Pilu Warga Kudus Tak Bisa Kerja Gegara Kebanjiran Hampir Sebulan
10Berita - Banjir di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah sudah berlangsung selama tiga pekan lamanya. Warga menceritakan kerepotannya hingga terpaksa menganggur karena tempat kerjanya terendam banjir.
"Setiap tahun terjadi banjir, saya bersihkan rumah ini saja sudah tiga kali ini. Apa itu setiap musim hujan pasti banjir. Bulan Desember awal sudah ada air, surut lagi, paling lama hampir satu bulan ini," kata Darmo ditemui di kediamannya di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Senin (22/2/2021).
"Hampir tiga minggu ada genangan pertama, kemarin dua pekan. Ini banjir hampir sebulan," sambung dia.
Darmo menceritakan banjir selama tiga pekan lebih ini berdampak pada pekerjaannya. Darmo yang kesehariannya bekerja memperbaiki jok motor terpaksa menganggur, karena lokasi kerjanya tergenang banjir.
"Kerja (memperbaiki) jok, kemarin nganggur karena tergenang banjir kemarin," ucap Darmo.
Dia mengaku tidak mengungsi saat banjir. Darmo memilih tinggal di rumahnya di lantai dua.
Saat ini, Darmo mulai membersihkan rumahnya yang sebelumnya tergenang banjir. Menurutnya genangan banjir sudah surut. Sebelumnya genangan banjir masuk ke dalam rumah. Kini genangan banjir tinggal di area jalan saja.
"Saya bersih-bersih, terus pasang pompa pada tenggelam. Kemarin air banjirnya hitam, sudah diatasi. Pertama itu, sudah normal tidak air limbah, pernah limbah kemarin memang," ungkapnya.
"Harapan (saya) bagaimana tidak ada banjir, sampai sekarang masih banjir. Tidak tahu orang di atas ya, orang kecil menerima saja," harap Darmo.
Senada warga lain Muklis. Menurutnya banjir di desanya bukan pertama kali. Kata dia sudah ada empat kali kejadian banjir awal tahun ini. Namun bulan Februari ini terbilang cukup besar.
"Banjir lama kemarin terus jalan ini agak lumutan. Kalau tidak pakai sandal licin banget. Tiga pekan lebih. Ini mulai surut, ini bersih-bersih," kata Muklis ditemui di lokasi sore ini.
Menurutnya banjir di wilayahnya karena kiriman air dari sejumlah daerah melalui Sungai Kencing. Ditambah lagi air kiriman tersebut tidak bisa dialirkan ke Sungai Wulan.
"Di sini hujan, tingginya (air) tinggi. Kalinya Wulan tidak bisa dibuka. Kiriman (dari) Kota, Mejobo, se-Kudus, termasuk Tanjungkarang ke sini. Pintunya memang di sini," ucapnya.
Banjir terjadi di Kudus setiap tahun...
Diwawancara terpisah, Sekdes Jati Wetan Muchamad Yakub mengatakan banjir di Desa Jati Wetan terjadi setiap tahun. Dia berharap agar ada solusi nyata dari pemerintah, karena banjir tahun ini terbilang cukup lama.
"Di sini memang kejadian per tahun mendapatkan musibah kebanjiran. Kami harapkan masalah pompa, kita menunggu air surut di Sungai Wulan itu kelamaan, ini sudah 18 hari warga mengungsi. Penginnya ada pengadaan pompa. Pompanya besar-besar. Kalau ada genangan disedot. Jadi tidak terlalu lama," tambah Yakub.
Sementara itu dari pantauan di lokasi genangan banjir di Desa Jati Wetan sudah berangsur surut, Senin (22/2) pukul 16.30 WIB. Warga yang rumahnya sudah tidak terendam mulai membersihkan sisa-sisa banjir.
Tampak masih ada rumah warga yang terendam banjir dengan ketinggian 50 sentimeter. Sedangkan di jalan permukiman genangan banjir masih sekitar 10-30 sentimeter.[dtk]