OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 17 Maret 2019

Soal Taman Dilan, Warga Jabar Kecewa Sikap Berlebihan Ridwan Kamil

Soal Taman Dilan, Warga Jabar Kecewa Sikap Berlebihan Ridwan Kamil
 



10Berita,RENCANA pembangunan Taman Dilan atau Pojok Dilan, masih mengundang polemik di tengah masyarakat. Warga Jabar pada umumnya menolak rencana pembangunan yang digagas oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.

"Rencana pembangunan taman dengan diberi nama Dilan ini membuat saya secara pribadi sangat kecewa. Warga Jabar lain pun banyak yang satu suara dengan saya. Mereka menilai rencana ini sangat berlebihan," kata pemerhati sosial dan pendidikan dari Lembaga Bantuan Pemantau Pendidikan (LBP2) Jabar, Asep Maung, kepada wartawan, Senin (4/3/2019).

Asep mengatakan, kalaupun gubernur ingin memberikan apresiasi terhadap kesuksesan film Dilan, alangkah lebih baik penghargaan diberikan langsung kepada penulisnya, Pidi Baiq. Pasalnya, jika membangun taman dengan nama sesuai film, itu sangat berlebihan.

"Kalau ingin membangun taman bertema literasi sih sah-sah saja, itu bukan hal yang salah. Tapi kalau diberi nama Dilan, sangat berlebihan. Ini terkait dengan tokoh Dilan. Saya juga khawatir anak-anak tidak bisa mencerna isi film tersebut secara gamblang, karena ada adegan anak-anak SMA yang ikut-ikutan geng motor serta berpacaran dengan teman sekolahnya," ungkap Asep.

Asep khawatir film berdampak terhadap perkembangan akhlak generasi pelajar di Jawa Barat. Apalagi tingkat SMA yang cendrung sedang mencari jati dirinya.

"Kalau nanti ada taman atau pojok bernama Dilan, seolah-olah bahwa pdrilaku Dilan dan karakter Dilan itu harus dicontoh. Ini akan menjadi satu permasalahan moral tentunya," terangnya.

Lebih lanjut ia menilai, berkaitan dengan literasi akan lebih elok jika taman dinamai Taman Literasi. Atau bahkan lebih baik jika penamaan mengambil nama tokoh film di Jawa Barat.

"Saya rasa ada yang lebih fenomenal dan lebih cendrung sesuai dengan karakter budaya yang ada di Jawa Barat, contohnya almarhum Kang Ibing dengan Kabayannya dan Nyi Iteungnya. Saya rasa nama Kabayan dan Iteung orang se-Indonesia pun sudah tahu dan pasti identik dengan Jawa Barar. Kalau pun mau per orangan dengan mengedepankan nama dari pemeran, ya saya rasa almarhum Kang Ibing paling tepat," ungkap Asep.

Dengan masih adanya polemik di tengah masyarakat, Asep meminta gubernur mengkaji ulang rencananya dan tidam "merekedeweng". Artinya gubernur harus memikirkan aspirasi warga Jawa Barat dan jangan mengedepankan ide yang muncul dari inisiatif pribadi.

"Bukan artinya saya pribadi tidak menghargai tapi justru ini karena perhatian saya ke gubernur. Hemat saya, pembuatan taman, patung, prasasti atau apapun itu, diharapkan identik dengan nilai-nilai budaya dan sejarah atau dengan nama-nama pejuang pendahulu kita yang ada di Jawa Barat ini. Jadi jangan sampai jati teu kasilih ku junti," tandas Asep.

Sumber: Galamedia