Kasus Corona Saudi Tembus 100 Ribu, Pelaksanaan Haji Masih Tak Menentu
10Berita, Kasus infeksi virus Corona (COVID-19) di Arab Saudi kini telah melampaui 100 ribu. Di mana, angka tertinggi melanda kawasan Teluk.
Kementerian Saudi menyatakan, seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (8/6/2020), hingga Minggu kemarin waktu setempat, total jumlah kasus infeksi Corona di kerajaan itu mencapai 101.914 kasus. Adapun jumlah kematian karena COVID-19 di kerajaan itu sejauh ini mencapai 712 kematian.
Kondisi di Saudi saat ini seolah menjadi jawaban atas keputusan Indonesia yang membatalkan penyelenggaraan haji 2020. Pemerintah RI diketahui telah memutuskan untuk tidak memberangkatkan calon jemaah haji 2020.
"Pemerintah memutuskan tidak memberangkatkan jemaah haji pada 2020 atau tahun 1441 Hijriah," kata Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi dalam jumpa pers yang disiarkan langsung melalui YouTube, Selasa (2/6/2020).
Menag menyampaikan keputusan ini diambil dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya, kala itu, pemerintah Arab Saudi belum membuka akses bagi negara mana pun.
Pemerintah Indonesia berulang kali meminta kejelasan kepada pemerintah Saudi. Namun Selasa (2/6), pagi belum juga didapatkan kepastian. Saat itu, Saudi pun masih menutup akses untuk jemaah haji dari berbagai negara.
"Tidak mungkin lagi memiliki cukup waktu untuk melakukan persiapan, utamanya dalam pelayanan dan perlindungan jemaah," jelas Menag.
Tapi ternyata, Pemerintah Singapura telah lebih dulu menunda pemberangkatan calon jemaah haji 2020. Dewan Agama Islam Singapura (Muis) mengatakan keputusan menunda haji dibuat secara independen.
"Dan karena pertimbangan untuk kebutuhan para jemaah kami, dan keselamatan jemaah kami, dalam konteks yang memberikan pelayanan terbaik Singapura," kata Menteri Urusan Muslim Singapura Masagos Zulkifli dalam konferensi pers seperti dilansir Straits Times, Jumat (15/5).
Muis menjelaskan keputusan membatalkan pemberangkatan haji 2020 berdasarkan hasil keputusan rapat Komite Fatwa Muis. Komite Ulama Muis berpendapat keputusan ini dibuat karena prihatin kondisi dunia yang sedang menghadapi pandemi Corona.
"Kami memiliki keyakinan penuh dalam manajemen pandemi Arab Saudi, dan bahwa langkah-langkah yang tepat akan diberlakukan jika haji dilanjutkan. Namun Singapura memiliki pertimbangan sendiri untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan jemaah Singapura," kata Muis.
Terlebih, calon jemaah yang dijadwalkan berangkat tahun ini kebanyakan usia rentan, yakni usia 50 ke atas. Usia ini adalah usia rentan tertular Corona.
"Lebih dari 80 persen warga Singapura yang dijadwalkan melakukan haji tahun ini berusia di atas 50 tahun. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan bahwa kategori individu ini menghadapi risiko komplikasi dan kematian yang lebih besar jika mereka kontak dengan virus ini," kata dewan.
Namun demikian, meskipun angka kematian Corona telah melampaui 100 ribu, Saudi belum mengumumkan apakah mereka akan menggelar ibadah haji tahun ini, yang dijadwalkan untuk akhir Juli. Tapi mereka telah mendesak umat Islam untuk menunda sementara persiapan untuk haji tahun ini.(detik)