OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 31 Desember 2019

Tembak Warga Sipil & Tebar Teror, Teroris OPM Tak Terima Dicap Teroris, Malah Minta-minta Diajak ke PBB

Tembak Warga Sipil & Tebar Teror, Teroris OPM Tak Terima Dicap Teroris, Malah Minta-minta Diajak ke PBB



10Berita - Indonesia menyebut Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Pasalnya, KKB selama ini sering kali menjadi dalang dari ragam krisis keamanan di Papua dan Papua Barat.

Namun, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal TNI (Purn) A.M. Hendropriyono menyatakan istilah KKB terhadap OPM tidak tepat.

Melansir dari Antara, Hendropriyono mengatakan OPM seharusnya dikategorikan sebagai  pemberontak.

"Kita masih saja menganggap mereka KKB, kelompok kriminal bersenjata, bukan. Mereka ini adalah pemberontak. Masalah ini bukan kriminal saja. Kalau kita terus berpegang di situ, kenapa kita majukan tentara?" kata Hendropriyono di Jakarta, Senin (23/12/2019).

Menurut dia, tak salah jika Indonesia memasukkan OPM dalam daftar teroris internasional.

"Mestinya OPM itu sudah masuk ke list terrorist international. Karena dia sudah membunuh rakyat yang tidak mengerti apa-apa. Itu sudah salah. Mereka bunuh tentara, polisi, rakyat juga dibunuh. Hal ini bisa sangat sulit dipecahkan," kata Hendropriyono.


Menanggapi pernyataan Hendropriyono, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Sebby Sambom buka suara.

Lewat akun Facebook TPNPB, Minggu (29/12/2019), Sebby menolak tuduhan terorisme yang dilontarkan mantan kepala BIN.

KKB klaim tewaskan tiga prajurit TNI hanya dengan menggulingkan batu
Sebby pun menantang pemerintah Indonesia membawa tuduhan tersebut ke Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk pembuktian.

"Jika Indonesia membawa TPNPB dan OPM ke Dewan Keamanan PBB dengan tuduhan terorisme, maka TPNPB dan OPM sangat siap," tulis Sebby.

"Artinya bawah ke Dewan Keamanan PBB, Kita bilang kepada Indonesia bahwa OPM dengan sayap militernya yaitu TPNPB siap kalau Indonesia mau bawah ke Dewan Keamanan PBB, sehingga semua yang telah terjadi dalam perang selama dapat dibicarakan tempat yang tepat di PBB."

KKB (Facebook TPNPB)

Sebby mengklaim PBB mengetahui kiprah dan sepak terjang TPNPB-OPM dan tak ada aktivitas terorisme yang dilakukannya selama ini.

"Kita siap buktikan siapa yang benar-benar kelompok terrorist, apakah negara Indonesia yang jadi negara terrorist atau OPM dan TPNPB."

Ia menyebut pernyataan Hendropriyono yang menuduh TPNPB dan OPM sebagai kelompok terorisme harus dibuktikan.

Lantaran hal itu, TPNPB dan OPM, kata Sebby, siap meladeninya di forum PBB.

"OPM TPNPB 24 jam siap menunggu, jika Indonesia berani mau giring ke meja PBB. Karena Memang negara yang bermartabat harus menggunakan semua mekanisme PBB untuk selesaikan semua tuduhan-tuduhan itu.

Kami Siap karena PBB juga ketahui bahwa OPM dengan sayap militernya yaitu TPNPB berjuang untuk hak politik penentuan nasib sendiri, seluruh dunia tahu bahwa TPNPB Dan OPM bukan organisasi teroris, melainkan organisasi yang berjuang untuk hak kemerdekaan bangsa Papua."

KKB OPM menari-nari dan teriak-teriak usai eksekusi pekerja proyek


Padahal sebelumnya, KKB Papua melalui akun Facebook TPNPB turut merilis propaganda mereka pada Jumat (27/12/2019).

Dalam propagandanya KKB pimpinan Egianus Kogoya menyatakan akan membunuh warga pendatang.

Menurut mereka, warga pendatang (Non Papua) merupakan sampah bagi mereka.

Egianus Kogoya mengaku terlibat baku tembak dengan aparat TNI di Kenyam pada 19 Desember 2019.

KKB mengklaim dua prajurit TNI tertembak hingga menyebabkan satu diataranya meninggal dunia.

Anehnya, propaganda tersebut tak disertai foto atau video yang otentik.

