OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 22 Januari 2019

Antara Ambisi Terkenal dengan 4 Wanita Surga

Antara Ambisi Terkenal dengan 4 Wanita Surga

Oleh: Erna Iriani, S.Pd.
(BKLDK NIsaa Purwakarta)
10Berita  MENJADI orang yang terkenal di era modern hari ini dirasa mudah. Segala sesuatu yang serba digital membuat manusia bisa melakukan berbagai hal dengan mudah bahkan membuat terkenal.
Banyak Muslimah yang hari ini tergiur untuk bisa terkenal di media sosial. Menurutnya menjadi orang terkenal itu lebih mudah mendatangkan pundi-pundi rupiah untuk bisa memenuhi gaya hidup.
Berbagai cara dilakukan agar bisa menjadi orang yang terkenal hingga parahnya menyingkirkan rasa malu serta menggadaikan akidah Islam. Mulai dari joget-joget seperti orang kerasukan, nyanyi-nyanyi berharap suranya bisa masuk dapur rekaman, membuat hal lucu-lucuan dengan gila-gilaan, mengikuti challange unfaedah yang penting dianggap kekinian, serta hal-hal lainnya dilakukan demi memperoleh follower yang banyak serta like yang banyak dan dikenal banyak orang melalui media sosial.

Tidak dapat dipungkiri sistem kapitalis hari ini membawa wanita untuk tergiur dengan pujian. Parahnya gaya hidup tinggi membawa wanita gila akan harta. Agama dikorbankan demi dunia, harga diri dikorbankan demi uang yang tak seberapa.
Sebenarnya siapa panutanmu? hingga menjadikan gaya hidup tinggi sebagai acuan hidup di dunia ini.
Jelas bahwa panutanmu bukan wanita-wanita dalam Islam. Kau hanya tergiur dengan kehidupan mewah wanita barat yang hedonis.
Karena Islam punya teladan yang sangat baik yang harusnya diteladani. Mereka bukan wanita yang gila harta ataupun gila pujian. Mereka adalah wanita yang ketaatannya luar biasa.
Nabi saw bersabda: “Wanita penghuni syurga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Mazahim istri firaun. (HR. Ahmad, thabrani, hakim, thahawi dalam shahih Al jami’ As Saghir no. 1135 dan silsilah hadits al-shahih no. 1508)
Khadijah binti Khuwailid adalah wanita dari kalangan saudagar. Kehidupannya kaya raya, tapi harta bukan yang utama yang dicari olehnya. Pada masanya Khadijah bisa saja memilih tetap hidup mewah dengan meninggalkan Nabi saw pada peristiwa pemboikotan. Bayangkan saja peliknya kehidupan selama 3 tahun diboikot membuat kaum Muslim hidup menderita bahkan mereka sampai memakan rumput dan daun-daunan yang ada disekitarnya demi bertahan hidup. Tapi, Khodijah memilih untuk tetap mendapingi Nabi saw dan meninggalkan segala kemewahan demi ketaatan kepada Allah swt. dan Rasul-Nya. hingga Allah swt hadiahkan surga untuk Khadijah karena ketaatannya.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, meriwayatkan bahwa Jibril ‘alaihis salaam mendatangi Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan berkata, “Sampaikan salam kepada Khadijah dari Allah dan dari aku. Beritahu kepadanya bahwa baginya sudah disediakan rumah di surga terbuat dari batu bata permata yang tidak ada keributan dan rasa lelah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wanita lainnya adalah Maryam binti Imran.
Maryam sangat menjaga kesucian dirinya. Ia tidak sembarangan berdekatan dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Ia tidak menggoda laki-laki dan juga menjauhi godaan mereka. Apakah wanita tergoda dengan laki-laki? Ya, karena secara naluri, wanita pun memiliki ketertarikan kepada laki-laki. Dan wanita yang baik adalah yang menjaga diri untuk membuat laki-laki tergoda dan menjaga diri dari godaan laki-laki.
Pernah suatu ketika Jibril datang kepada Maryam. Datang dalam fisik laki-laki yang sempurna. Namun Maryam tetap menjaga dirinya. Allah Ta’ala berfirman,
فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا. قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا
“Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus ruh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”. (QS. Maryam: 17-18).
Melihat laki-laki yang sangat sempurna ketampanannya, Maryam tidak terkecoh dengan merendahkan dirinya mencoba menarik perhatian laki-laki tersebut. Ia malah berlindung kepada Allah dan meminta laki-laki tersebut menjauh. Hingga akhirnya Jibril mengatakan,
قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا
Ia (jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”. (QS. Maryam: 19).
Barulah Maryam tahu bahwa laki-laki tersebut tidak bermaksud menggoda dan mengganggunya. Dan ia juga bisa menjaga diri darinya. Ternyata ia adalah malaikat yang Allah utus untuk menemuinya.
Selanjutnya ada Fatimah putri Rasulullah saw. Fatimah adalah anak kesayangan Rasulullah. Meskipun dia adalah putri dari orang nomor satu di dunia, Fatimah tidak pernah menyombongkan diri. Bahkan, dalam urusan memilih jodoh, dia sangat patuh pada pilihan Rasulullah, meskipun orang yang dijodohkan kepadanya bukanlah seseorang yang bergelimang harta, yakni Ali bin Abu Thalib. Baginya, dalam memilih pasangan, kekayaan harta bukanlah tolak ukur, melainkan keimanan dan ketakwaan orang yang kelak mendampinginya dalam mengarungi bahtera rumah tanggalah yang paling penting.
Dan yang selanjutnya adalah Asiyah binti Muzahim, istri dari Firaun. Asiyah hidup berdampingan dengan orang yang paling sombong dan paling angkuh. Bahkan karena keangkuhannya itu membawa dirinya mengaku sebagai tuhan. Hidup sebagai ratu mesir tidak membuat Asiyah ikut angkuh bahkan Asiyah menjadi orang yang mengimani ajaran yang dibawa nabi Musa as. Asiyah bisa saja hidup mewah sebagai ratu dengan bergelimang harta juga hidup dengan penuh pujian dari rakyatnya. Tapi, itu tidak dipilihnya. Asiyah lebih memilih hidup dengan taat kepada Allah swt. Walau nyawa harus menjadi taruhannya. Asiyah wafat karena siksaan pedih yang dilakukan oleh suaminya.

Lalu bagaimana dengan wanita hari ini? Masihkah menjaga kehormatan dan berjuang demi ketaatan? Atau lebih tergiur dunia yang hanya sementara?
Bila kita hari ini berharap terkenal, sudahkah seperti Khadijah yang sabar dalam menghadapi peliknya dakwah?
Bila kita hari ini berharap terkenal, sudahkah menjaga kehormatan sebagaimana Maryam?
Bila kita hari ini berharap terkenal, sudahkah kita berbakti kepada kedua orang tua seperti Fatimah?
Bila kita hari ini berharap terkenal, sudahkah kita seperti Asiyah yang memilih akhirat daripada dunia?
Mereka terkenal karena ketaatannya. Kalau kita hari ini berharap terkenal maka karena apa kita terkenal. Karena ketaatan atau malah karena kemaksiatan akan pelanggaran hukum syara?
Biarkan tak terkenal di dunia. Mungkin dengan ketaatan kita terkenal di surga karena menjadi perbincangan para bidadari surga. Dunia hanya persinggahan sementara yang kelak kita akan kembali kepada Allah swt. []

Sumber : Islampos