India dan AS Beri Bantuan Buat Warganya Selama Corona, Jokowi Kasih Apa?
10Berita - Pandemi virus corona telah memukul berbagai sendi ekonomi di banyak negara. Stimulus digelontorkan untuk menyelamatkan ekonomi. India dan Amerika Serikat misalnya, telah menyiapkan sejumlah stimulus demi melawan corona.
India
India mengumumkan paket stimulus ekonomi senilai 1,7 triliun rupee atau USD 22,5 miliar pada hari Kamis (26/3). Dana itu digunakan untuk membantu jutaan rumah tangga berpenghasilan rendah saat menghadapi lockdown selama 21 hari karena virus corona.
Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman mengatakan, paket itu ada yang dicairkan melalui transfer tunai secara langsung, ada juga bahan pangan.
Sebagian besar dari 1,3 miliar orang di India telah diperintahkan tetap tinggal di dalam rumah selama tiga pekan mulai Rabu (25/3). Langkah itu sebagai bagian upaya pemerintah untuk memperlambat wabah virus corona. Namun layanan penting seperti toko kelontong dan pompa bensin akan tetap terbuka.
Para penerima upah harian, pemilik usaha kecil, dan rumah tangga berpendapatan rendah dikatakan paling rentan selama penutupan. Sitharaman menjelaskan bahwa pemerintah tidak ingin ada yang tetap kelaparan atau pergi tanpa uang.
Transfer tunjangan langsung adalah upaya India untuk memastikan bahwa subsidi mencapai penerima melalui rekening bank mereka. Menurut Sitharman, langkah-langkah ketahanan pangan akan mempengaruhi 800 juta orang.
Di bawah skema yang ada, mereka yang berpenghasilan rendah mendapatkan 5 kilogram beras atau gandum per bulan dengan tarif yang sangat disubsidi.
Sekarang, pemerintah akan menambah hingga 5 kg beras atau gandum per orang untuk tiga bulan ke depan.
Sitharman mengungkapkan, langkah transfer tunai ditetapkan untuk memberi manfaat bagi petani, pekerja pedesaan, pensiunan miskin, pekerja konstruksi, duda berpenghasilan rendah dan banyak lagi.
Selain itu, India akan menyediakan asuransi kesehatan 5 juta rupee per orang untuk pekerja garis depan dalam wabah virus corona. Mereka termasuk perawat, dokter, paramedis, dan pekerja sanitasi di rumah sakit pemerintah. Negara juga telah mengumumkan berbagai langkah untuk mendukung ekonomi lokal.
Amerika Serikat
Presiden Trump mengajukan proposal 3 tahap kepada Kongres Amerika Serikat untuk merespons pandemi. Pertama, stimulus ekonomi sebesar USD 8,3 miliar untuk meminimalisasi pandemi COVID- 19 guna membiayai riset terkait vaksin, stimulus bagi pemerintah negara bagian dan kota untuk memerangi penyebaran virus, dan mengalokasikan dana untuk mencegah tersebarnya virus ke luar AS.
Kedua, memberikan fasilitas gratis untuk tes COVID-19 bagi yang membutuhkan, cuti darurat yang dibayar, asuransi yang diperluas bagi penganggur, keamanan makanan, serta peningkatan dana Medicaid.
Selain itu, memperpanjang pembayaran pajak bagi wajib pajak individu maupun badan usaha hingga 90 hari dari 15 April 2020. Sehingga ada dana USD 300 miliar selama 3 bulan untuk diputar ulang. Individu bisa menunda pembayaran pajak hingga maksimal USD 1 juta dan badan usaha hingga maksimal USD 10 juta.
Ketiga, para pimpinan Senat AS dan Presiden Donald Trump akhirnya sepakat untuk memberikan paket stimulus dengan total nilai USD 2 triliun atau sekitar Rp 33.000 triliun (kurs Rp 16.500). Pengesahan akan segera dilakukan dalam kongres selanjutnya.
Kesepakatan itu mengakhiri negosiasi yang dilakukan secara intensif selama lima hari berturut-turut. Negosiasi pun dilakukan di tengah keterbatasan kondisi, mulai dari dunia usaha yang tutup, PHK massal, serta puluhan ribu warga AS terinfeksi corona.
Stimulus untuk mendorong ekonomi Negeri Paman Sam tersebut di antaranya berupa pemberian USD 1.200 kepada sejumlah warga AS, program pinjaman untuk UMKM senilai USD 367 miliar, dan USD 500 miliar untuk industri di kota dan negara bagian AS.
Stimulus Indonesia
Presiden Jokowi pun tak mau ketinggalan. Pemerintah Indonesia diketahui telah menyiapkan sejumlah stimulus baik di bidang fiskal dan moneter.
1. Fiskal
Bidang fiskal Jokowi memerintahkan untuk melakukan realokasi di belanja APBN dan belanja APBD-APBD di daerah. Ada tiga hal yang menjadi fokus. Yaitu pertama, bidang kesehatan. Terutama dalam upaya pengendalian COVID-19.
Kedua, social safety net. Seperti bansos-bansos dan insentif ekonomi bagi pelaku usaha dan UMKM. Sehingga bisa berproduksi dan terhindar dari PHK. Jokowi juga sudah memerintahkan kepada semua menteri dan Pemda untuk memangkas rencana belanja APBN dan APBD yang tidak prioritas.
Selain itu pemerintah akan memperkuat program-program bantuan langsung kepada masyarakat. Baik PKH (Program Keluarga Harapan), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), sembako, rastra (beras sejahtera) termasuk Kartu Prakerja.
Selain itu, Jokowi juga memerintahkan agar dana desa segera direalisasikan terutama berkaitan padat karya tunai. Dana desa menurutnya juga bisa dialokasikan untuk membantu penanganan COVID-19. Terakhir, realokasi anggaran difokuskan untuk membantu insentif ekonomi bagi pelaku usaha, khususnya UMKM dan sektor informal.
2. Moneter
Di bidang moneter Jokowi meminta sinergi kebijakan kepada otoritas, baik pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Keuangan dengan BI, OJK, LPS.
Jokowi meminta para stakeholder untuk memastikan ketersediaan likuiditas dalam negeri, memantau setiap saat terhadap sistem keuangan, dan mitigasi keuangan komprehensif sedetail mungkin.
Terakhir di bidang perbankan, Jokowi juga meminta pada OJK untuk fokus kepada kebijakan stimulus ekonomi yang memberikan kemudahan dan keringanan ekonomi kepada kelompok terdampak. UMKM dan sektor informal, sehingga produksi berjalan dan tidak ada PHK.
Seperti diketahui, OJK telah mengeluarkan kebijakan stimulus ekonomi bagi debitur, termasuk debitur UMKM yang terkena dampak COVID-19. Selain itu untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat, Jokowi juga meminta agar lebih diintensifkan lagi dan dieksekusi sebanyak-banyaknya.
“Saya minta dukungan seluruh asosiasi usaha, kelompok profesi, serikat buruh, serikat pekerja, himpunan nelayan, dan petani untuk bersama-sama bergotong royong menghadapi tantangan ekonomi saat ini dan ke depan,” ujarnya.(kumparan)