OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 03 Oktober 2018

Gelar Budaya Berbau Syirik Sebelum Gempa Terjadi Di Kota Palu ?

Gelar Budaya Berbau Syirik Sebelum Gempa Terjadi Di Kota Palu 

 

10Berita Innalillahi wainnailahirajiun, korban jiwa gempa dan tsunami mencapai 1.234 orang, namun kemungkinan korban masih akan bertambah mengingat proses evakuasi belum selesai, termasuk gedung hotel Roa-roa yang belum sepenuhnya di evakuasi, belum lagi kelurahan yang banyak rumah tertimbun oleh tanah yang diakibatkan gempa bumi.

Begitu banyak korban yang diakibatkan gempa dan tsunami di palu dan donggala, namun ini tidak terlepas dari takdir yang maha kuasa, tidak akan datang suatu bencana kecuali Allah SWT tidak menghendakinya.

Namun perlu kita ketahui ada sedikit cerita sebelum gempa bumi dan tsunami terjadi di palu dan donggala, yakni event tahunan Festival Pesona Palu Nomoni, seperti dilansir www.pedomanwisata.com (02/10/18).

Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018 dilaksanakan pada tanggal 28 - 30 September 2018 di palu, terlihat dari akun instagram istri wakil walikota palu ini menposting jadwal acara event nomoni :

www.Instagram.com/adeliapasha

Acara ini akan dipusatkkan di Sepanjang Pesisir Teluk Palu, dimulai dari ujung Hotel Wina Pantai sampai ujung menuju belokan menuju Swiss Bell Hotel.

Dalam acara tahunan ini bertujuan mengungkap kembali kearifan budaya masa lalu yang sudah ratusan tahun tenggelam, kemudian dimunculkan kembali dibalut dengan kemasan atraksi seni pertunjukan yang mengangkat kembali nilai-nilai kebudayaan yang arif dan luhur.

Namun diketahui ada sebagian netizen mengaitkan event nasional nomoni ini berkaitan dengan datangnya gempa dan tsunami, Seperti screenshot dibawah ini :

www.whatsApp.com/Klaberstudia_Klabersmua

Karena dalam event ini ada kegiatan yang mencerminkan suatu budaya musyrik yaitu dengan adanya seserahan yang dilakukan disungai tepatnya dibawah ikon kota palu yaitu jembatan kuning, seserahan ini dianggap sebagai kegiatan menyekutukan Allah SWT, hanya Allah SWT yang maha mengetahui apakah kegiatan ini termasuk musrik atau tidak, yang pastinya kita manusia biasa hanya bisa berdoa, mematuhi perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

Bagaimana pandangan sahabat unik tentang adanya seserahan yang dimaksudkan memelihara dan menghidupkan kembali budaya daerah ?

Sumber : Info unik, UC News 

Related Posts: