10Berita - Budayawan Eros Djarot mengkritisi kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap tidak punya kuasa.
Dalam dialog bersama Zulfan Lindan di YouTube Unpacking Indonesia, Eros Djarot mengaku tahu siapa orang lebih berkuasa dari Jokowi sebagai presiden.
Eros Djarot mengatakan, kekuasaan yang dibangun ketika Indonesia didirikan adalah membuat peradaban sesuai amanat konstitusi bukan perbiadaban.
"Rupanya banyak teman yang salah baca membangun perbiadaban. Jadi inilah yang terjadi. Jadi saya bilang ga bisa lanjut ini kita harus setop apapun cost nya akan saya bayar untuk melawan perbiadaban ini," ucap Eros.
Menurut Eros, perbiadaban politik saat ini sangat luar biasa dimana kemunafikan dibangun, keserakahan dipelihara, kerakusan ketamakan jadi budaya yang penting berkuasa.
"Orang berkuasa ga menguasai apa-apa, inilah kejadian sekarang ini. Apa dikira Pak Jokowi itu menguasai? Ga lah, bohong itu. Yang berkuasa saya tahu siapa, ga tahu tanya saya," kata Eros.
"Nah itu siapa mas?" tanya Zulfan.
"Siapa lagi kalo bukan doi doi. yang dulu-dulu juga. Sudahlah jangan main sandiwara," kata Eros Djarot.
Sistem politik yang dianut Indonesia saat ini menurut Eros Djarot tidak akan melahirkan para negarawan.
"Lihat saja sistem pemilu yang sekarang ada. Lihat saja para bupati dan gubernur yang dipilih, apa dengan cara ini mampu melahirkan itu (negarawan). Anda harus bawa uang sekarung kok. Bahkan ratusan ribuan karung ya," ucapnya.
Menurut Eros, pola-pola seperti itu tidak akan melahirkan negarawan karena ketika seseorang dapat jabatan yang dipikirkan berapa yang harus dia kembalikan modalnya pada saat dia kampanye.
Kata Eros, sistem politik saat ini menjuruskan kepada oligarki karena mereka yang membayari semua itu.
"Katakanlah kata-kata masih di awang-awang kelabu, naga 9. Bagi yang ga tahu emang kelabu tapi dalam realita politik, mereka cukong abadi. Diabadikan oleh sistem politik yang kita sepakati," terang Eros.
Karena itu kata Eros, masyarakat Indonesia jangan bermimpi menjadi tuan besar di rumahnya sendiri jika sistemnya masih seperti ini.
"Siap-siap saja kita jadi jongos besar ga pernah kita jadi tuan besar. Jangan mimpi lah. Kita di sini cuma numpang aja, the real owner ya mereka," papar Eros Djarot.
Sumber: suara
Sabtu, 18 Juni 2022
Home »
» Sebut 9 Naga 'The Real Owner', Budayawan Eros Djarot: Apa Dikira Pak Jokowi itu Berkuasa? Gak Lah...
Sebut 9 Naga 'The Real Owner', Budayawan Eros Djarot: Apa Dikira Pak Jokowi itu Berkuasa? Gak Lah...
By 10 BERITA 6/18/2022 03:19:00 PM
Sebut 9 Naga 'The Real Owner', Budayawan Eros Djarot: Apa Dikira Pak Jokowi itu Berkuasa? Gak Lah...
Related Posts:
Elite PSI Temui Jokowi, Warganet: KEREEEN...Bahas Pemenangan Presiden di Jam Kerja. Presiden Panik?Elite PSI Temui Jokowi, Warganet: KEREEEN...Bahas Pemenangan Presiden di Jam Kerja. Presiden Panik? 10Berita, Hari ini, Kamis, 1 Maret 2018, tiga elite Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menghadap Presiden Joko … Read More
Sa’i Nyeleneh di Tanah Suci: Politisasi Umrah atau Kebodohan yang Disengaja?Sa’i Nyeleneh di Tanah Suci: Politisasi Umrah atau Kebodohan yang Disengaja? 10Berita – Suatu sore, sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama menggelar diskusi. Mereka membahas kemungkinan untuk berkunjung ke Tibet dan menem… Read More
PKS Tolak Ajakan Istana; Tak Ingin Jokowi Lawan Kotak KosongPKS Tolak Ajakan Istana; Tak Ingin Jokowi Lawan Kotak Kosong 10Berita, Presiden PKS Sohibul Iman menolak ajakan koalisi untuk mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019. Sohibul menolak dengan alasan tak ingin Jokowi hanya melawan… Read More
Mustofa: Hoax! Tidak Ada Pemimpin MCAMustofa: Hoax! Tidak Ada Pemimpin MCA 10Berita, Pengurus Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, yang juga salah satu netizen senior Indonesia, Mustofa Nahrawardaya, membantah dengan keras adanya Pimpinan MCA (Muslim … Read More
Ulama "Digebuk", Aktivis Medsos "Digebuk", Mustafa: Kita Ini Bangsa Apa? Ulama "Digebuk", Aktivis Medsos "Digebuk", Mustafa: Kita Ini Bangsa Apa? 10Berita, JAKARTA - Pegiat media sosial yang juga seorang pengurus PP Muhammadiyah di bidang Majelis Pusta dan Informasi (MPI), Mustafa Nahrawarda… Read More