Mohammed bin Salman Tangkap Pangeran karena Cemas Trump Kalah
10Berita, Jakarta - Sumber yang dekat dengan kerajaan mengatakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman menangkap para pangeran Arab Saudi karena khawatir Donald Trump akan kalah dalam pemilu mendatang.
Sumber juga mengatakan kepada Middle East Eye bahwa Mohammed bin Salman melakukan bersih-bersih di dalam lingkaran kerajaan karena ingin naik takhta lebih cepat sebelum KTT G20 di Riyadh pada November mendatang.
"Mohammed Bin Salman tidak akan menunggu wafatnya Raja Salman karena kehadiran ayahnya memberikan legitimasi kepada putranya, dan dia ingin menggunakan KTT G20 pada bulan November sebagai panggung untuk suksesinya ke takhta," kata sumber dalam laporan Middle East Eye, 8 Maret 2020.
MBS melakukan bersih-bersih dengan menangkap sepupunya yang lebih tua Pangeran Mohammed bin Nayef dari posisi putra mahkota, kata sumber.
Ketika ditanya mengapa pembersihan ini diluncurkan sekarang, sumber mengutip alasan eksternal dan internal.
Mereka mengatakan MBS khawatir tentang kemungkinan bahwa Donald Trump tidak akan mengamankan masa jabatan kedua sebagai presiden AS.
Semua kandidat presiden yang tersisa dalam pemilihan Demokrat adalah pengkritik MBS dan secara terbuka mengutuknya karena diduga memerintahkan pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di Istanbul pada tahun 2018.
Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo secara konsisten menolak meminta pertanggungjawaban putra mahkota atas pembunuhan Khashoggi dan memblokir seruan untuk investigasi kriminal oleh FBI atau PBB.
Dalam wawancara terakhirnya tentang masalah yang dipublikasikan Juni tahun lalu, Trump mengatakan pembunuhan Khashoggi "benar-benar tidak muncul" dalam diskusinya dengan MBS.
Trump mengatakan bahwa Iran telah membunuh lebih banyak orang, dan dia menunjuk pengeluaran Saudi untuk senjata AS dan barang-barang lainnya.
"Mereka menghabiskan US$ 400 miliar hingga US$ 450 miliar (Rp 5.742-6.460 triliun) selama periode waktu, semua uang, semua pekerjaan, membeli peralatan," kata Trump kepada NBC News. "Dan omong-omong, jika mereka tidak melakukan bisnis dengan kita, kamu tahu apa yang mereka lakukan? Mereka akan melakukan bisnis dengan Rusia atau dengan Cina."
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memegang grafik penjualan perangkat keras militer saat berbincang dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. (AP Photo/Evan Vucci)
Kedua, sumber mengklaim bahwa Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed, yang dikenal sebagai MBZ, yang telah membimbing Mohammed bin Salman dan memperkenalkannya ke lingkaran Trump sebelum ia menjadi presiden, juga terlibat dalam skema tersebut.
Hamed al Mazroui, seorang blogger terkenal yang memiliki hubungan dengan MBZ, menulis dua kata dalam bahasa Arab dengan terjemahan "Skakmat" sebelum penangkapan pangeran Arab Saudi diketahui media.
Sumber Middle East Eye mengatakan MBZ sangat berperan dalam setiap gerakan yang dilakukan Mohammed bin Salman, karena semakin banyak kesalahan yang dibuat MBS, semakin besar ketidakstabilan yang muncul.
Pada Sabtu, seorang pangeran senior keempat telah ditahan di bawah perintah Mohammed bin Salman, menurut dua orang Arab Saudi yang dekat dengan keluarga kerajaan, dikutip dari New York Times, 7 Maret 2020.
Gelombang penangkapan telah menjerat mantan kepala intelijen militer, Pangeran Nayef bin Ahmed, serta setidaknya tiga pangeran senior lainnya, yang semuanya ditahan pada Jumat.
Anggota keluarga paling senior yang ditahan adalah Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, ayah Pangeran Nayef dan saudara lelaki penuh Raja Salman yang masih hidup. Penangkapan ayah dan anak itu mengejutkan keluarga kerajaan karena kedekatan Pangeran Ahmed dengan raja sejauh ini tampaknya memberikannya kekebalan terhadap kemarahan Mohammed bin Salman.
Kedua orang dan orang ketiga yang dekat dengan beberapa pangeran yang ditangkap mengatakan putra mahkota telah mendengar laporan bahwa mereka mengeluh tentang dia dalam pertemuan keluarga dan kehilangan kesabaran dengan mereka. Semua orang yang dekat dengan keluarga atau dewan kerajaan berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan.
Tidak ada petunjuk tentang suksesi yang akan segera terjadi, kata mantan pejabat itu, seraya menambahkan bahwa raja tampaknya telah menandatangani perintah untuk menangkap adiknya, Pangeran Ahmed.
Beberapa orang yang dekat dengan dewan kerajaan bersikeras bahwa putra mahkota tidak takut akan kudeta terhadapnya karena Mohammed bin Salman sudah mengendalikan semua tuas kekuasaan di dalam kerajaan Arab Saudi, termasuk militer, pasukan keamanan internal, dan garda nasional.
