OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 03 Oktober 2019

Perebutan Ketua MPR Mengerucut ke Dua Kubu

Perebutan Ketua MPR Mengerucut ke Dua Kubu


10Berita,JAKARTA. - Perebutan kursi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat kini mengerucut ke dua kubu. Semula hendak diramaikan oleh Golkar, Gerindra, dan PKB, kini hanya menyisakan Golkar dan Gerindra. Sementara di sisi lain, Dewan Perwakilan Daerah pun mengaku pantas mengisi kursi MPR1.

Mengerucutnya kubu ini seiring dilantiknya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Wakil Ketua DPR setelah sebelumnya santer disebut akan maju sebagai ketua MPR. Sampai kemarin sore, PKB belum menyebut siapa kadernya yang akan jadi satu dari sepuluh pimpinan MPR. Sementara Bambang Soesatyo yang diutus Golkar dan Ahmad Muzani dari Gerindra mantap siap ada di posisi Ketua MPR, bukan satu dari sembilan wakil.

Untuk diketahui Bambang Soesatyo resmi diutus Golkar sebagai pimpinan MPR setelah disepakati dalam rapat di DPP Golkar, Selasa 1 Oktober 2019. Beberapa kader dari partai lain pun mengaku siap mendukung Bambang untuk menjadi Ketua MPR yang pada periode sebelumnya dijabat oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan.

Sekretaris Jenderal PPP, Arsul Sani misalnya menyebut kalau partainya sepakat MPR dipimpin oleh Bambang Soesatyo. Meski dirinya yang diajukan PPP sebagai wakil di MPR, namun Arsul menilai kalau partainya cukup tahu diri. Seperti diketahui pada Pileg 2019, PPP cukup mepet dengan ambang batas parlemen karena hanya mengantungi 6.323.147 atau 4,52 persen suara.


"Memang DPP PPP memutuskan tadi malam bahwa untuk pimpinan MPR yang merupakan jatah PPP saya yang diajukan. Tapi PPP tahu dirilah, ya Mas Bamsoet (sapaan Bambang Soesatyo) yang paling pas," kata Arsul di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu 2 Oktober 2019.

Menurut dia, Bambang juga dikenal sebagai sosok yang bisa mengayomi semua masyarakat dan kinerjanya sebagai Ketua DPR periode 2014-2019 sudah terukur. Dirinya menyebutkan, PPP secara terbuka telah menyampaikan dukungan untuk mendukung Bambang jadi ketua MPR.

Tak hanya PPP, NasDem melalui Sekretaris Jenderalnya Johnny G Plate juga melihat kuatnya peluang Bambang Soesatyo untuk maju sebagai Ketua MPR. NasDem sendiri mengajukan salah satu kadernya Lestari Moerdiah di MPR. Johnny pun menegaskan pemilihan Ketua MPR mesti lewat jalur musyawarah mufakat.

Sementara itu, Juru Bicara Fraksi Gerindra MPR RI Andre Rosiade menyebut sejak awal Gerindra mengajukan nama Muzani sebagai calon Ketua MPR bukan Wakil Ketua. Lobi dan komunikasi politik pun sudah dibangun dengan seluruh fraksi di MPR termasuk DPD.

“Pak Bamsoet saya tahu hari ini mengundang sekretaris fraksi (untuk lobi), itu hak beliau. Dinamika itu biasa. Semua sedang berjalan dan dinamis tapi Gerindra mendukung bang Muzani sebagai Ketua MPR dan bukan wakil ketua,” kata Andre.

Menurut dia, pihaknya tentu terbuka dengan metode pemilihan musyawarah mufakat. Namun jika jalannya buntu bukan tidak mungkin nanti akan dilakukan secara voting. Dia pun meminta parpol lain yang punya polemik internal tentang perebutan pimpinan, jangan sampai penyelesaiannya berefek ke lembaga MPR RI.

Sementara itu, lobi-lobi hingga kini masih terus dilakukan. Beberapa partai seperti PKB, PDIP, dan Demokrat memang belum menyebut siapa calon wakilnya di kursi pimpinan MPR nanti, namun hingga kini ketiganya juga tampak tak bermanuver tinggi mengejar tampuk MPR 1.

DPD pun Siap

Dari DPD setidaknya sudah ada empat nama yang beredar untuk maju sebagai pimpinan MPR dari fraksi DPD. Empat nama itu adalah Fadel Muhammad, Jimly Asshiddiqie, Yorris Raweyai, Dedi Iskandar Batubara. Menurut Jimly, sosok dari DPD pun punya peluang untuk jadi Ketua MPR.

“Peluang untuk DPD jadi Ketua MPR tuh besar, karena semua partai kan sudah ada porsinya dan porsi terbesar DPD,” kata Jimly.

Agenda pemilihan Ketua MPR yang sedianya digelar Rabu pun dijadwalkan ulang menjadi Kamis 3 Oktober 2019 malam. Penjadwalan ulang ini untuk memberi waktu bagi DPD yang belum memilih kandidat untuk diusulkan mengisi kursi pimpinan MPR lima tahun ke depan.***

Sumber: pikiran rakyat