OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 06 Januari 2019

Dilema Beban Debat Pilpres

Dilema Beban Debat Pilpres



10Berita  - DEBAT kandidat presiden bagian dari kultur demokrasi. Tahun 1960, debat di televisi antara John F. Kennedy dan Richard Nixon disaksikan 70 juta orang. Kennedy mencukur Nixon dengan kalimat “not ready for prime time”.

Gerald Ford tumbang karena salah ucap “Soviet Union didn’t dominate Eastern Europe”. Ronald Reagan di atas angin dengan slogan “there you go again” kepada Jimmy Carter.

Paslon Ko-Ruf No. 1 over defensif menghadapi debat pilpres.

Mungkin, keringat dingin mengucur setiap kali mereka membayangkan debat melawan Prabowo-Sandi. Makanya mereka menolak Rosy, Karni iLyas, Bambang Wijoyanto dan ngga mau presentasi visi-misi.

“Petahana rasa penantang,” kata Sudirman Said. “Penantang lebih pede tidak keberatan atas apapun,” lanjutnya.

Mestinya, Joko-Maruf tidak perlu kuatir. Sekalipun menurut James Stimson dari UNC, debat capres mengubah hasil polling tetapi angkanya hanya 2.3 poin. Tidak berarti saat survei Denny JA menyatakan Paslon Ko-Ruf No. 1 unggul 24% dari Prabowo-Sandi. Kocak…!!

Biar Tim Paslon Ko-Ruf No.1 semakin percaya diri, ada baiknya dikutip hasil riset Harvard’s Sunshine Hillygus dan Stanford’s Simon Jackson yang menemukan negative effects atas undecided voters pada debat Al Gore tahun 2000. Menurut mereka, efek debat itu sangat lemah, and at worst nonexistent.

Kekalahan final Paslon Ko-Ruf No.1 bukan pada debat capres. Tetapi bisa dijelaskan dengan Lima Axioma William L. Benoi. Dan ini sangat penting. Bang Sandi mesti baca.

Ke-Lima Axioma Benoi itu adalah “Voting is a comparative act, Candidates must distinguish themselves from opponents, Distinguish Political campaign messages, Acclaiming-attacking-defending, policy and character.”

Selama lima tahun, Joko Widodo telah menyatakan siapa dirinya, janji-janji, policy dan karakternya.

Planga-plongo dan usia tua adalah “a deadly combination card”. Plus, inkonsistensi sikap Kyai Maruf menambah kerusakan elektabilitas.

Seputar policy, Jokowi mudah diserang. Puluhan janji kampanye 2014 yang tidak ditepati membuat his future plans dan general goals menjadi tidak valid. Rumusan singkatnya “past deeds, future plans, and general goals.”

Rumus “G2=C+JK” artinya hanya Chebong yang percaya kepada orang yang terbukti umbar janji kampanye dan tidak ditepati sama dengan Go-block kuadrat.sumber: rmol

Penulis adalah aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KOMTAK).


Sumber : 

Related Posts:

  • Kritik Jokowi Bagi-bagi Sembako, Dosen di Malut Diperiksa PolisiKritik Jokowi Bagi-bagi Sembako, Dosen di Malut Diperiksa Polisi 10Berita, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Hasby Yusuf diperiksa Reskimsus Polda Malut setelah mengkritik Presiden Joko Widod… Read More
  • PAN Makin Menjauh dari JokowiPAN Makin Menjauh dari Jokowi Logo PAN 10Berita, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan mayoritas kadernya tidak mendukung Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon presiden pada P… Read More
  • Yusril: Pepres TK Asing Tidak Sesuai Dengan Janji Kampanye JokowiYusril: Pepres TK Asing Tidak Sesuai Dengan Janji Kampanye Jokowi 10Berita – Yusril Ihza Mahendra menegaskan akan mendampingi Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan uji materil Perpres No 20 Tahun 2018 tentang… Read More
  • Kuda Hitam Anies Baswedan Kuda Hitam Anies Baswedan Oleh: Hersubeno Arief (Jurnalis senior, konsultan media) 10Berita, Hiruk pikuk bocoran dari Romahurmuzy (Romy) soal Prabowo ingin menjadi cawapres Jokowi, pertemuan dan telfon-telfonan antara Luhut … Read More
  • Belum Dipinang Parpol, Gatot Mulai Serang JokowiBelum Dipinang Parpol, Gatot Mulai Serang Jokowi Referensi pihak ketiga 10Berita, Suhu politik menjelang Pilpres 2019 makin menghangat. Setelah resmi pensiun dari TNI per 1 April 2018, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gat… Read More