elektabilitas Prabowo Melesat Bak Meteor

Warning Untuk Jokowi, Elektabilitas Prabowo Melesat Bak Meteor

Jokowi vs Prabowo. (Harianterbit.com)

10Berita, Waktu pendaftaran capres-cawapres sudah didepan mata. Rencananya, KPU mulai membukan pendaftaran pada 4 Agustus. Saat ini, elektabilitas petahana Presiden Jokowi memang masih tertinggi. Namun, harus dicatat, elektabilitas Prabowo justru naik pesat. Setidaknya itulah yang tercermin dari survei tervaru yang dirilis Alvara Research Center.

Dikutip Detik.com (3/8/2018), hasil survei Alvara menunjukkan elektabilitas Jokowi cenderung stagnan, sedangkan Prabowo melesat bak meteor. Alvara menggelar survei nasional pada 20-28 Juli 2018. Riset ini menggunakan multistage random sampling dengan melibatkan 1.142 responden berusia 17 tahun ke atas. Sampel diambil di seluruh provinsi di Indonesia, dengan jumlah sampel tiap provinsi proporsional terhadap jumlah penduduk.

Jokowi vs Prabowo. (Liputan6.com)

Chief Research Officer Alvara Research Center, Harry Nugroho mengatakan, rentang margin of error sebesar 2,95% dengan tingkat kepercayaan 95%. Sebelumnya, Alvara melakukan survei pada Februari dan Mei 2018. Dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya, elektabilitas Jokowi dan Prabowo meningkat. Jokowi sebelumnya di angka 46,8%, sekarang 48,4%. Menariknya, kenaikan Prabowo cukup tinggi, dari 27,2% menjadi 32,2%.

Sebagai petahana, sebenarnya elektabilitas Jokowi tersebut terbilang belum aman. Bandingkan dengan SBY dalam Pilpres 2009 dimana saat itu elektabilitasnya di kisaran 60%. Hal itu menjadikan kubu Jokowi harus bekerja keras untuk menaikkan elektabilitasnya. Jika tidak, bukan tidak mungkin Prabowo bisa menyalipnya meski juga harus kerja keras.

Jokowi vs Prabowo. (Metrotimes.news)

Hasil survei ini memang tidak bisa dijadikan acuan terkait hasil Pilpres nanti. Namun, setidaknya bisa menjadi gambaran umum kedua kubu dalam mempersiapkan cawapres masing-masing. Pasalnya, posisi cawapres dinilai sangat strategis untuk mendongkrak elektabilitas. Jika salah pilih, salah heran jika kalah dalam Pilpres nanti. (skhnews)

Sumber : Sukoharjonews