10 Tahun Hilang, Kepemimpinan Berbasis Intelektualisme Sangat Dibutuhkan Indonesia

10Berita - Indonesia saat ini membutuhkan kepemimpinan yang berbasis pada intelektualisme. Karena kepemimpinan berbasis intelektualisme ini melemah bahkan hilang selama 10 tahun terakhir belakangan.
Demikian disampaikan Associate Professor dan Pakar Sosiologi Bencana di Nanyang Technological University (NTU), Singapura, Sulfikar Amir, Ph.D, saat berbicara di kanal Youtube @The Spokesperson ID: “Anies Baswedan di Mata Seorang Sulfikar Amir” dikutip KBA News, Rabu, 7 Juni 2023.
Dia menjelaskan kepemimpinan berbasis intelektualisme ini adalah bentuk kepemimpinan yang memiliki fondasi pengetahuan yang kuat. Di mana setiap keputusan diambil secara cermat, dikalkulasi dengan seksama, dan diputuskan secara demokratis.
“Dalam arti setiap keputusan itu harus diterima publik dan dipahami oleh publik dengan baik. Tanpa itu keputusan yang seteknokratis apapun akan sulit,” jelasnya.
Menurutnya, tipe kepemimpinan yang demikian ada pada sosok Anies Baswedan. Karena dia melihat mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mampu mengkombinasikan antara nilai-nilai teknokratis dan nilai-nilai demokratis di dalam proses pengambilan keputusan.
Selain seorang yang demokratis dan open minded, dia menegaskan Anies memang sosok yang sangat percaya pada pendekatan saintifik dalam membuat keputusan. Pendekatan ini pula yang membuat Anies ketika menjadi memimpin Ibu Kota lebih baik dalam melalui masa-masa krisis Covid-19 dibanding kepala daerah lainnya.
“Ini bisa saja dimungkinkan karena beliau memiliki latar belakang ilmiah yang cukup solid sebagai seorang yang berpendidikan, Ph.D. Lalu kemudian punya background di bidang pengelolaan publik, ekonomi, dan Ilmu Politik,” jelas Sulfikar yang intens memberikan masukan kepada Anies selaku Gubernur DKI Jakarta ketika masa pandemi Covid-19.
Karena itu pula dia sangat yakin master dari University of Maryland dan doktor dari Northern Illinois University, Amerika Serikat tersebut akan memberikan perhatian yang serius terhadap pengembangan riset dan penelitian kalau menjadi Presiden RI periode 2024-2029.
“Apa yang dilakukan beliau ketika menjadi Gubernur DKI menunjukkan komitmen itu. Dari permasalahan transportasi lalu kemudian permasalahan housing, sampai kemudian branding kota, itu dilakukan secara ilmiah melalui riset melalui inovasi,” jelas doktor jebolan Rensselaer Polytechnic Institute, Amerika Serikat ini.
“Jadi hal ini yang perlu di-scale-up oleh Pak Anies jika diberi kesempatan menjadi pemimpin nasional. Di mana saya yakin komitmen beliau terhadap pengembangan dan penguatan ekosistem inovasi kita itu sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Dia tahu apa yang dia harus lakukan,” demikian Sulfikar Amir.
Sumber: kba