RI Sejengkal Lagi Masuk Resesi, Pemerintah Jangan Mengelak
Indonesia salah satu negara yang diramal bakal masuk jurang resesi akibat pandemi virus Corona (COVID-19). Hal itu tidak bisa dihindari karena berbagai negara juga telah mengalaminya.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020 akan terkontraksi minus 3-4%. Dengan begitu, Indonesia akan masuk jurang resesi karena kuartal II-2020 telah minus 5,32%.
"Saya kira triwulan III tidak terelakkan pertumbuhan negatif sekitar minus 3-4% yang artinya kita memasuki resesi," kata Piter kepada detikcom, Rabu (19/8/2020).
Dia meminta agar pemerintah mengakui dan tidak terus mengingkari kenyataan ini. Sebab jika ekonomi Indonesia resesi, Piter menilai bukan berarti kinerja pemerintah buruk karena krisis ini hampir melanda semua negara.
"Pemerintah seharusnya jangan terus mengingkari realitas ini, toh resesi ini bukan berarti kinerja pemerintah buruk. Resesi melanda hampir semua negara," tuturnya.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad justru menilai Indonesia sudah masuk resesi. Hanya saja, masih tunggu pengumuman resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III akan minus, dia memprediksi akan minus sekitar 1,3-1,7%.
"Sebenarnya kalau dilihat kuartal per kuartal kita sudah resesi. Triwulan I kan sudah turun, triwulan II turun, triwulan III saya prediksi akan membaik tapi memang masih negatif. Jadi resesi tinggal tunggu waktu saja," ucapnya saat dihubungi terpisah.
Menurutnya, dalam kondisi seperti ini wajar jika negara mengalami resesi. Pemerintah seharusnya bisa transparan ke masyarakat dan mencari jalan keluar bagaimana caranya agar penurunan ekonomi yang dialami tidak jatuh terlalu dalam.
"Jadi pemerintah menaruh optimisme, kita dunia usaha, masyarakat bersifat realistis apa sesungguhnya yang terjadi di lapangan. Pengalaman negara lain juga menunjukkan seperti itu, jadi resesi memang wajar terjadi dengan situasi begini tapi bagaimana kita bisa mengurangi dampak resesi itu terutama bagi golongan masyarakat bergolongan rendah," tandasnya. (detik)