Pindah Ibukota Diduga Berkaitan Dengan Proyek Meikarta Dan Reklamasi Yang Gagal
10Berita - Keinginan Presiden Joko Widodo memindahkan ibukota dari Jakarta ke Penajam Paser Utara terlihat semakin ngotot. Jokowi sudah memilih 4 kandidat untuk dijadikan pemimpin ibukota negara yang baru, sekalipun draf RUU pemindahan belum diserahkan ke DPR.
Publik pun menduga-duga ada apa di balik kengototan tersebut. Pengamat politik dari Voxpol Center Research And Consulting, Pangi Sarwi Chaniago bahkan menyebut Presiden Joko Widodo seperti sedang berjudi untuk membangun ibukota karena belum mendapat dukungan dari masyarakat.
“Jadi agenda kepentingan besar apa di balik perpindahan ibukota?" ucap Pangi Sarwi Chaniago kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (9/3).
Pangi curiga kengototan pembangunan ibukota baru dilatari kegagalan proyek besar pengembang, yaitu reklamasi Teluk Jakarta dan Meikarta.
Tak ayal, sambung Pangi, kecurigaan publik mengarah pada dugaan adanya pembiayaan pilpres yang besar sebagai kompensasi pengembangan ibukota baru.
“Patut diduga konsensinya dalam bantuan pembiayaan pilpres yang high cost kemaren adalah perpindahan ibu kota oleh para cukong dan bandar politik yang sudah mendesain ibukota baru," jelas Pangi.
Dugaan itu menjadi wajar lantaran rencana pemindahan tidak masuk visi misi presiden saat pilpres.
“Enggak ada agenda tersebut dalam visi dan misi beliau, dalam kampanye beliau, tiba-tiba beliau ngotot betul memindahkan ibukota. Ini semacam ada bau amis yang dicurigai publik ke arah sana," pungkasnya. (Rmol)