OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 19 Mei 2020

Pekerjaan yang Paling Baik Menurut Nabi Muhammad SAW

Pekerjaan yang Paling Baik Menurut Nabi Muhammad SAW



10Berita, JAKARTA - Meski ditakdirkan sebagai nabi, namun Nabi Muhammad SAW tidak berpangku tangan. Rasulullah secara gigih berjualan.

Nabi Muhammad SAW pada masanya, merupakan pedagang yang ternama. Bahkan jaring bisnisnya tidak hanya sebatas Makkah saja. Kesuksesannya berdagang patut disimak dan didalami bagi para muslim, agar para pedagang tidak hanya selamat di dunia tetapi juga selamat di akhirat.

Salah satu kunci sukses yang dilakukan adalah menjauhi laranganNya dan menjalankan perintah-Nya. Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.


Dalam surat Al-Baqarah ayat 275: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melaikan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang t elah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.





Seperti dikutip dari buku Muhammad: Business Strategi dan Ethics, Etika dan Strategi Bisnis Nabi Muhammad SAW oleh M.Suyanto, Rabu (29/4/2020), Rasulullah SAW menganjukan jual beli yang halal dan sedapat mungkin menghindari yang syubhat. apalagi haram. Pernah suatu ketika Rasulallah SAW ditanya.

"Ya Rasulallah, pekerjaan apa yang terbaik?"


Nabi menjawab, "Pekerjaan yang terbak ialah usahanya seseorang dengan tangannya sendiri dan semua jual beli yang dianggap baik (Ahmad Baihaqi)".

Dari Nu'man bin Basyir RA, katanya Nabi SAW bersabda. "Yang halal udah nyata yang haram sudah nyata dan antara keduanya beberapa perkara yang diragukan. Barangsiapa meninggalkan apa yang diragukan tentang dosanya, biasanya orang itu meninggalkan pula apa yang sudah nyata berdosa. Dan siapa yang berani melakukan apa yang masih diragukan tentang dosanya, dikhawatirkan ia jatuh pada perkara yang nyata dosanya. Segala macam ma'siat adalah larangan Allah. Barang siapa bermain-main sekitar larangan Allah, dikhawatirkan ia akan jatuh ke dalamnya." (Bukhari dan Muslim).

Sumber: Okezone