FPI: Pasca Kerusuhan di Bawaslu, 57 Orang Masih Hilang
Ketua Tim Investigasi dari FPI, Habib Ali Al Attas juga menyebutkan bahwa saat ini TNI lebih humanis dalam menangani massa aksi yang anarkis.
“Sesungguhnya saat pasca reformasi itu diharapkan TNI polisi itu dipisah. Supaya diharapnya polisi itu lebih menegakkan keamanan, menegakkan hukum secara humanis. Tapi justru kenyataan dilapangan, faktanya justru TNI yang lebih humanis penanganan masa aksinya dari pada polisi,”ujarnya dalam Konferensi Pers di Tebet pada Jumat sore.
Dalam konferensi pers tersebut, Habib Ali menunjukkan beberapa bukti berupa video kekerasan yang dilakukan oleh aparat. Diantaranya video pengerusakan kendaraan dan bangunan yang dilakukan oleh rombongan didepan aparat kepolisian namun dibiarkan.
Selain itu, ada juga video pengeroyokan yang dilakukan aparat kepada seseorang yang diduga masih dibawah umur.
“Ini kejadian sudah kita konfirmasi terjadi di kampung Bali. Di Masjid Al-Huda sudah dikonfirmasi bangunannya seperti itu. Dalam KUHAP, ketika seseorang sudah ditangkap maka harusnya dibawa ke kantor polisi untuk diperiksa. Bukan kemudian dipukul secara membabi buta beramai-ramai,” imbuhnya.
Dalam tragedi 21-22 Mei, FPI juga menulusuri dan mengumpulkan data orang terluka dan hilang lewat posko pengaduan. Hingga kini, terhitung ada 57 orang yang belum diketahui keberadaanya. Habib Ali mengatakan, pihaknya kini tengah menelusuri keberadaan kelima orang tersebut.
Sumber: