OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 07 November 2018

'Tampang Boyolali' Vs 'Sontoloyo', Sudjiwo Tedjo: Saya tak Berani Kritik Jokowi karena Cebong-cebongTribun Solo

'Tampang Boyolali' Vs 'Sontoloyo', Sudjiwo Tedjo: Saya tak Berani Kritik Jokowi karena Cebong-cebongTribun Solo 

Sujiwo Tejo

10Berita  - Budayawan Sudjiwo Tedjo turut berkomentar terkait 'Tampang Boyolali' dan 'Sontoloyo' yang akhir-akhir ini tengah menjadi perbincangan.
Seperti diketahui, kata 'Sontoloyo' sempat disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri pembagian sertifikat tanah di Kebayoran Lama, Jakarta, pada Selasa (23/10/2018).
Sedangkan, 'Tampang Boyolali' ada dalam pidato yang disampaikan oleh calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara peresmian Kantor Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018).
Menurut Sujiwo Tejo, kata-kata tersebut sah-sah saja disampaikan, tetapi tergantung tujuan.
"Saya kira itu enggak apa-apa, tapi tergantung tujuan," kata Sujiwo Tejo dalam acara Indonesia Lawyers Club dengan tema "Tahun Politik Makin Panas: Tampang Boyolali vs Sontoloyo" pada Selasa (6/11/2018).
Ia berharap pada setiap kubu, baik kubu Jokowi maupun Prabowo untuk sama-sama adil.
Di mana keduanya saling melihat kelebihan dan kekurangan masing-masing dan tidak saling menjelekkan.
Pria berusia 56 tahun itu juga menganggap apa yang dikatakan Prabowo bukan berarti merendahkan.
• Prabowo
"Kalau elit mengatakan kepada massa terhadap sentimen kemiskinan, itu enggak juga," ujar Sujiwo Tejo.
Sujiwo Tejo lantas mempertanyakan apakah bahasa sebagai simbol atau lebih merujuk ke fakta.
Ia juga mempertanyakan sampai kapan hal-hal itu terus terjadi.
"Sontoloyo diperdebatkan, ini (tampang Boyolali) diperdebatkan," ujar Sujiwo Tejo.
Terkait bahasa, ia mencontohkan penggunaan kata-kata yang dianggap sejumlah orang tidak pantas, namun bagi sebagian orang hal itu biasa saja.
Menurutnya, hal itu harus sesuai konteks.
Selanjutnya, Sujiwo Tejo memberikan tantangan kepada kubu Jokowi dan Prabowo.
"Sekarang saya tantang, bisa enggak kubu Jokowi memaafkan Prabowo? Tanpa mengungkit soal Ahok. Atau kalau kubu Jokowi enggak bisa memaafkan, nanti Prabowo yang bilang gitu, kan kita enggak tahu," ujarnya.
Tak hanya itu, Sujiwo Tejo juga mempertanyakan kenapa akhir-akhir ini apa-apa serba sensitif, sementara dulu tidak seperti itu.
Keadaan itulah yang membuat Sujiwo Tejo lebih berhati-hati dalam melontarkan komentar.
"Saya sekarang tidak berani mengkritik Jokowi karena Raja Antoni (Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia) itu di Twitter," ungkap Sujiwo Tejo.
Berbeda dengan masa pemerintahan presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat itu, Sujiwo Tejo mengaku berani mengungkapkan kritikannya.
"Saya sekarang enggak berani, apa karena semakin tua atau karena cebong-cebong ini loh," ujarnya sambil menunjuk sejumlah bintang tamu lain.
Di akhir penyampaiannya, Sujiwo Tejo memberikan sebuah pesan kepada kedua calon presiden periode 2019-2024.
"Kalau pak Jokowi ingin meraih kemenangan terhormat, jangan dilemahkan pak Prabowo, justru kalau pak Prabowo lemah, kuatkan. Dan sebaliknya," pungkasnya.
Simak video selengkapnya berikut ini:

(TribunSolo.com/Rohmana Kurniandari)

Related Posts:

  • Objektif dalam Jurnalistik, Mungkinkah? Objektif dalam Jurnalistik, Mungkinkah? Oleh: Irfan Saeful Wathon, S.I.Kom. (Alumni Prodi Ilmu Komunikasi Fisip Unpas) Tujuan seorang wartawan muslim adalah tawashaw bil haq (menyampaikan kebenaran). Yang pada int… Read More
  • Selamatkan Generasi dari LGBT Selamatkan Generasi dari LGBT Oleh: Endang Noviyani (Ibu Rumah Tangga) 10Berita, Perbincangan mengenai kasus LGBT sekarang ini semakin marak diperbincangan di tengah masyarakat, apalagi setelah kasus ini diangkat menjad… Read More
  • Dhani, Pergulatan Hidup Dalam Pluralisme Hingga Akhirnya TobatPengakuan Mengejutkan Ahmad Dhani, Pergulatan Hidup Dalam Pluralisme Hingga Akhirnya Tobat Sebuah pengakuan dari Ahmad Dhani:10Berita, Sejak 1998 saya akrab dengan Gus Dur, sejak itu pulaSaya mendalami isi pikiran Gus Dur t… Read More
  • Media Islam Di Tengah Gelombang Pilkada 2018 Media Islam Di Tengah Gelombang Pilkada 2018 Oleh: Roni Tabroni* 10Berita, Tahun 2018 diberi stempel tahun politik. Entah siapa yang memulai. Yang jelas di tahun ini ada 171 daerah yang melakukan Pilkada serentak, terdiri da… Read More
  • Bagaimana Generasi Shalahuddin Lahir?Bagaimana Generasi Shalahuddin Lahir? 10Berita, Jatuhnya Baitul Maqdis ke tangan kaum Kristen tidak lepas dari pengkhianatan yang dilakukan oleh Bani Fathimiyyah di Mesir, yang menganut Syiah Ismai’iliyyah. Khilafah &#… Read More