Ini Kerugian yang Didapat China Akibat Virus Corona, Bisa Bikin Ekonomi Bangkrut?
10Berita - Virus corona berimbas pada ekonomi China. Sampai saat ini, korban meninggal akibat virus 2019-nCoV di China mencapai 425 orang dan 20.400 orang tertular di sejumlah negara, Selasa (4/2).
Wabah virus ini semakin meluas dan membuat takut negara-negara lain, termasuk negara sahabat. Akibatnya, banyak negara-negara di dunia menarik diri sementara dari sejumlah kerjasama dengan China. Alhasil ekonomi China pun terpukul.
Berikut kerugian ekonomi yang didapat China akibat virus corona:
Dana Rp6.112 T Kabur dari Pasar Modal China
Virus Corona telah membuat dana sebesar USD 445 miliar atau setara Rp6.112 triliun (asumsi Rp13.728 per USD) kabur dari pasar modal China. Hal ini terjadi saat pembukaan kembali perdagangan saham China usai libur Imlek.
Dilansir dari CNN, Senin (3/2), indeks Shanghai turun 7,7 persen. Penurunan ini menjadi yang terburuk sejak Agustus 2015. Saat itu, indeks Shanghai bergejolak akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi China.
Sementara, indeks Shenzhen turut turun 8,4 persen. Terparah sejak 2007. Penurunan ini akibat larinya dana investor asing sebesar USD 445 miliar karena kekhawatiran dampak virus corona.
Chief Market Strategist Asia dari JPMorgan, Tai Hui, mengatakan tekanan pada pasar modal masih bakal terjadi. Sebab, angka korban virus corona masih bisa bertambah.
Turunnya Impor Barang dari China
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, menyebut bahwa dampak sebaran virus Corona dari China tidak hanya mengganggu sektor pariwisata di Tanah Air melainkan juga sektor perdagangan. Salah satunya yakni turunnya impor barang dari China.
"Misalnya banyak produk yang kita impor dari China akan berkurang, misalnya buah buahan, sehingga kemungkinan permintaan dari kita berkurang," kata dia, Minggu (2/2/2020).
Tak hanya impor, beberapa produk ekspor Indonesia ke China juga akan melemah. Sebab secara otomatis negeri Tirai Bambu tersebut akan mengurangi jumlah permintaannya.
"Apalagi secara global banyak pabrik di China yang mengurangi produksi karena penduduk tidak bisa bekerja akibat Virus Corona," kata dia.
Kemudian sejumlah barang impor China juga diperiksa kebersihannya. Dikhawatirkan produk impor bahan baku industri asal China membawa virus corona.
"Saya kira itu masukan baik, apakah virus itu bisa tersebar melalui besi atau alat elektronik. Nanti saya akan saya survei ke Kementerian Kesehatan supaya mereka periksa barang-barang impor yang masuk dari China," kata Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita.
Ekonomi China Merosot
Pasar saham Shanghai anjlok hampir 2,8 persen dan yuan semakin melemah, Kamis (23/1). Hal ini disebabkan karena pemerintah China menutup semua transportasi umum di Wuhan, kota yang menjadi pusat munculnya virus corona. Dua kota lagi juga ditutup sementara.
Kemudian, sejumlah perjalanan lewat udara turun 41,6 persen, perjalanan kereta api sebesar 41,5 persen dan transportasi darat di jalan raya menurun 25 persen.
Tak hanya itu saja, sejumlah aktivitas perdagangan di dalam negeri maupun ekspor impor juga dihentikan sementara karena penyebaran virus corona. Alhasil, China kekurangan pemasukan dalam negeri.
Larangan Perjalanan ke China
Sejumlah negara melarang perjalanan ke China untuk menghindari tertular virus corona. Negara-negara tersebut, seperti Indonesia, Singapura, Jepang, Australia, Rusia dan Filipina.
Larangan ini juga termasuk bagi warga yang baru saja mengunjungi China selama 14 hari, kemudian kembali ke negara asal. Orang itu akan melalui rangkaian pemeriksaan kesehatan.
Warga China Ditolak
Kemudian, sejumlah negara menolak kedatangan warga China akibat corona. Mereka takut tertular dengan virus tersebut. Negara yang melarang kedatangan warga China untuk berkunjung ke negaranya, seperti Hong Kong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam, Myanmar, dan Makau.
Kemudian Korea Selatan, Amerika Serikat, Australia, Jepang, India, Pakistan, Nepal, Korea Utara, Kazakhstan, Maldives, Mongolia, Pacific Island, Papua Nugini, Sri Lanka, Italia, Rusia dan Guatemala.
Salah satunya Hong Kong. Negara ini telah menutup 14 perbatasan penyebrangan dengan China sebagai upaya untuk mengurangi jumlah turis yang tiba di negara tersebut. Bahkan Hong Kong sudah melarang pengunjung dari Hubei, Wuhan, China untuk masuk ke negaranya. [merdeka]
Sumber: merdeka