OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 17 Juli 2023

Data Empiris KIB, M Yasin Kara: 50 Persen Pemilih Muda Dukung Anies

Data Empiris KIB, M Yasin Kara: 50 Persen Pemilih Muda Dukung Anies





10Berita - Para pemilih muda, generasi Z dan milenial, pada Pemilu 2024 akan menjadi rebutan parpol dan calon presiden/calon wakil presiden. Namun, tidak mudah mendapat suara dan dukungan kaum muda.

Ketua Dewan Penasihat Relawan Amanat Indonesia (ANIES) M Yasin Kara mengatakan relawan Kuning Ijo Biru (KIB) melihat adanya pergerakan jumlah suara di kalangan pemilih muda bakal menjatuhkan pilihannya kepada Anies Baswedan di Pemilu 2024.
 
 “Kita dari relawan Kuning Ijo Biru (KIB) yang merupakan gabungan dari Go Anies, Forum Kabah Membangun (FKM) dan Amanat Indonesia (ANIES) melihat berdasarkan data empiris di lapangan, ada kemungkinan terjadi pergeseran suara di kalangan pemilih muda,  serius memilih Anies Baswedan pada Pemilu 2024. Saya optimis jumlahnya bisa 50 persen,” ujarnya kepada KBA News, di Jakarta.

Dia melanjutkan, KIB punya program Go to Campus dan Ngobrol Perubahan Indonesia (NGOPI). Dari diskusi yang berkembang dikalangan mahasiswa dan masyarakat umum, sebagian besar membahas  masalah lapangan pekerjaan yang semakin sulit (tingkat pengangguran tinggi) kasus korupsi, kemiskinan esktrem dan amburadulnya tata kelola keuangan negara.

“Ternyata kegelisahan mereka ini, sama dengan pemikiran Anies Baswedan, sama-sama menginginkan perubahan, menuju rakyat yang adil dan sejahtera sebagaimana yang diamanatkan cita-cita Proklamasi.  Tanpa itu,  Indonesia akan  mengalami kebangkrutan dan kehancuran,” tutur dia.

Yasin melanjutkan, para pemilih muda mendukung Anies Baswedan tanpa diselimuti keraguan, kenapa? Karena selama KIB menggelar diskusi-diskusi di kampus di hampir seluruh Indonesia, mereka semua cukup kritis dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai persoalan bangsa yang sedang karut marut seperti ini.

“Diskusi yang kita selenggarakan menggunakan teori-teori ilmu pengetahuan yang aktual. Pembicaranya, seperti Rocky Gerung (politisi sekaligus akademisi UI), Saut Situmorang (mantan Wakil Ketua KPK) yang sudah mumpuni di bidangnya masing-masing. Dari diskusi tersebut, muncul solusi-solusinya, mungkin inilah yang membuat mereka kena dipikirannya,” ucapnya.

Dia melanjutkan, setiap KIB menggelar diskusi baik di kampus maupun di lingkungan luar, sambutannya luar biasa. Ini, artinya generasi muda sangat kritis, pada isu-isu sosial, politik dan ekonomi. Haus akan ilmu pengetahuan dan jawaban dari apa yang menjadi pertanyaan-pertanyaan kritisnya dapat dijawab dengan baik dalam diskusi.

Data Kemendagri menunjukkan, jumlah pemilih pada 2024 mencapai 206.689.516 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 110.934.265 jiwa (53,6 persen) merupakan pemilih dengan rentang usia 17-39 tahun.

Meski sering melakukan kunjungan ke kampus-kampus, namun KIB tidak pernah menyinggung perubahan yang dibawa Anies. KIB tidak pernah memaksa apalagi mendoktrin dan mengarahkan memilih mantan Gubernur DKI Jakarta itu pada Pemilu 2024.

“KIB dari awal selalu optimis, bisa menyumbang 25-30 juta suara karena kita punya strategi matang untuk pemenangan Anies Baswedan menjadi Presiden RI.”

Kata dia, majunya Anies  rasyid Baswedan (ABW) sebagai Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang merupakan gabungan dari Partai NasDem, Partai Demokrat dan PKS menjadi “magnet” kekuatan politik baru melawan oligarki.

Tak heran, lanjutnya, hingga kini dukungan relawan yang bergaung di KIB terus bertambah dari berbagai kalangan. Alasannya, karena ada satu hal yang lebih bahwa Anies Baswedan adalah sosok presiden yang kematangannya secara emosional dan intelektual sudah  teruji. Reaksi Anies terhadap kritikan selalu konstruktif, terukur dan mengarah pada solusi.  Tidak asal memberi reaksi sehingga dianggap punya kelebihan di bandingkan dengan kandidat capres lainnya.

“Kelebihan Anies dibandingkan calon presiden lainnya, ucap, kata dan perbuatan sama, pemimpin seperti ini hanya Jenderal TNI (Purn) M. Yusuf, tokoh militer di era Presiden Soeharto,” tukas Yasin menutup perbincangan.

Sumber: kba


Related Posts: