OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 14 Mei 2021

Perang Pedang Al-Quds Bukan Dimulai oleh Hamas

Perang Pedang Al-Quds Bukan Dimulai oleh Hamas



10Berita, Semua harus tahu bahwa Ma'rokah Saiful Quds atau Perang Pedang Al-Quds bukan dimulai oleh Hamas sebagaimana simpulan para munafik zindiq. 

Prolog perang itu dimulai oleh rencana dan keinginan penjajah Israel untuk mengusur rumah-rumah Arab muslim di Perkampungan Syaikh Jarrah Yerusalem. Kemudian akan diserahkan kepada Asosiasi Pemukiman Yahudi. 

Hari Kamis (6/5/2021) terjadi bentrokan berdarah antara warga Arab muslim di Perkampungan Syaikh Jarrah dan Masjid Al-Aqsho. Menurut Bulan Sabit Merah Palestina sebanyak 180 warga sipil jatuh menjadi korban.

Hari Jumat (7/5/2021) malam eskalasi makin panas. Serdadu penjajah Israel makin brutal menyerang Perkampungan Syaikh Jarrah dan Masjid Al-Aqsho. 

Menjadi kewajiban setiap muslim yang diserang musuh untuk melindungi aset dan membela diri. Dan syariat menegaskan, "Siapa yang terbunuh karena membela hartanya maka ia syahid."

Doktrin syariat beda sama dokrin kaum munafik zindik yang sesat bahwa Israel bukan penjajah. Bahwa Israel adalah ulil amri. Israel sudah memberikan air, listrik dan sebagainya. Arab muslim saja yang tak mau taat dan mendengar sama ulil amri. Semestinya kalau rumahnya dirampas sama ulil amri mbok yang sabar serta tetap taat dan mendengar. Kata mereka. Karena sunnah mengajarkan begitu (?!).

Di saat eskalasi meningkat dan korban Arab muslim bertambah banyak serta eksistensi Masjid Al-Aqsho terancam, Abu Ubaidah muncul dengan statemennya. 

Juru bicara militer Hamas itu menyerukan kepada serdadu penjajah Israel untuk mundur dari Al-Quds serta menghentikan agresinya. Abu Ubaidah mengultimatum bila sampai jam satu siang seruan mereka tak diindahkan maka roket-roket Hamas akan mentarget aset-aset militer dan pemerintah Israel.

Berangkat dari peristiwa itu jet-jet tempur penjajah Israel menyerang Gaza secara membabi buta. Serangan brutal dan ngawur penjajah menunjukkan tingkat histeria mereka. Histeria adalah kondisi dimana penderitanya tak mampu menahan beban mental atau beban pikirannya, sehingga terjadi konversi menjadi gejala fisik dan reaksi seperti orang gila.

Penjajah tambah histeris melakukan pengeboman pada Gaza setelah melihat kenyataan rudal Ayyas bisa mencapai Kota Ramon serta 70% warga Israel lari buat mengungsi.

Ada banyak kisah pilu yang dialami ibu-ibu Palestina. Satu diantaranya adalah Ummu Ahmad.

Kemarin Ummu Ahmad melepas kepergian Musthofa, anak laki-laki ketiga yang gugur oleh pembom Israel. Sementara dalam agresi Israel tahun 2009 anak laki-laki keduanya yang bernama Kholid juga gugur. Pun, tahun 2003 anak laki-lakinya yang lain yang bernama Mahmud telah gugur. 

Palestina sebagaimana kata Al-Muhaddits Abu Ishaq Al-Huwaini takkan kembali kepada kaum muslimin kecuali dengan kekuatan senjata.

لن ترجع القدس مطلقا إلا على أسنة الرماح 

Jadi, tak ada kata damai dengan penjajah Israel. Saya, anda dan semua muslim wajib membela Masjid Al-Aqsho. 

Dan saya tegaskan sekali lagi bahwa kita hanya bisa membebaskan Palestina dan Masjid Al-Aqsho dengan jihad total yang melibatkan semua kaum muslimin.

(Hafidin Achmad Luthfie)

Sumber: Portal islam