Laman Facebook KKB dibully warganet tanpa ampun
Berikut propaganda KKB yang dikutip dari laman Facebook TPNPB:

"Pada hari Kamis tanggal 19 Desember 2019 pukul 04:00 Subu pagi dini hari telah terjadi kontak senjata antara pasukan TPNPB dan TNI di Koteid Jalan raya Pelabuhan Momugu Batas Batu Kabupaten Nduga Papua Ibu Kota Kenyam.


Pasukan TNI sedang menggunakan 6 truk dari Pelabuhan Droping Pasukan Baru Ke Ibu Kota Kenyam secara rahasia.

Truk tersebut pulang balik drop pasukan TNI dua kali dan yang ke tiga kalinya terjadi kontak senjata dengan Pasukan TPNPB, yang akibatnya dua truk Pasukan Militer dan Polisi Indonesia hancur total disitu, dan dua anggota TNI Tertembak satu meninggal Dunia satu lagi Kritis di tangan TPNPB."

Kelompok separatis itu menyatakan jika kontak senjata masih terus berlanjut sampai 20 Desember 2019.
Hendrik Lokbere salah satu warga sipil Papua pun turut tewas dalam pertumpahan darah di Kenyam.

KKB Papua lantas menuding prajurit TNI yang mengakibatkan Hendrik Lokbere meninggal dunia.

"Dan ke-esokan Harinya yaitu Jumat tanggal 20 Desember 2019 pukul 4:52 sore telah terjadi kontak senjata antara pasukan TPNPB dan pasukan TNI di jalan Pelabuhan Momugu-Keneyam, yang akibatnya sebuah truk muatan pasukan TNI dan dua buah mobil Strada Triton muatan pasukan TNI jadi sasaran tembak dari Pasukan TPNPB dan 5 orang Prajurit TNI tewas 5 lainnya krisis, namun dua yang yang lainya meninggal di Rumah sakit umum Keneyam.

Pada hari jumat tanggal 20 Desember 2019 pukul 6:30 Sore waktu Ndudama, Hendrik Lokbere tertembak mati oleh Pasukan Militer Indonesia.

Ditembak mati saat perjalanan menggunakan sebuah truk menuju ke Koteid, dengan tujuan menjemput Masayakat di Kebun....." tulisnya.

Tak berhenti sampai disitu, Egianus Kogoya memberikan 8 poin pernyataan terkait kematian Hendrik Lokbere.

1. Saya Selaku Panglima TPNPB Kodap III Ndugama Bridgen Egianus Kogeya menjampaikan Kepada Presiden Republik Indonesia Jokowi dan Panglima TNI Segerah bersikan Sampah mu, yaitu Warga Non Papua yang ada di Kabupaten Nduga dan segera tinggalkan Ndugama;



2. Kematian Hendrik Lokbere pihak militer Indonesia mengatakan Egianus Kogeya menembak Warga sipil atas Nama Hendrik Lokbere adalah Kegagalan Pemerintah Indonesia dan militer yang terlalu bodok membuat laporan seperti itu;

3. Sejak tanggal 22 Desember 2019 pukul 6:30 sore detik-detik penembak terhadap Hendrik Lokbere adalah detik-detik tutupnya semua akses Pembangunan di Kabupaten Nduga;

 4. Jika Pemerintah Indonesia sudah mengajarkan TPNPB Membunuh warga sipil, maka warga non Papua yang ada di Kabupaten Nduga kami akan Bunuh semua tidak Pandang Buluh;

5. Jalan Raya Pelabuhan Momugu ke Keneyam ibu Kota Kabupaten Nduga adalah Areal perang TPNPB, jika TNI melihat Langsung menembak mati warga civil adalah Kegagalan Pasukan TNI di lapangan;

6. Pada tanggal 19 dan 20 Desember 2019 itu pasukan TPNPB sudah berhasil menembak mati 9 anggota TNI dan 3 masih kritis 4 unit Mobil Strada dan alat berat sudah di bakar. Oleh karena itu Militer dan Polisi Indonesia harus segera umumkan semua kejadian itu;

7. Perang kami TPNPB Kodap III Ndugama tetap akan Perang terus sampai Kemerdekaan Papua barat jatuh di tangan kami dan kami akan berhenti perang;

8. Tertembaknya Hendrik Lokbere adalah Bertanda kekalahan Pasukan TNI di lapangan perang selama 1 Tahun antara Pasukan TPNPB dan Pasukan Militer dan Poliis Indonesia di Ndugama-Papua.

Sumber: TRIBUNPEKANBARU.COM