Kondisi gereja di Jolo, Filipina, pascadibom (Foto: cnnindonesia.com/AFP/Nickee Butlangan)
10Berita, Pemerintah Indonesia masih mengumpulkan fakta mengenai keterkaitan warga negara Indonesia, yang diduga pemerintah Filipina terlibat dalam pengeboman gereja. Pasalnya, gerakan separatis di Mindanao, tidak dilakukan oleh satu kelompok. Dan dugaan pelaku adalah orang Indonesia masih sebatas pernyataan para saksi.
Hal senada diungkapkan pakar teroris sekaligus Indonesianis Sidney Jones. Sebagaimana diberitakan cnnindonesia.com(2/2), Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones menyebut pengusutan kasus bom gereja di Pulau Jolo, Mindanao, Filipina bakal lebih sulit dari kasus bom Surabaya pada 2018.
Sidney Jones meminta Filipina tak asal menuduh pelaku serangan gereja adalah warga negara Indonesia (Foto: sketsanews.com/rimanews.com)
Pasalnya, kondisi di Filipina sangat rumit karena banyak kelompok teroris yang berseberangan dengan pemerintahan Rodrigo Duterte. Banyaknya kelompok teroris membuat pelaku sulit diungkap identitasnya.
DI Filipina setidaknya ada kelompok Abu Sayyaf, ada MILF (Moro Islamist Liberation Front), dan beberapa kelompok lain. Kelompok Abu Sayyaf memiliki 5-6 faksi yang didasarkan suku dan tempat. Lalu sangat sulit untuk membedakan satu kelompok dan kelompok lain.
Maka pelaku bisa saja warga asing (foreign terorist fighter). Dugaan ini berdasarkan klaim pemerintah Filipina beberapa waktu lalu bahwa banyak warga asing yang berkaitan dengan ISIS masuk ke Pulau Jolo. Sidney menyebut serangan bom di Filipinamirip seperti di Surabaya. Belum ada satu pihak pun, termasuk pemerintah Filipina, yang bisa dengan pasti memastikan identitas pelaku.
Pernyataan-pernyataan pemerintah Filipina, termasuk keterlibatan warga negara Indonesia (WNI), hanya berdasarkan keterangan saksi yang belum bisa dipastikan kebenarannya seratus persen. Namun seperti kasus di Surabaya, lambat laun para pelaku bisa diungkap.
Meski begitu, ia mengkhawatirkan pemerintahan Duterte selalu menyebut pelaku pengeboman adalah WNI tanpa bisa mengungkapkan bukti. Hal ini bakal membuat citra buruk Filipina di mata Indonesia.
Sebagaimana diberitakan cnnindonesia.com,bom meledak di gereja Pulau Jolo, Mindanao, Filipina pada Minggu (27/1). Tercatat 22 orang tewas dan lebih dari seratus orang luka-luka. Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano mengklaim pelaku adalah pasangan suami istri berkewarganegaraan Indonesia. Namun hal itu belum bisa dipastikan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.
Ayo Filipina, cari pelaku yang sebenarnya dan jangan asal main tuduh!
Para pejuang Moro yang menuntut kemerdekaan dari Filipina (Foto: AFP/newsinfo.inquirer.net)

Sumber :