Saran Gerindra ke Romi dan Bowo: Jujur Saja Siapa yang Suruh Serangan Fajar saat Pilpres
10Berita – Politisi PPP Romahurmuziy (Romi) dan politisi Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso diimbau berani buka mulut atas kasus dugaan korupsi yang dihadapi. Khususnya, jika dugaan korupsi yang dilakukan itu berhubungan dengan pemenangan pilpres.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono meminta keduanya untuk mengajukan diri sebagai justice collaborator ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Jika itu dilakukan, maka kesaksian yang diberikan akan meringankan pidana yang nanti diterima.
“Nah saya harap Bowo dan Romi berani testimoni ya, agar nanti hukumnya bisa ringan,” katanya kepada wartawan, Jumat (29/3).
Penangkapan Romi terjadi pada 33 hari menjelang Pemilu 2019. Arief menilai aksi korupsi Romi tidak menutup kemungkinan untuk mencari dana kampanye bagi pasangan capres yang diusung.
Begitu juga, Bowo Sidik Pangarso yang diduga telah menerima suap dari Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK), Asty Winasty, jelang beberapa minggu sebelum hari pencoblosan. Suap itu diduga kuat berkaitan dengan kerjasama pengangkutan bidang pelayaran untuk distribusi pupuk.
Adapun total uang yang disita KPK sebesar Rp 8 miliar, yang dimasukkan ke dalam 400 ribu amplop dengan pecahan Rp 50 ribu dan Rp 20 ribu. KPK menduga amplop-amplop itu akan digunakan sebagai serangan fajar saat pemilu.
Banyak spekulasi muncul bahwa uang tersebut juga dimaksudkan untuk kepentingan pilpres, mengingat jumlah konstituen Bowo di tahun 2014 hanya 66 ribu.
Maka dari itu, lagi-lagi Arief Poyuono meminta dua orang yang berada di lingkaran kekuasaan itu untuk buka mulut, agar hukuman terhadap mereka menjadi ringan.
“Jujur saja siapa yang suruh dan untuk keperluan kampanye dan “serangan fajar” saat pilpres. Jika berani testimoni nanti akan saya mintakan keringan hukuman pada Romi dan Bowo yang merupakan sahabat saya,” pungkasnya. [rm]
Sumber: