OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 11 Juli 2019

Waspadai Investasi China di Jambi

Waspadai Investasi China di Jambi

10Berita-KPK pernah memperingatkan pemerintah mewaspadai investasi dari Negeri Tirai Bambu itu. Menurut Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif, ada beragam alasan kenapa pemerintah harus berhati-hati.
Perusahaan China disebut KPK tak mengenal tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG).
Syarif merujuk data Foreign Corruption Practices Act (FCPA) yang menyebutkan China sebagai negara nomor satu dengan tingkat pembayaran tidak wajar atau improper payment.
Provinsi Jambi termasuk satu diantara daerah utama incaran investor China dan Hongkong.
Perwakilan perusahaan konstruksi asal Hongkong, ELL Environmental Holdings Ltd pernah menemui Gubernur Jambi. Mereka berniat investasi senilai Rp 7 Triliun di kawasan Ujung Jabung.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi Jambi kawasan Cidurian di Jakarta, Kamis 9 Mei 2019 itu, ELL Environmental Holdings Limited menyatakan minatnya mengembangkan Pelabuhan Ujung Jabung.
“Kami tertarik untuk berinvestasi pelabuhan di Provinsi Jambi, dengan nilai investasi Rp7 triliun,” kata Tommy Fahrizal mewakili Pimpinan ELL Environmental Holdings Limited.
Tommy mengatakan, di Ujung Jabung ELL Environmental Holdings bergerak dalam bisnis konstruksi pelabuhan, peti kemas dan pembangkit tenaga listrik.
Gubernur Jambi Fachrori Umar menyambut baik niatan itu. Tapi, senada dengan KPK, Fachrori meminta perusahaan menjaga kelestarian lingkungan.
“Harus benar-benar diperhatikan,”ujarnya.
Gubernur Jambi Fachrori Umar saat berdiskusi dengan Tommy Fahrizal mewakili Pimpinan ELL Environmental Holdings Limited.
Di era Gubernur Hasan Basri Agus (HBA), Fuhai Group Limited, Perusahaan Metalurgi Baja asal China, investasi di Ujung Jabung.
Komisaris Utama Fuhai Group, Lizhi Zhao investasi senilai Rp 14,4 Triliun untuk membangun kawasan industri di Ujung Jabung.
“Kami akan membangun kawasan industri yang di dalamnya terdapat pembangkit listrik, pelabuhan, smelter baja, hingga perkantoran,” ujar Komisaris Utama Fuhai Group, Lizhi Zhao, di Jakarta, Senin 28 Oktober 2014 silam.
Fuhai berniat menggandeng Unsteel Group dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk membangun proyek ini.
Dalam rancangannya, Smelter Fuhai akan memiliki kapasitas produksi mencapai 1,75 juta ton baja per tahun.
Dilaporkan Jambilink, pada tahun 2016 Fuhai sudah memperoleh izin prinsip pembangunan pabrik baja di lahan seluas 1.400 hektar dari pemerintah.
Fuhai terus melobi pemerintah agar bisa menggarap lahan seluas 4.000 hektar. Ambisi Fuhai menguasai seluruh lahan Ujung Jabung memantik spekulasi dan kekhawatiran.
“Untuk apa lahan seluas itu? Khawatir aja kalau jadi aktivitas lain disana,”ujar Ari Suryanto, aktivis NGO di Tanjab Timur.
Ia mengingatkan pemerintah tak sembarangan memasukkan investor asing. Izin konsesi lahan yang jumlahnya besar itu dinilainya tak lazim.
“Kayak mau bangun pangkalan militer saja,”cetusnya.
Kawasan Pelabuhan Ujung Jabung itu dibangun di atas lahan seluas 4.200 hektare dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2021.
Kawasan tersebut juga sudah ditetapkan sebagai kawasaan strategis yang dipertegas melalui Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jambi.
Sumber: KONFRONTASI
S