OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 28 September 2018

Siapa Yenny Wahid?

Siapa Yenny Wahid?

10Berita, PUTRI Presiden keempat Indonesia Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid mendukung Joko Widodo (Jokowi)- KH. Ma’ruf Amin di Pilpres 2019. Siapa Yenny Wahid?  Berikut profil singkatnya. 

Yenny Wahid yang bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid (lahir di Jombang, Jawa Timur, 29 Oktober 1974; umur 43 tahun) adalah seorang aktivis Islam dan politisi Indonesia.

Yenny Wahid adalah anak kedua dari pasangan Abdurrahman Wahid dan Sinta Nuriyah. Ia mempunyai seorang kakak, Alisa Wahid dan dua orang adik, Anita Wahid dan Inayah Wahid.

Pada tanggal 15 Oktober 2009 Yenny menikah dengan Dhorir Farisi. Tanggal 13 Agustus 2010 Yenny melahirkan putrinya, Malica Aurora Madhura. Yenny melahirkan anak keduanya, Amira, pada 14 Agustus 2012.

Seperti halnya ayahnya, Gus Dur, ia terlahir dalam lingkungan keluarga NU. Pola pikirnya pun tidak jauh dengan ayahnya yang lebih mengedepankan Islam yang moderat, menghargai pluralisme dan pembawa damai.

Setamat dari SMA Negeri 28 Jakarta tahun 1992, Yenny sempat menempuh studi Psikologi di Universitas Indonesia. Atas saran ayahnya, Yenny sebelum memutuskan keluar dari Universitas Indonesia dan menekuni studi Jurusan Visual di Universitas Trisakti. Ia melanjutkan studi administrasi publik di Universitas Harvard, Boston.

Selepas mendapat gelar sarjana desain dan komunikasi visual dari Universitas Trisakti, Yenny memutuskan untuk menjadi wartawan. Sebelum terjun secara khusus mendampingi ayahnya, Yenny bertugas sebagai reporter di Timor-Timur dan Aceh. Ia menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) antara tahun 1997 dan 1999. Saat itu, meski banyak reporter keluar dari Timor Timur, Yenny tetap bertahan dan melakukan tugasnya. Ia sempat kembali ke Jakarta setelah mendapat perlakuan kasar dari milisi, namun seminggu kemudian ia kembali ke sana. Liputannya mengenai Timor Timur pasca referendum mendapatkan anugrah Walkley Award.

BACA JUGA: Yenny Wahid Apresiasi Lagu ‘Wudhu’ yang diaransemen J-Rocks

Yenny juga terlibat dalam peliputan atmosfer Jakarta yang mencekam menjelang Reformasi 1998. Pada saat itu, Ia juga pernah ditodong senjata oleh oknum anggota ABRI yang sedang berusaha mensterilkan jalan lingkar Trisakti. Belum terlalu lama menekuni pekerjaannya, ia berhenti bekerja karena ayahnya, Gus Dur, terpilih menjadi presiden RI ke-4. Sejak itu, kemanapun Gus Dur pergi, Yenny selalu berusaha mendampingi ayahnya, dengan posisi Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik.

Setelah Gus Dur tidak lagi menjabat sebagai presiden, Yenny memperoleh gelar Master’s in Public Administration dari Universitas Harvard di bawah beasiswa Mason. Sekembalinya dari Amerika tahun 2004, Yenny menjabat sebagai direktur Wahid Institute yang saat itu baru berdiri. Hingga kini ia menduduki jabatan tersebut.

Semasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Yenny sempat mengabdi sebagai staf khusus bidang Komunikasi Politik dan aktif sebagai Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa. []

SUMBER: WIKIPEDIA
 Islampos.