OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 01 Maret 2019

Tampil Memukau, Sandi Sukses Patahkan 8 Pertanyaan Najwa Shihab

Tampil Memukau, Sandi Sukses Patahkan 8 Pertanyaan Najwa Shihab




10Berita  Calon Wakil Presiden Indonesia Sandiaga Salahudin Uno memenuhi undangan Najwa Shihab untuk hadir dalam acara Mata Najwa edisi Rabu, 27 Februari 2019.

Najwa langsung melontarkan sejumlah pertanyaan kepada Sandi, tercatat ada 8 pertanyaan yang dilempar Najwa.

Namun serangan pertanyaan beruntun dari Najwa berupa 8 pertanyaan jebakan berhasil patah. Benar-benar patah dengan jurus Penampilan Kalem dan Santun Sandi telah memukau siapa saja yang menyaksikannya.


Pertanyaan Pertama.

Najwa memulai dengan memutar doa Neno Warisman pada malam Munajat 212 di Monas, Jakarta, Kamis (21/2/19). Doa yang menguras emosi dan terinsipirasi dari perjuangan Nabi Muhammad yang mulia.

Sandi diam sejenak. Memperhatikan dengan cermat doa yang dibaca oleh Neno. Seketika itu, Najwa melontarkan pertanyaan pertama. Amat menohok.

"Bang Sandi, apakah Anda punya kekhawatiran yang sama dengan Neno Warisman yang mengkhawatirkan kalau Anda dan Pak Prabowo tidak menang tidak akan ada lagi yang menyembah Tuhan?" kata Najwa.

Sandi hanya butuh beberapa detik untuk menjawab. 

"Mbak Neno," kata Sandi dengan mengumbar senyum, "gak nyebut Prabowo-Sandi di situ."


Pertanyaan Kedua


Najwa melanjutkan pertanyaan kedua. "Anda tidak menyayangkan doa itu?" lanjut Najwa.

Sandi kembali menunjukkan kelasnya. Pertanyaan kedua ditumbangkan Sandi dengan jawaban yang berkelas. Dia ingin mengamalkan hadits Nabi untuk tidak mencampuri apa yang bukan bidangnya.

"Saya tidak layak berkomentar tentang doa. Saya sama sekali minim pengetahuan tentang doa." terangnya masih dengan senyum yang menyejukkan.


Pertanyaan Ketiga.

Dua kali dipatahkan, Najwa melanjutkan pertanyaan ketiga. Katanya tegas, "Interpretasi yang muncul, orang menyesalkan dan mengait-ngaitkan doa ini dengan politik?"

Sandi kembali menghindar dengan canggih. Dia hanya sedikit berkelit, mengembalikan semuanya kepada masyarakat yang menilai. "Interpretasi masyarakat kita serahkan kepada anggota masyarakat. Kalau saya melihat tadi, doa yang disampaikan Neno Warisman dari lubuk hati paling dalam, adalah bagian hubungan dia dengan Sang Pencipta." tegas Sandi, Najwa menyimak. Terlihat terkesima.

"Jadi," simpul Sandi menjelaskan jawaban, "sebuah doa adalah domain dari pengucap doa dan penerima doa, Allah Subhanahu wa Ta'ala."



Pertanyaan Keempat.

Najwa melanjutkan ke pertanyaan keempat. 

"Disampaikan di tempat terbuka dan berpotensi memicu konflik?' tanya Najwa.

Sandi menyampaikan jawaban dengan analogi super cerdas. Benar-benar santun, kalem, dan telak.

"Jangankan di ruang publik seperti itu tadi, kalau disampaikan di arisan saja dan anggota arisan ada yang pilih 01 dan pilih 02 pasti interpretasinya beda." ujar Sandi, kalem.



Pertanyaan Kelima

Najwa seperti menemukan momentum menyerang kembali. Katanya segera, "Jadi itu berpotensi menjadi konflik karena disampaikan di ruang publik oleh seorang politisi?"

"Marilah kita bijak melihat setiap doa, ungkapan, dan sebagainya dikembalikan kepada proporsinya masing-masing. Bangsa ini perlu narasi baru kalau kita kelola perbedaan dalam kesejukan, politik santun." lanjut Sandi, menyejukkan.

Sandi menjelaskan, dirinya kerap berpesan kepada Badan Pemenangan Nasional dan seluruh relawan agar mengedepankan kesantunan dan fokus kepada isu ekonomi. Pasalnya, masyarakat semakin susah mendapatkan kehidupan yang layak.


Pertanyaan Keenam

Mendengar penjelasan santun dari Sandi, Najwa masih berusaha mencari cela. Pada pertanyaan ke-enam, Najwa mengalihkan serangan ke BPN. "Apakah (pembacaan doa Neno dalam Malam Munajat 212) merupakan strategi BPN?" katanya, menukik.

"Itu bukan kegiatan BPN. Kalau kegiatan BNP, saya hadir. Saya gak hadir (jadi bukan kegiatan BPN)." tegas Sandi.


Pertanyaan Ketujuh

Najwa bersikukuh. Ia melanjutkan pertanyaan bernada memojokkan kepada BPN. Katanya, "Berarti BPN memanfaatkan (malam munajat 212) untuk kepentingan politik?"

"Tokoh-tokoh itu," lanjut Sandi, "diundang sebagai tokoh politik atau masyarakat, silakan dicek." tantang Sandi.

Sandi kemudian mencontohkan pernyataan Zulkifli Hasan saat Malam Munajat 212 soal pilihan Presiden. Kata Sandi, apa yang disampaikan Zul merupakan hal yang biasa. "Bagi saya, apa yang disampaikan Pak Zul, ini jokenya seringkali disampaikan; Nomor 1 dibuka, nomor 2 dicoblos." kata Sandi santai.


Pertanyaan Kedelapan.


"Jadi," pungkas Najwa lontarkan 'serangan' terakhir, "Anda merestui (doa Neno Warisman)?"

"Di tahun politik, apa pun yang kita lakukan selalu ada interpretasi politik. Jelas masyarakat terpolarisasi. Fokus kita bagaimana meyakinkan masyarakat yang belum mantap." pungkas Sandi.





Penampilan Kalem dan Santun mantan Wagub DKI Jakarta ini diakhiri dengan pujian.

Hadirin spontan bertepuk tangan. Jawaban Sandi mencerminkan kualitas kecerdasannya. Kemudian semilir angin mengantarkan pertanyaan, "Coba yang diundang kubu sebelah, pertanyaannya seganas ini atau tidak?"

Saya ingatkan kepada penanya, "Jangan seperti dengan orang tua. Kita hormati. Mari antarkan beliau menikmati hari dengan istirahat dan menulis buku di rumah. Cukup anak muda yang selesaikan persoalan negeri sebesar Indonesia ini."



sumber : tarbawia