OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 08 September 2019

Akhir Nasib Penguasa Tiran

Akhir Nasib Penguasa Tiran

10Berita – Sunnah Allah ta’ala di dunia ini  tidak bisa tergantikan oleh siapapun, sekuat apapun seseorang tidak bisa merubah ketentuan dan ketetapan Rabb semesta alam, Allah ta’ala berfirman
سُنَّةَ اللَّهِ فِي الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ ۖ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا
ِArtinya, “Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah.” (Al Ahzab : 62)
Salah satu ketetapan Allah ta’ala adalah membalas segala kebaikan dengan kebaikan yang serupa, dan membalas segala keburukan dengan keburukan yang setara, bahwa الجزاء من جنس العمل yaitu balasan adalah sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, dan ini berlaku untuk semua makhluknya.
Menjadi penguasa merupakan amanah yang besar. Ketika seorang penguasa berbuat zalim kepada rakyatnya dan berbuat semena mena, maka Allah memberi ancaman kepada pemimpin tersebut. Merujuk pada keterangan Alquran,  setiap orang yang melakukan perbuatan zalim itu akan disiksa dengan siksaan yang pedih.
إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۚ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Artinya, ”Sesungguhnya, dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak, Mereka itu mendapat azab yang pedih.”(QS Asysyura : 42).
Dalam hadits ditegaskan bahwa para pemimpin dzalim yang menipu rakyat dengan janji-janji palsunya, diharamkan baginya surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنِ اسْتَرْعَاهُ اللهُ رَعِيَّةً ثُمَّ لَمْ يُحِطْهَا بِنُصْحٍ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الجَنَّةَ. متفق عليه. وفي لفظ : يَمُوتُ حِينَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاسِ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.
Artinya, “Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surga” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim). Dalam lafadh yang lain disebutkan : ”Ia mati dimana ketika matinya itu ia dalam keadaan menipu rakyatnya, maka Allah haramkan baginya surga
Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan kesusahan bagi para pemimpin zalim penindas rakyat.
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ هَذِهِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ. وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهَا فَاشْفُقْ عَلَيْهِ  رواه مسلم.
Artinya, “Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah ia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah ia”([Diriwayatkan oleh Muslim).
Selain itu, di dalam Al Quran kita bisa menemukan bagaimana akhir dari penguasa tiran dengan peradaban yang megah dari bangsa yang terdahulu. Salah satu kisah yang paling mengena adalah  kisah seorang pemimpin yang durhaka dan zalim, Fir’aun.
Pada masanya yang telah habis, Fir’aun karena kesombongannya dan sikap tidak adil terhadap rakyatnya, dia ditenggelamkan oleh Allah Maha Mulia, Maha Raja dari Semesta Raya.
وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ
Artinya, “Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Firaun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.” (Al-Baqarah:50).
Kekejaman Fira’un sebagai seorang penguasa dikisahkan di dalam kitab suci Al-quran, maka mari kita sedikit melihat dan merenung dengan apa yang diturunkan oleh Allah dalam kisah yang nyata ini? Kekejaman Fir’aun mungkin bila dirasakan sekarang sangatlah mengerikan, dia tidak menginginkan seorang laki-laki untuk hidup, lantas menyembelihnya khususnya di kalangan bani Israil. Dia hanya membiarkan anak perempuan yang bisa hidup dikerajaannya.
إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِي الْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءَهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ ۚ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
Artinya, “Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Firaun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al:Qashas:4)
