Kisruh beras impor. Tribunnews
10Berita, Ribut beras impor antara Direkur Utama Perum Bulog Budi Waseso dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito tidak hanya membuat gaduh kabinet, namun seluruh republik. Kasus ini menjadi lampu kuning Jokowi mendekati Pilpres 2019.
Istana akhirnya turun tangan mencoba meredam polemik makin panas. Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Ahmad Erani Yustika, memastikan Presiden Joko Widodo sudah mendengar dan dipastikan akan turun tangan menengahi soal silang pendapat itu.
Dilansir Tempo, Rabu, (19/9/2018), Presiden pada dasarnya ingin agar beras sebagai barang kebutuhan pokok harus disediakan dalam jumlah yang cukup dan dengan harga terjangkau bagi masyarakat. Polemik impor beras akan secara gamblang dibeberkan ke publik setelah mendapat data yang lebih lengkap dan melakukan rapat koordinasi dengan para pihak terkait.

kompas.com
Kisruh dimulai ketika Bos Bulog Budi Waseso (Buwas) mengaku tak setuju dengan keputusan impor beras hingga 2 juta ton, di antaranya karena kesulitan mencari tempat untuk menyimpan komoditas tersebut jika telah sampai di Indonesia. Ironisnya, Mendag justru menambah panas ketika berkomentar soal penyimpanan beras di gudang itu urusan Bulog. Polemik berujung dengan keluarnya makian khas jawa dari mulut Buwas.
Kasus impor beras memang sudah lama menjadi sorotan. Mantan Menko Perekonomian era Gus Dur, Rizal Ramli, menyatakan Jokowi bisa kalah di Pilpres 2019 jika tak membatalkan rencana impor beras sebanyak 2 juta ton yang dilakukan Kementerian Perdagangan, Januari 2019. Sebab, katanya, rakyat akan marah dan kecewa dengan kebijakan tersebut.

kompas dan kumparan
Terlepas dari polemik di atas, ada dua hal yang sangat merugikan Jokowi. Pertama, Jokowi terbukti gagal melakukan swasembada pangan. Padahal dalam kampanye 2014, Jokowi jokowi akan menyetop semua impor pangan. Kedua, memanasnya hubungan Bulog dan Mendag membukakan mata rakyat bahwa sistem, manajerial yang dilakukan Presiden Jokowi sangat lemah.
Saling tuding di meja kabinet bukan sekali ini terjadi. Setidaknya masalah ini akan menjadi sasaran tembak Koalisi Adil Makmur Prabowo-Sandiaga dalam kampanya Pilpres 2019.(triaji) 
Sumber :UC News