Sumber: Tempo
10Berita, Jakarta - Sumber yang dekat dengan kerajaan mengatakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman menangkap para pangeran Arab Saudi karena khawatir Donald Trump akan kalah dalam pemilu mendatang.
Sumber juga mengatakan kepada Middle East Eye bahwa Mohammed bin Salman melakukan bersih-bersih di dalam lingkaran kerajaan karena ingin naik takhta lebih cepat sebelum KTT G20 di Riyadh pada November mendatang.
"Mohammed Bin Salman tidak akan menunggu wafatnya Raja Salman karena kehadiran ayahnya memberikan legitimasi kepada putranya, dan dia ingin menggunakan KTT G20 pada bulan November sebagai panggung untuk suksesinya ke takhta," kata sumber dalam laporan Middle East Eye, 8 Maret 2020.
MBS melakukan bersih-bersih dengan menangkap sepupunya yang lebih tua Pangeran Mohammed bin Nayef dari posisi putra mahkota, kata sumber.
Ketika ditanya mengapa pembersihan ini diluncurkan sekarang, sumber mengutip alasan eksternal dan internal.
Mereka mengatakan MBS khawatir tentang kemungkinan bahwa Donald Trump tidak akan mengamankan masa jabatan kedua sebagai presiden AS.
Semua kandidat presiden yang tersisa dalam pemilihan Demokrat adalah pengkritik MBS dan secara terbuka mengutuknya karena diduga memerintahkan pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di Istanbul pada tahun 2018.
Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo secara konsisten menolak meminta pertanggungjawaban putra mahkota atas pembunuhan Khashoggi dan memblokir seruan untuk investigasi kriminal oleh FBI atau PBB.
Dalam wawancara terakhirnya tentang masalah yang dipublikasikan Juni tahun lalu, Trump mengatakan pembunuhan Khashoggi "benar-benar tidak muncul" dalam diskusinya dengan MBS.
Trump mengatakan bahwa Iran telah membunuh lebih banyak orang, dan dia menunjuk pengeluaran Saudi untuk senjata AS dan barang-barang lainnya.
"Mereka menghabiskan US$ 400 miliar hingga US$ 450 miliar (Rp 5.742-6.460 triliun) selama periode waktu, semua uang, semua pekerjaan, membeli peralatan," kata Trump kepada NBC News. "Dan omong-omong, jika mereka tidak melakukan bisnis dengan kita, kamu tahu apa yang mereka lakukan? Mereka akan melakukan bisnis dengan Rusia atau dengan Cina."
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memegang grafik penjualan perangkat keras militer saat berbincang dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. (AP Photo/Evan Vucci)
Kedua, sumber mengklaim bahwa Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed, yang dikenal sebagai MBZ, yang telah membimbing Mohammed bin Salman dan memperkenalkannya ke lingkaran Trump sebelum ia menjadi presiden, juga terlibat dalam skema tersebut.
Hamed al Mazroui, seorang blogger terkenal yang memiliki hubungan dengan MBZ, menulis dua kata dalam bahasa Arab dengan terjemahan "Skakmat" sebelum penangkapan pangeran Arab Saudi diketahui media.
Sumber Middle East Eye mengatakan MBZ sangat berperan dalam setiap gerakan yang dilakukan Mohammed bin Salman, karena semakin banyak kesalahan yang dibuat MBS, semakin besar ketidakstabilan yang muncul.
Pada Sabtu, seorang pangeran senior keempat telah ditahan di bawah perintah Mohammed bin Salman, menurut dua orang Arab Saudi yang dekat dengan keluarga kerajaan, dikutip dari New York Times, 7 Maret 2020.
Gelombang penangkapan telah menjerat mantan kepala intelijen militer, Pangeran Nayef bin Ahmed, serta setidaknya tiga pangeran senior lainnya, yang semuanya ditahan pada Jumat.
Anggota keluarga paling senior yang ditahan adalah Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, ayah Pangeran Nayef dan saudara lelaki penuh Raja Salman yang masih hidup. Penangkapan ayah dan anak itu mengejutkan keluarga kerajaan karena kedekatan Pangeran Ahmed dengan raja sejauh ini tampaknya memberikannya kekebalan terhadap kemarahan Mohammed bin Salman.
Kedua orang dan orang ketiga yang dekat dengan beberapa pangeran yang ditangkap mengatakan putra mahkota telah mendengar laporan bahwa mereka mengeluh tentang dia dalam pertemuan keluarga dan kehilangan kesabaran dengan mereka. Semua orang yang dekat dengan keluarga atau dewan kerajaan berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan.
Tidak ada petunjuk tentang suksesi yang akan segera terjadi, kata mantan pejabat itu, seraya menambahkan bahwa raja tampaknya telah menandatangani perintah untuk menangkap adiknya, Pangeran Ahmed.
Beberapa orang yang dekat dengan dewan kerajaan bersikeras bahwa putra mahkota tidak takut akan kudeta terhadapnya karena Mohammed bin Salman sudah mengendalikan semua tuas kekuasaan di dalam kerajaan Arab Saudi, termasuk militer, pasukan keamanan internal, dan garda nasional.
Sumber: Tempo