OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 18 Juni 2023

Karena Adil, Anies Dijegal

Karena Adil, Anies Dijegal





10Berita - Dinamika politik yang terjadi saat ini benar – benar aneh dan unik, mengapa? Anies Baswedan yang katanya survey selalu berada pada posisi ketiga dibanding nama – nama capres yang lain, tapi Anies selalu dihambat dan dijegal.

Berbagai macam upaya dilakukan untuk menjegal Anies, baik itu yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Yang langsung upaya mentersangkakan Anies melalui instrumen hukum pada penyelenggaraan Formula E yang terbilang sukses, dicari celah agar Anies bisa ditersangkakan. Aneh bukankah? Formula E yang katanya dianggap ada masalah, tapi perhelatan 2023 justru diselenggarakan lagi oleh Gubernur Plt dan didukung oleh ketua DPRD-nya yang berasal dari PDIP. Aneh mereka ini, di saat Anies yang menyelenggarakan, mereka permasalahkan, tapi disaat dilanjutkan oleh “gengnya” justru mereka beramai-ramai mendukungnya.

Ada juga yang dilakukan secara tidak langsung, misalkan membuyarkan Koalisi Perubahan Untuk Persatuan, dengan cara membegal Partai Demokrat yang mengusung Anies bersama Partai Nasdem dan PKS. Selain upaya pembegalan, Demokrat juga mendapatkan rayuan bahwa AHY akan diduetkan sebagai wakil Ganjar. Hal yang sama juga dialami oleh PKS dan Partai Nasdem. PKS mendapatkan rayuan dengan berbagai kompensasi, sedang NasDem dihajar habis-habisan. Namun sayangnya sampai saat ini ketiga partai pengusung Anies tersebut masih solid.

Lalu apa yang membuat Anies harus dijegal? Inilah yang mesti harus ditelaah melalui rekam jejaknya. Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies adalah Menteri Pendidikan pada masa periode awal pemerintahan Jokowi, sebelumnya adalah Rektor Universitas Paramadina Jakarta, jauh sebelum itu dikenal sebagai intelektual dan ilmuwan yang masuk pada 100 tokoh berpengaruh di dunia. Rekam jejak Anies adalah rekam jejak intelektual dan rekam jejak pejabat publik. Bahkan karya terbaiknya dalam dunia pendidikan adalah gerakan Indonesia Mengajar, sebuah gerakan yang menginisiasi bahwa semua penduduk di wilayah Indonesia harus mendapatkan layanan pendidikan yang baik dan bermutu.

Selama menjadi intelektual dan akademisi, Anies dikenal sebagai intelektual organik, intelektual yang berpihak pada kepentingan hadirnya keadilan, sehingga tak salah disaat, Anies menjabat sebagai rektor, beliau juga menjadi salah satu orang yang membidani lahirnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bahkan di tempat beliaunya menjadi rektor, Mata Kuliah Antikorupsi menjadi mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa.

Karena komitmennya itulah, di awal Jokowi menjadi Presiden, Anies dipercaya menjadi Menteri Pendidikan. Ada harapan yang disematkan terhadap masa depan pendidikan Indonesia.

Namun sayangnya di tengah Anies sedang berupaya membangun pendidikan yang berkomitmen pada keadilan dan antikorupsi, Anies diberhentikan di tengah jalan.

Komitmen tentang keadilan dan anti korupsi menjadi ruh Anies dalam menjalankan kepemimpinannya sebagai pejabat publik.

Ketika menjadi Gubernur Jakarta, hal yang dilakukan Anies adalah menjadikan Jakarta sebagai rumah bersama seluruh warga negara Indonesia. Anies melarang adanya operasi yustisi yang menyasar penduduk di luar Jakarta yang tinggal di Jakarta, bagi Anies mereka semua punya hak untuk mengadu nasib di Jakarta.

Karya monumental Anies dalam memimpin Jakarta adalah menutup reklamasi pantai utara Jakarta. Penutupan ini tentu membuat para oligarki marah, karena jelas – jelas ini akan menghentikan keserakahan yang sedang mereka lakukan.

Kemarahan itulah yang kemudian dipelihara untuk menjatuhkan Anies selama beliau memimpin Jakarta. Anies telah menjadi “musuh bersama”.

Berbagai tuduhan dan fitnah diproduksi tiap hari untuk menjatuhkan Anies, tak tanggung – tanggung, ini dilakukan melalui konspirasi yang rapih dan sistematis, dimulai dengan dimunculkan isu negatif tentang Anies, lalu dipublikasi oleh media “buzzer” dan diramaikan dalam media sosial oleh para buzzer peliharaan.

Gentarkah Anies? Ternyata tidak, Anies bahkan lebih bersemangat untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Jakarta. Semangat Anies adalah semangat para pendiri bangsa, semangat yang dilandasi mengapa bangsa ini diproklamasikan? Semangat itu adalah semangat menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pasca menjadi Gubernur Jakarta, nampaknya Anies adalah model kepemimpinan yang menghadirkan keadilan sosial. Model kepemimpinan yang dihadirkan inilah yang membuat para penjarah negara dan pelaku intoleran yang dilindungi merasa terusik.

Melalui berbagai cara dilakukan untuk menghadang, menjatuhkan dan menjegal Anies agar tak lolos menjadi calon Presiden.

Bagi Anies apa yang dilakukan saat ini bukanlah sesuatu yang baru, ini memang menjadi ruh dan komitmennya dalam menjadikan Indonesia lebih baik lagi. Perubahan dan keberlanjutan adalah pilihan yang dilakukan dan mesti dijalankan.

Kita patut berterima kasih kepada Partai Nasdem, PKS dan Demokrat yang sampai saat ini masih solid dan bertahan mengusung Anies, meski hantaman dan rayuan untuk menggagalkan Anies mereka dapatkan.

Kita berharap, sebagai rakyat yang mencintai Indonesia, sebagai rakyat mendambakan keadilan, kita doakan Anies, Surya Paloh Partai NasDem, AHY Partai Demokrat dan Akhmad Syaikhu PKS, adalah kombinasi apik merdekakakan kembali Indonesia, menjadi negera yang mampu menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Surabaya, 17 Juni 2023

Isa Ansori, Kolumnis dan Akademisi

Sumber: kba


Related Posts: