OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 15 Januari 2020

NAHLOH! M Taufik: Saya Dikirimi Video, Massa Kontra Anies Dibayar Rp 100 Ribu

NAHLOH! M Taufik: Saya Dikirimi Video, Massa Kontra Anies Dibayar Rp 100 Ribu



10Berita,Ketua DPD Gerindra Jakarta M Taufik menuding massa kontra Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang melakukan unjuk rasa di Balai Kota, adalah massa bayaran. Taufik mengatakan dirinya dapat video yang merekam pengakuan massa dibayar, namun belum jelas video mana yang dimaksud Taufik.

"Tadi sih saya dikirimi video bayar Rp 100 ribu, dipotong Rp 40 ribu," kata M Taufik kepada wartawan, Selasa 14 Januari 2020 malam.

M Taufik menilai tak seluruh pedemo paham tuntutan mereka. Seperti diberitakan sebelumnya, pedemo meneriakkan dan membawa poster tuntutan Anies mundur dari kursi DKI 1.

"Yang demo tolak Anies, dia nggak ngerti apa yang didemo. Yang ngerti satu, dua orang saja yang belum move on. Yang lainnya saya lihat nggak ngerti," ujar Taufik.

Sebaliknya, Taufik meyakinkan massa pedemo yang mendukung, sukarela datang ke Balai Kota untuk membela Anies. Taufik menjelaskan pendukung Anies merasa tertantang menghadapi demo kontra Anies.

"Itu (massa pendukung Anies) sukarela, beneran. Karena macam ditantang oleh demo, yang menurut saya, tidak layak. Kalau ngomong banjir, demo dong seluruh kota di Indonesia, seluruh Indobnesia, demo dong kepala daerahnya," ucap Taufik.

Dia lalu mengungkit kala Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi Gubernur DKI. Taufik mengilas balik banjir di Jakarta saat itu hingga menyentuh kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan terjadi peristiwa terendamnya basement gedung Plaza UOB.

"Waktu zaman Jokowi, itu banjir kan sampai ke HI, UOB ada yang meninggal. Itulah akhirnya pendukungnya Anies lebih tertantang," ungkap Taufik.

Taufik menekankan lagi demo kontra Anies diinisiasi orang-orang yang belum menerima kemenangan Anies di Pilkada 2017. Taufik menyebut inisiator demo kontra Anies adalah pendukung Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang dulu menjadi rival Anies.

"Itu demo orang yang belum move on saja, Abu Janda, Dewi Tanjung. Abu Janda kan orang nggak move on karena Ahoknya kalah. Orang yang nggak ngerti nasib, kalau itu (Anies jadi gubernur) itu nasib. Kalah ya kalah aja, ngapain berlarut-larut. Emang bisa apa dia Abu Janda ngurus Jakarta?" tandas Taufik.

Kemarin, Selasa 14 Januari 2020l dua kelompok massa pro dan kontra-Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan unjuk rasa di sekitar Balai Kota kemudian Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat.

Aksi kelompok kontra Anies diikuti oleh sejumlah korban banjir. Mereka menuntut Anies mundur. Politikus PDIP Dewi Tanjung dan aktivis Permadi Arya (Abu Janda) akan ikut dalam aksi tersebut.

Sementara itu, demo dari kelompok lainnya akan diikuti anggota DPD dari DKI Jakarta, Fahira Idris, bersama ormas Bang Japar. Mereka menyiapkan 'Aksi Jaga dan Kawal Anies'.

Sejumlah orang terlihat sempat diamankan seusai demonstrasi di depan Balai Kota DKI Jakarta. Mereka dibawa dengan truk polisi.

Pantauan detikcom di lokasi, terlihat ada 3 perempuan dan 14 laki-laki yang dibawa. Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Tahan Marpaung menyebut hanya membawa mereka keluar dari Balai Kota, mereka tidak dibawa ke Mapolres Jakarta Pusat.

"Yang bawa ke polres siapa? Kan tadi ustaznya (Lukman) yang minta mereka dikeluarkan dari situ," ucap Tahan.

Sumber: Detik