10Berita : Presiden Polandia, Andrzej Duda mengecam promosi gerakan LGBT sebagai ideologi yang lebih merusak manusia daripada komunisme. Andrzej Duda mengatakan bahwa generasi orang tuanya telah berperang melawan komunisme selama 40 tahun. Namun saat ini muncul ideologi baru (LGBT) yang bahkan lebih berbahaya.
“Generasi orang tua saya selama 40 tahun berjuang untuk mengeluarkan ideologi komunis dari sekolah, sehingga tidak dapat mengganggu anak-anak, tidak bisa mencuci otak, dan mengindoktrinasi mereka,” ungkap Andrzej Duda, seperti dilansir dari Sputnik, Senin, (15/6/2020).
“Mereka berjuang untuk ini. Tapi sekarang muncul ideologi lain yang bahkan lebih merusak manusia, yang gila rasa hormat dan ingin ditoleransi,” tambah Andrzej Duda.
Andrzej Duda kemudian mengingatkan peran orang tua dalam pendidikan anak-anaknya. “Orang tua bertanggung jawab atas pendidikan seksual anak-anak mereka. Tidak mungkin bagi lembaga mana pun untuk ikut campur dalam cara orang tua membesarkan anak-anak mereka,” ujar Andrzej Duda.
Presiden Polandia tersebut juga menandatangani RUU baru tentang keluarga pada 10 Juni di mana ia berjanji untuk melarang pasangan gay untuk menikah atau mengadopsi anak. RUU ini juga akan melarang pengajaran isu-isu LGBT di sekolah-sekolah.
RUU ini kemudian mendapat kritikan dari Komisi Uni Eropa yang dinilai telah melanggar hak-hak penduduk mereka. Komisi tersebut mengirim surat peringatan kepada Polandia dan mengingatkan RUU harus sesuai dengan nilai-nilai Uni Eropa.
Berdasarkan jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh Badan Pusat Penelitian Opini Publik Polandia, menunjukkan bahwa mayoritas warga Polandia menentang pernikahan sesama jenis sebanyak 66%. Sedangkan sebanyak 29 % menunjukkan bahwa pasangan gay dan lesbian seharusnya bisa menikah.
Sementara itu, Kelompok hak-hak LGBT Eropa, ILGA-Eropa mengatakan bahwa Polandia di bawah kepemimpinan Andrzej Duda dan Partai Hukum dan Keadilannya (PiS) menempati peringkat sebagai anggota Uni Eropa dengan kinerja terburuk dalam hal hak-hak LGBT. (DH/MTD)
Sumber : Sputnik , Moslemtoday.com