OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 21 November 2018

Cukup Satu Kali Menang Pilpres, Prabowo Sudah Bisa Menjadi...

Cukup Satu Kali Menang Pilpres, Prabowo Sudah Bisa Menjadi...


Perjalanan hidup Prabowo penuh dengan perjuangan dan jatuh bangun.
Prabowo SubiantoInstagram @gerindra


10Berita, JAKARTA - Terlepas dari apapun pilihan politiknya, sepak terjang Prabowo Subianto patut diakui sebagai salah satu perjalanan hidup yang sangat 'seru'.
Bagaimana tidak, seorang anak bangsawan yang kaya raya justru memilih menjadi tentara.

Tidak manja, Prabowo muda terbukti terpilih sebagai anggota Kopassus. Konsekuensinya tentu saja, Prabowo muda harus jauh dari kesan 'mental-mentul' yang dulu pernah ia nikmati.
Tidak disangka, pemuda yang sejak kecil berada di luar negeri itu justru bersinar di militer. Setelah dua puluh tahun mengabdi sebagai prajurit, Prabowo diangkat menjadi Danjen Kopassus dan Pangkostrad beberapa tahun kemudian.
Melihat rekam jejak dan 'kecepatan' Prabowo dalam menapaki karir, sudah tidak diragukan lagi jika ia adalah salah satu yang tercepat mencapai pangkat bintang tiga.
Namun sayang, semuanya harus berakhir di tahun 1998. Tak hanya karir, namanya pun tercoreng. Melengkapi itu semua, rumah tangga yang sudah dibangun selama 15 tahun juga kandas.


Selepas tahun 1998, Prabowo sendiri pernah mengaku dirinya sempat down. Namun berbekal semangat juang di militer, Prabowo akhirnya bangkit dan kembali menata hidup.
Beberapa tahun kemudian, Prabowo kembali ke Indonesia. Bukan sebagai tentara, Prabowo yang saat itu berusia awal 50-an tampil sebagai pengusaha dan politisi.
Mengikuti konvensi capres Partai Golkar tahun 2004, Prabowo kalah dari Wiranto. Tidak menyerah, mantan Danjen Kopassus ini akhirnya mendirikan partai sendiri; Gerindra.
Bermaksud ingin jadi capres, langkah Prabowo agak 'terhalang' dan harus puas sebagai cawapres. Telah berkompromi sebagai calon orang nomor 2, Prabowo tetap harus menelan pil pahit dan kalah pada Pilpres 2009.
Namun akibat kekalahannya, nama Prabowo justru makin bersinar. Antara tahun 2010-2013, elektabilitas Prabowo sebagai capres berada di puncak. Didukung banyak parpol, Prabowo maju lagi di tahun 2014.
Sayang sekali lagi, ada seorang tokoh baru yang sedang naik daun; Joko Widodo. Meski banyak yang memprediksi banyak menang, Prabowo yang notabene lebih senior justru kalah tipis. Sekali lagi, sang jenderal gagal.

Lalu apakah Prabowo menyerah? Tidak! Prabowo terbukti maju lagi di Pilpres 2019. Kalah dan bangkit, kalah lagi dan bangkit lagi, itulah ringkasan perjalanan hidup Prabowo Subianto selama beberapa puluh tahun terakhir.
Jika melihat sepak terjang Prabowo, para pecinta biografi pasti dengan cepat teringat dengan sosok Thomas Edison sang penemu lampu hingga Abraham Lincoln yang berkali-kali gagal sebelum akhirnya menjadi presiden amerika.
Kabar baiknya, jika Prabowo menang pada Pilpres 2019, Prabowo akan tercatat sebagai orang yang berkali-kali gagal dan akhirnya memperoleh kemenangan; persis seperti yang dialami Edison hingga Lincoln.
Apalagi jika kelak Prabowo memutuskan untuk menjadi motivator atau trainer pasca penisun dari dunia politik, dapat dipastikan mantan Pangkostrad ini akan menjadi yang terlaris.
Bagaimana tidak? Di kala motivator lain menyuguhkan cerita kegagalan bisnis hingga kurangnya modal, Prabowo kelak akan menyuguhkan cerita yang lebih seru dan mendebarkan. Mulai dari kerasnya latihan di gunung, hutan, peperangan nyata, difitnah banyak orang, gagal nyapres berkali-kali, hingga akhirnya sukses sebagai Presiden Indonesia.
Namun tentu saja, itu semua hanya akan terwujud jika Prabowo menang pada Pilpres 2019. Mungkinkah Kawan Jitu?
Sumber : jitunews