Prof. Yuwono: Protokol Kesehatan Dipakai Untuk Tujuan Politik, Adalah Bentuk Kezaliman
KEZALIMAN
Oleh: Prof. Dr. dr . Yuwono, M. Biomed*
Kezaliman adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Lawan kata zalim adalah adil. Jadi, jika ada kezaliman berarti tidak ada keadilan.
Virus Covid tempatnya di kelelawar, lalu diganggu manusia dan akhirnya pindah ke manusia, ini namanya zalim.
Protokol kesehatan itu mesti disosialisasi dan difasilitasi terus-menerus oleh pemerintah, bukan untuk konsumsi politik.
Vaksin itu harus dipastikan aman dan manjur, jika belum dipastikan, jangan buru-buru disuntikan.
Bumi, air dan kekayaan alam harus dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat, bukan kekayaan segelintir orang.
Silakan teruskan contoh-contohnya...
Orang yang zalim akan mengalami 4 fase hingga kehancurannya:
1. Diberi tangguh oleh Allah, moga-moga insyaf.
2. Dibukakan akses harta, kuasa dll, tapi sebenarnya mulai ditarik pelan-pelan oleh Allah untuk menuju kehancuran.
3. Orang zalim merasakan indah apa yang dilakukannya, sehingga tambah ladas...(ladas bahasa Palembang artinya keterusan). Apalagi orang-orang sekitarnya memuji-memujanya.
4. Siksa Allah berupa penghentian kezaliman sekaligus mengakhiri si zalim.
Bagi yang zalim, masih ada kesempatan untuk berhenti berbuat zalim sampai fase 3.
Bagaimana dengan yang terzalimi? Apa yang harus dilakukan? Ada 4 yaitu:
1. Terus produktif bekerja & berbuat baik
2. Menghindar dari fitnah
3. Meningkatkan kesabaran
4. Jangan bersimpati apalagi bergabung dg orang2 zalim.
Jum'at, 11 Desember 2020
___
*Sumber: fb penulis
Kezaliman adl menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Lawan kata zalim adl adil. Jadi, jika ada kezaliman berarti...
Dikirim oleh Prof. Yuwonopada Kamis, 10 Desember 2020