OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 05 Juni 2019

Kisah Perantau Aceh di Jakarta, Rela Transit Malaysia Demi Tiket Murah

Kisah Perantau Aceh di Jakarta, Rela Transit Malaysia Demi Tiket Murah

"Ini pengalaman pulang ke kampung halaman harus ke luar negeri dulu, miris," ujarnya. #publisherstory
Malaya_Transit KLIA.jpg
Ruang tunggu di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Foto: Adi W
Oki Tiba jauh-jauh hari atau sekitar tiga pekan sudah membuat persiapan untuk mudik ke Aceh. Salah satu yang penting bagi pria yang kini bekerja sebagai profesional di Jakarta, ini adalah tiket pesawat. Awalnya ia sempat bimbang melihat harga tiket dari ibu kota ke Tanah Rencong: Rp 2,8 juta.
"Jadi aku memilih pulang dengan transit lewat Malaysia. Waktu itu aku membandingkan harga tiket langsung dari Jakarta ke Banda Aceh. Kebetulan ada kawan yang mengajak pulang lewat Malaysia," kata Oki Tiba, kepada acehkini, Minggu (2/6).
Tarif pesawat penerbangan domestik memang meroket. Apalagi menjelang lebaran. Alasan itu membuat Oki Tiba dan enam sejawatnya memilih pulang dengan transit ke Kuala Lumpur, Malaysia. Dari sana, kemudian baru terbang ke Aceh.
Hitung-hitungan, harga tiket pesawat pun jauh lebih murah. Dari Jakarta ke Kuala Lumpur, hingga tiba di Banda Aceh, tarifnya sebesar Rp 1,6 juta.
"Itu termasuk harga yang mahal dari harga biasanya menurut info dari teman aku," kata Oki Tiba.
WhatsApp Image 2019-06-02 at 13.32.22.jpeg
Imbas tiket mahal, Oki Tiba (kiri) keluarga dan rekannya, mudik dari Jakarta ke Aceh, terpaksa transit di Kuala Lumpur. Foto: Dok Pribadi
Harga lebih murah juga didapat oleh Ferdian Ananda Majni. Dengan rute yang sama: Jakarta-Kuala Lumpur-Banda Aceh, pria yang bekerja sebagai jurnalis di Jakarta, itu hanya merogoh kocek Rp 1,1 juta untuk nonbagasi.
"Untuk harga tiket paling murah penerbangan domestik saat saya mau pesan tiket itu, berkisar Rp 2,3 - 3 juta untuk maskapai Garuda dan Lion di beberapa aplikasi," kata Ferdian kepada acekini, Sabtu (1/6).
Ferdian memesan tiket pada 30 April untuk keberangkatan 26 Mei. Ia memilih menggunakan maskapai Air Asia dan menggunakan paspor karena harus transit di Malaysia. Itu salah satu alternatif, kata dia, ketika tarif pesawat penerbangan domestik di Indonesia sudah menggila.
Setelah melihat dan membandingkan harga di beberapa aplikasi layanan pemesanan tiket pesawat, Ferdian memilih memesan tiket pesawat langsung di aplikasi atau websitemaskapai Air Asia.
"Soal waktu pasti lama, karena harus transit di Kuala Lumpur. Karena ini pengalaman pertama, saya memilih transit sambil jalan-jalan juga di seputar bandara, saya transit sekitar enam jam," kata dia.
Soal paspor, Ferdian mengaku memang sudah ada dan bukan sengaja bikin paspor untuk mudik. Kalau harga tiket penerbangan domestik normal dan tidak melonjak drastis, Ferdian tidak ingin transit lewat Kuala Lumpur.
"Ini pengalaman pulang ke kampung halaman harus ke luar negeri dulu, miris," ujar Ferdian.
Kisah serupa juga diutarakan Reza Fahlevi. Perantau asal Aceh di Jakarta ini mengaku turut membanding-bandingkan harga tiket pesawat jauh-jauh hari sebelum mudik. Terakhir, ia memilih melalui jalur transit lewat Malaysia.
"Karena harga tiket pesawat penerbangan domestik mahal, dua kali lipat dibandingkan lewat Malaysia," kata Reza, Minggu (2/6).
WhatsApp Image 2019-06-02 at 15.36.28.jpeg
Tiket Reza, dari Jakarta ke Kuala Lumpur, baru ke Aceh. Dok. Reza
Usai Lebaran nanti, Reza Fahlevi memilih kembali ke ibu kota Indonesia melalui negeri tetangga. "Karena ada istri, pasti lebih hemat," kata dia.
Sedangkan Ferdian dan Oki belum punya rencana untuk kembali ke Jakarta melalui penerbangan domestik atau internasional. Namun Ferdian, punya satu harapan. "Kalau harga domestik kembali normal, saya memilih domestik. Karena kalau transit Malaysia, cukup lelah dan lama," kata dia.
Hal serupa juga dibilang oleh Oki. "Saya bawa anak-anak, mungkin domestik saja, biar tidak lama dan cukup melelahkan," ujar dia.
Reporter: Habil Razali
Sumber: