OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 19 Mei 2020

Tere Liye: Tidak Apa Shalat Id di Rumah, Walau Bandara dan Mall Ramai...

Tere Liye: Tidak Apa Shalat Id di Rumah, Walau Bandara dan Mall Ramai...




Tidak Apa

Saya bisa memahami, apa rasanya shalat Idul Fitri dilakukan di rumah, padahal bertahun2 diadakan di lapangan. Seru. Rame2. Bahkan proses jalan kaki ke lokasi shalatnya saja sudah seru. Tapi kali ini, biarlah kita lakukan saja di rumah masing2.

Saya tahu, pasar rame, pusat perbelanjaan rame, jalanan macet, bandara juga rame, bahkan yg blusukan juga tetap rame, eh pas urusan shalat Id, disuruh di rumah masing2. Jangan sedih, nurut saja. Coba tengok berita2nya, 'diperkirakan penderita covid akan melonjak drastis jika pada shalat di lapangan/masjid', belum kejadian, tapi 'beritanya' sudah keluar duluan. Daripada nanti kalian disalahkan betulan, mending di rumah saja shalatnya.

Saya bisa memahami, banyak yang ingin shalat di lapangan/masjid. Ada yg mau cuci mata. Ada yang mau selfie2. Ada yang mau ketemu gebetan. Tapi mbok ya batalkan. Ayo, shalat di rumah saja masing2. Diterima saja. Toh, MUI sudah mengeluarkan fatwa. Kalian tdk akan menang berdebat, apalagi banding2in situasi. Mereka melaksanakan protokol kesehatan. Sementara ibadah, mau kalian melakukan protokol sampai segila apapun, tetap tidak bisa. Jadi di rumah saja.

Enjoy saja. Bawa hepi. Toh, mereka tidak diskriminatif. Semua umat agama kena. Semua rumah ibadah agama apapun kena, hari2 besar agama apapun kena, dilarang. Kalau soal bandara tidak kena, mall2 tertentu tidak kena, pusat keramaian lain tidak kena, itu diluar diskusi. Karena mau bagaimana lagi. Dalam hidup ini, kalau pas kita yg kena, mbok ya pasrah saja. Terima nasib. Kalau mereka dpt pengecualian, jangan iri. Aduh, iri itu tanda tak bahagia.

Jadi, tinggal beberapa hari lagi Idul Fitri. Kali ini, kita shalat di rumah masing2 saja. Nurut. Sami'na wa ata'na. Daripada, kalau ada kenapa2 gara2 ada yg maksa tetap shalat di lapangan/masjid, nanti banyak yg ngamuk. Sementara kalau virus ini menyebar kemana2 gara2 tiket pesawat didiskon, wisata malah dipromosikan, dsbgnya, sungguh, tidak akan ada yang protes.

Karena virus ini dulu dari negeri seberang, tiba di Indonesia, bukan karena pesawat terbang. Melainkan karena virus itu sendiri yg iseng jalan2 ke sini. Terus dari Jakarta, dia jalan2 iseng lagi ke seluruh negeri. Itu semua bukan karena pesawat terbang. Jadi bawa hepi saja. Banyak2 berjemur. Ini cuma virus sepele. Konon katanya nanti sembuh sendiri. Masa' kalian ndak percaya omongan pejabat. Dosa loh nggak nurut sama umaro.

Akhirulkalam, selamat merayakan Idul Fitri beberapa hari lagi. Insya Allah, kita tetap bisa merayakan kemenangan ini tanpa harus shalat di lapangan/masjid. Karena ketahuilah, kata guru agama sy dulu, siapapun yg selama ini memang sudah rajin shalat di masjid, saat dia punya halangan yg memaksa dia tdk bisa, insya Allah dia tetap dihitung tetap shalat di masjid. Bukankah itu kabar bahagia sekali. Dan kabar yg satu ini, tidak PHP kayak kabar si B yang satu itu.  :)

By Tere Liye

(fb)
Sumber: pbi