Firaun bertindak semaunya terhadap rakyatnya dan memberlakukan untuk mereka sesuatu yang ia inginkan karena berkuasa terhadap mereka.
Barangkali masih banyak kekejaman yang tiada mampu dijelaskan disini seperti perbudakan yang merajalela, menindas bangsa yang lemah dan tak berdaya. Namun sungguh kita harus percaya bahwa memang benarlah adanya fir’aun adalah seorang yang diberi laknat oleh Allah ta’ala.
Sudah kita ketahui bahwa akhir dari kisah Fir’aun sama halnya dengan bangsa-bangsa yang membangkang akan kekuasaan Allah yang paling tinggi. Yang di Al-quran nampak benar tercatat beberapa bangsa yang dimusnahkan oleh Allah akibat ingkar kepadaNya.
كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ ذُو الْأَوْتَادِ، وَثَمُودُ وَقَوْمُ لُوطٍ وَأَصْحَابُ الْأَيْكَةِ ۚ أُولَٰئِكَ الْأَحْزَابُ، إِنْ كُلٌّ إِلَّا كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ عِقَابِ
Artinya, “Telah mendustakan (rasul-rasul pula) sebelum mereka itu kaum Nuh, ‘Aad, Fir’aun yang mempunyai tentara yang banyak, dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang rasul-rasul). Semua mereka itu tidak lain hanyalah mendustakan rasul-rasul, maka pastilah (bagi mereka) azab-Ku.” (Shad : 12- 14)
Fir’aun marah, seakan tidak mau mengalah kepada peringatan yang dibawa Nabi Musa. Dia memutuskan untuk menyerang Nabi Musa dan Bangsa Israil yang sudah keluar dari kota. Namun celakanya, kehendaknya yang membawa mereka kepada kehancuran yang nyata. fir’aun dan bala tentaranya ditenggelamkan oleh Allah sebagai seorang pemimpin yang tidak mau menyembah, menaati peraturan yang dianjurkan oleh penguasa Semesta Alam Raya, Allah Maha Mulia.
Fitrah seluruh manusia barangkali ketika seorang manusia didalam keadaan yang mencekam dirinya, keadaan musibah yang nyata, akan kembali mengingat kepada sang Penguasa, Allah Maha Mulia. Yang terjadi demikian itu telah nampak ada pada diri Fir’aun (sang pemimpin yang dzalim).
Diakhir adzab yang benar-benar diujung tanduk, dibeberapa kejahatan seorang pemimpin terhadap rakyatnya, kejahatan, kerusakan, fir’aun menyesali semua perbuatan dan menerima apa yang dibawa oleh ajaran Nabi Musa. Tapi rasanya penyesalan diakhir hidup tiada akan berarti ketika beberapa peringatan yang nyata telah nampak padanya.
Maha besar Allah, dengan segala kebaikannya, maka Allah mengabadikan tubuh fir’aun. Sebagai suatu peringatan bagi para pemimpin-pemimpin yang dzalim, yang tidak memperhatikan kehidupan para rakyat yang tertindas.
آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ، فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ، وَلَقَدْ بَوَّأْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ مُبَوَّأَ صِدْقٍ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ فَمَا اخْتَلَفُوا حَتَّىٰ جَاءَهُمُ الْعِلْمُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ
Artinya, “Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan, Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami, Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Israel di tempat kediaman yang bagus dan kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat). Sesungguhnya Tuhan kamu akan memutuskan antara mereka di hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu.” ( Yunus : 91-93)
Barangkali terdapat hikmah yang bisa kita ambil dari kisah di atas. Bagaimana Allah yang Maha Mulia tidak suka kepada pemimpin yang menyombongkan dirinya, pemimpin yang tidak memperdulikan rakyat yang tertindas, pemimpin yang tak pernah mau melihat keadaan para rakyat, pemimpin yang terus menggerus kekayaan menggunakan tangan rakyat, semua itu adalah perbuatan yang sangat keji.
Sungguh suatu peringatan yang benar nyata bagi seorang pemimpin yang berlaku sama seperti fir’aun. Wahai para pemimpin yang dholim ! Apakah engkau akan berubah sebelum nampak padamu adzab yang nyata? Apakah engkau akan menyesali semuanya ketika malaikat maut telah nampak pada mu didepan mata? Renungkanlah wahai pemimpin, janganlah engkau menyesal diakhir hayatmu telah tiba.!