OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 10 Oktober 2023

Media Prancis Bongkar Kesombongan Israel, Palestina Semakin Kuat

Media Prancis Bongkar Kesombongan Israel, Palestina Semakin Kuat



10Berita  – Pertempuran atas pendudukan dan kekerasan di Israel mendapat sentimen dari media barat.

Redaktur utama majalah Prancis Orient 21, Alain Gresh menyatakan bahwa pada Oktober 50 tahun yang lalu, Israel mengalami kejutan yang mirip dengan serangan Brigade Qassam, yang disamakan dengan Topan Al-Aqsha.

Pertahanan yang kuat dari warga Palestina mengejutkan para penjajah dan juga mendapat perhatian dari banyak negara Barat.

Alain Gresh menyoroti bahwa kesombongan Israel dalam pendudukan wilayah dan tanah Arab membuat mereka lupa diri.

Mereka berpikir bahwa tindakan agresi bisa terus berlangsung tanpa perlawanan keras dan tanpa batas waktu dari rakyat pemilik tanah sesungguhnya.

Menurut Alain Gresh, seperti dalam Perang Oktober 1973, kejutan menimpa Tel Aviv dengan serangan Palestina dan mengakibatkan kekalahan militer yang signifikan.

Seperti halnya dalam Perang Oktober, kesombongan penjajah, kebencian terhadap Palestina, dan keyakinan fanatik pemerintah Yahudi membuat mereka buta terhadap realitas.

Alain Gresh tegas mengatakan, serangan Hamas dua hari yang lalu tidak hanya mengejutkan karena timing yang dipilih, tetapi juga karena skala, organisasi, dan kemampuan militer yang digunakan, termasuk invasi terhadap pangkalan militer Israel.

Lebih dari itu, Alain Gresh mengingatkan bahwa pada masa itu, banyak pengamat di Eropa dan Amerika Serikat mengutuk “agresi Mesir-Suriah” yang dianggap tidak dapat dibenarkan dan tidak bermoral.

Pemimpin Israel suka memanfaatkan ungkapan ini untuk mengaburkan akar konflik, yaitu pendudukan.

Lantas Alain Gresh mempertanyakan logika yang menyatakan bahwa pada tahun 1973, keinginan untuk mengakhiri pendudukan Sinai dan Golan dianggap tindakan legal, sementara keinginan rakyat Palestina untuk membebaskan diri dari pendudukan Israel saat ini dianggap tidak sah setelah 50 tahun.

Dia menekankan bahwa operasi saat ini menyatukan seluruh warga Palestina dan memicu dukungan luas di dunia Arab, meskipun ada upaya pemimpin Arab untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dan mengorbankan Palestina.

Alain Gresh menyatakan bahwa setiap kali Palestina bangkit, Barat menggambarkannya sebagai tindakan terorisme, sementara mereka memuja perlawanan Ukraina. (Sumber: suara)


Related Posts:

  • PILKADA DKI PUTARAN 2, AWAS JANGAN SALAH COBLOS PECINYA!! 10Berita- Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat membenarkan gaya baru fotonya di surat suara putaran kedua. Kali ini dia menggunakan peci. Hal itu be… Read More
  • Standardisasi Khatib, Komnas HAM: Bagaimana dengan Pendeta? 10Berita- JAKARTA -- Standardisasi dan sertifikasi khatib serta mubaligh dinilai semakin meresahkan dan mengancam persatuan bangsa. Kebijakan tersebut juga dinilai … Read More
  • 3 Organisasi Dunia Desak FIFA Larang Pertandingan di Wilayah Israel10Berita-PALESTINA—Organisasi Human Rights Watch, Avaaz dan Organisasi Proyek Timur Tengah dilaporkan telah mendesak Federasi Sepakbola Internasional (FI… Read More
  • Jerman Enggan Ikuti Amerika Berlakukan Aturan Elektronik Ban Terhadap Umat Islam 10Berita– Rabu 23 Maret 2017, pemerintah Jerman mengumumkan bahwa mereka tidak berencana untuk memberlakukan aturan elekrtonik ban di pes… Read More
  • Standardisasi Khatib Dinilai Mengada-ada 10Berita, JAKARTA -- Pro dan kontra wacana standardisasi khatib dan isi dakwah masih bergulir. Beberapa tokoh ulama masih meragukan apakah program yang di canangkan Menteri Agama Lukm… Read More