OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 19 Oktober 2019

Suasana Senayan Jelang Pelantikan Presiden, Mirip Shooting Film Perang

Suasana Senayan Jelang Pelantikan Presiden, Mirip Shooting Film Perang


Suasana kompleks parlemen kini dipenuhi dengan personel aparat keamanan gabungan. Baik dari TNI maupun Polri juga Paspamres. (Miftahul aly/JawaPos)
10Berita - Minggu, 20 Oktober 2019, MPR akan melantik presiden dan Wakil Presiden, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin di Kompleks Parlemen. Segala macam persiapan pun dilakukan. Tak terkecuali soal pengamanan yang tidak seperti biasanya.

Dari pantauan Jawapos.com di lapangan, suasana kompleks parlemen kini dipenuhi dengan personel aparat keamanan gabungan. Baik dari TNI maupun Polri. Ada yang berpakaian dinas, tapi tidak sedikit pula yang mengenakanbaju sipil. Begitu pun anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang kini sudah mulai banyak terlihat di Senayan.

Kendaraan taktis dan kendaraan tempur lapisa baja pun sudah banyak parkir di dalam kawasan gedung DPR/MPR. Mulai dari Barracuda, Water Canon, Motor Trail dan sejumlah truk pengangkut pasukan.

Bahkan, terpantau beberapa Panser Anoa parkir di dekat lokasi pelantikan presiden dan wapres terpilih 2019-2024. Selain itu, beberapa helikopter juga terbang mengitari kawasan Kompleks Parlemen dan sekitarnya sejak pagi.


Diperkirakan ada ratusan Anggota Polri dan TNI sudah beberapa pekan terakhir banyak menginap di kawasan kompleks parlemen. Ada yang menginap di tenda-tenda yang sudah didirikan. Ada juga yang di aula umum masjid dan sebagian lagi di kawasan parkiran.

"Ini kompleks parlemen atau kompleks aparat ya?, kaya mau shooting film perang aja," ujar Yanti, 31, pegawai kantin di pujasera DPR yang setiap harinya keluar masuk kompleks parlemen itu.

Soal, akses keluar masuk ke gedung juga diperketat. Petugas Pamdal DPR memberlakukan screening yang lebih ketat. Tidak sedikit driver ojek online yang akhirnya tidak boleh masuk untuk mengambil penumpang. Mereka hanya dipersilakan menunggu di gerbang kecil yang ada dibelakang kompleks parlemen.

"Kali ini semuanya digeledah, tas, jaket, bagasi motor, jadi enggak gampang asal masuk ke gedung DPR," ujar Qardavi rekan Jurnalis Rakyat Merdeka yang biasa meliput di parlemen itu.

Soal akses dan pengalihan arus lalu lintas di sekitar kawasan Kompleks Parlemen. Polda Metro Jaya juga memberlakukan sejumlah penutupan jalan. Akses ke Jalan Gelora atau belakang Kompleks Parlemen dari Jalan Palmerah Timur, Tanah Abang, Jakarta Pusat sudah ditutup. Pengendara dari Jalan Palmerah Timur yang hendak ke Jalan Gelora, dialihkan ke Jalan Tentara Pelajar.

Akses dari Jalan Palmerah Timur terpantau masih bisa dilalui kendaraan roda dua, yang hendak masuk ke Kompleks Parlemen. Akses jalan dibatasi dengan beberapa beton. Mobil tidak bisa melintas Jalan Gelora dari arah Jalan Palmerah Timur. Pintu pejalan kaki untuk masuk ke Kompleks Parlemen di samping Pos Polisi Palmerah sudah ditutup sejak Senin 14 Oktober 2019 lalu.

Termasuk, pejalan kaki yang hendak masuk harus melewati pintu utama, yang juga akses keluar masuk kendaraan roda empat. Dari arah sebaliknya juga demikian.

Sementara pengendara dari Jalan Gerbang Pemuda hendak menuju Jalan Gelora atau belakang Kompleks Parlemen tidak bisa dilewati seperti biasa. Dari Jalan Gerbang Pemuda, pengendara dialihkan ke Jalan Asia Afrika. Untuk yang hendak menuju Jalan Gelora atau masuk Kompleks Parlemen, harus memutar balik terlebih dahulu tidak jauh dari kawasan patung panahan Gelora Bung Karno. Setelah itu lurus ke Jalan Gelora.

Nah, di pertigaan depan Hotel Mulia, sudah diberitahu bahwa jalan tidak bisa dilewati kecuali bagi yang akan masuk ke Kompleks Parlemen dengan menunjukkan kartu tanda pengenal atau ID Card.

Bagi yang tidak menuju Kompleks Parlemen, harus berbelok kanan menuju Jalan Gerbang Pemuda. Dari Jalan Gerbang Pemuda atau melintas Kemenpora dan TVRI, tidak bisa terus ke Jalan Jenderal Gatot Soebroto arah Slipi. Sebab, akses ditutup.

Pengendara dialihkan ke jalan layang arah ke Semanggi. Selain itu, juga hanya bisa memutar balik di bawah jembatan layang menuju Jalan Gerbang Pemuda ke arah Jalan Asia Afrika. Pengendara dari Jalan Jenderal Gatot Soebroto yang hendak ke Slipi, tidak bisa melintasi depan Kompleks Parlemen. Sementara, untuk tol dalam kota terpantau lancar di kedua arah, baik it ke Semanggi maupun Slipi.

Aktivitas di Kompleks Parlemen masih berjalan seperti biasanya. Rencananya, pihak MPR akan menggelar geladi kotor pelantikan presiden dan wapres, Jumat (18/10) pukul 14.00. Sebelumnya, pimpinan MPR sudah menggelar rapat koordinasi dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan, membahas serangkaian proses pelantikan, Selasa (15/10) sore.

Rapat sebelumnya digelar di Ruang Delegasi II, Plaza Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, juga dihadiri Ketua DPR Puan Maharani. Usai rakor, Bambang bersama Hadi, Tito, Budi, dan Puan memberikan keterangan pers kepada sejumlah wartawan yang sudah menanti sejak rapat dimulai secara tertutup tersebut.

“Pesan kami dari Senayan bersama panglima TNI, Kapolri dan kepala BIN kepada rakyat bahwa pelantikan presiden harus berlangsung dengan khidmat karena akan membawa kesan positif bagi bangsa kita di dunia internasional,” kata Bambang.

Dia memastikan mulai dari titik keberangkatan presiden sampai ke gedung parlemen, dan sebaliknya dari tempat pelantikan menuju Istana Negara, sudah diantisipasi dengan berbagai kekuatan penuh Polri dan TNI.

“Dengan seluruh kelengkapan dan peralatan keamanan yang ada akan disiapkan oleh Panglima TNI dan Kapolri,” ungkap Bamsoet.
Sumber: JawaPos.com