OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label SAVE AL AQSHA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SAVE AL AQSHA. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 09 Februari 2019

Imam Masjid al-Aqsa kecam keheningan pemerintah Arab terkait masalah Palestina

Imam Masjid al-Aqsa kecam keheningan pemerintah Arab terkait masalah Palestina


10Berita : Imam Masjid al-Aqsa, Sheikh Muhammad Husain, mengecam keheningan yang dipelihara oleh pemerintah Arab terkait masalah Palestina.
Husain menyerukan untuk mengusir kedutaan besar Palestina dari negara-negara Arab yang tidak secara terbuka mendukung rakyat Palestina dan situs-situs suci Yerusalem.
50.000 jamaah Muslim melakukan sholat Jumat siang di Masjid al-Aqsa Yerusalem – situs suci ketiga di Islam.
Dia meminta umat Islam untuk kumpulkan sumber daya dan bersatu untuk mendukung tujuan Palestina.


Sumber : Arab News | Redaktur : Aris Abadi
Copyright © 1439 Hjr. (2019) – Moslemtoday.com


Sumber: Moslemtoday.com

Sabtu, 05 Januari 2019

Warga Palestina Gelar Demo Jumat ke-41 di Zona Penyangga Gaza

Warga Palestina Gelar Demo Jumat ke-41 di Zona Penyangga Gaza

Demonstrasi akan berlanjut ‘sampai mereka mencapai tujuan akhir’, kata otoritas Nasional Gaza.
10Berita ,GAZA
 Sedikitnya 20 pegunjuk rasa Palestina terluka dalam demonstrasi yang berlangsung pada Jumat (4/1/2019) di dekat zona penyangga perbatasan Gaza akibat tembakan gas air mata tentara Zionis, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, Jumat (4/1).
“Lima belas demonstran terluka akibat tembakan penjajah Zionis dan lima petugas medis diserang dengan tembakan gas air mata,” kata juru bicara kementerian Ashraf al-Qidra kepada Anadolu Agency (AA).
Dalam sebuah pernyataan, kementerian mengecam “pelanggaran terus-menerus terhadap personel medis” yang dilakukan oleh pasukan penjajah Zionis.
Pada Jumat ke-41, orang-orang Palestina berkumpul di sepanjang zona penyangga perbatasan Gaza untuk mengambil bagian dalam demonstrasi yang sedang berlangsung melawan pendudukan/penjajahan penjajah Zionis selama puluhan tahun.
Otoritas Nasional Gaza meminta warga Gaza untuk menerobos blokade penjajah dan mengambil bagian dalam unjuk rasa “sampai mereka mencapai tujuan akhir”.
Demonstran menuntut hak untuk kembali ke rumah dan desa mereka di Palestina yang bersejarah, tempat mereka diusir pada 1948. Pengusiran itu dilakukan untuk memberi jalan bagi terbentuknya negara baru ilegal bernama “Israel”.
Demonstran juga menuntut diakhirinya 12 tahun blokade Zionis di Jalur Gaza. Blokade itu telah menghancurkan ekonomi di daerah kantong pantai dan yang berpenduduk sekitar dua juta itu.
Sejak demonstrasi di Gaza pertama kali dimulai pada 30 Maret 2018, lebih dari 250 warga Palestina telah gugur dan ribuan lainnya terluka akibat tembakan pasukan penjajah yang dikerahkan di dekat zona penyangga Gaza. (mus)
Sumber: AA, Salam Online.


Jumat, 04 Januari 2019

Palestina Ingatkan Muslim Dunia: Pondasi Al-Aqsha Terus Digali Zionis!

Palestina Ingatkan Muslim Dunia: Pondasi Al-Aqsha Terus Digali Zionis!


10Berita  – Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk berbagai penggalian di Yerusalem, tepatnya di bagian paling bawah dari Temple Mount dan kawasan sekitarnya serta di Desa Silwan.
Palestina menilai penggalian itu sebagai bagian kebijakan ‘Yahudisasi’, menyebabkan runtuhnya tanah, rumah-rumah retak, dan menciptakan lubang di dalam bangunan Masjid Al-Aqsa.
Dalam pernyataannya yang dilansir dari Israel National News, Kamis (3/1/2019), otoritas Palestina mengatakan penggalian sengaja dilakukan di bawah rumah-rumah warga Arab Palestina. Dengan demikian Otoritas Kota Yerusalem dapat mengeluarkan perintah untuk mengosongkan rumah mereka, dengan alasan kawasan itu tak lagi cocok untuk permukiman.

Komunitas internasional, UNESCO dan organisasi-organisasi hak asasi manusia diserukan membentuk komisi penyelidikan internasional untuk mengekspos rencana penggalian Israel dan implikasinya pada rumah-rumah warga Arab Palestina. Komisi ini dimaksudkan agar Israel menghentikan penggalian tersebut.
Palestina juga menyebut Israel melakukan Yahudisasi Yerusalem. Tahun lalu, Palestina mendesak Dewan Keamanan PBB melindungi Yerusalem dari dari upaya Isarel melakukan Yahudisasi kota itu.
Dalam pernyataan pada Sabtu (29/12/2018) tahun lalu, Kementerian Luar Negeri Palestina mengingatkan penggalian Israel menimbulkan ancaman besar bagi rumah-rumah warga Palestina di Yerusalem Timur.


Sumber : Eramuslim 

Kisah Kehidupan Pejuang Palestina

Kisah Kehidupan Pejuang Palestina

10Berita , AL-QURAN. Senjata. Pertolongan Allah. Itulah aksioma kehidupan para mujahidin Palestina di Jalur Gaza. Seperti apa persisnya kehidupan para mujahid Palestina sehari-hari? Tiga orang mujahid Palestina diwawancarai oleh gulfnews menuturkan keseharian mereka.
“Kami hidup normal dan biasa saja, kecuali di saat perang. Ketika perang, kami tidak pernah lagi tinggal atau sempat pulang ke rumah, bahkan untuk sedetikpun. Untuk mengetahui kondisi keluarga, kami menelefon mereka, atau mengirim seseorang yang kami percaya. Dalam kondisi normal, kami berkumpul bersama keluarga, silaturahim dengan teman-teman. Perang membuat semuanya menjadi sulit,” ujar salah seorang dari mereka.

“Apakah kami memikirkan kematian? Tentu saja, kami sangat khawatir, tapi bukan terhadap diri kami sendiri, melainkan pada keluarga kami. Seperti siapapun di dunia ini, kita selalu kuatir terhadap keluarga kita melebihi pada diri sendiri. Kami telah memilih jalan perjuangan, tak ada yang memaksa kami. Ini pilihan hidup kami.”
“Dunia selalu mengira kami membesarkan anak-anak untuk menjadikan mereka barisan perjuangan melawan Israel, itu salah besar. Kami tidak pernah sama sekali melibatkan anak-anak dalam perjuangan kami. Itu adalah propaganda Israel. Semua yang terlibat dalam perjuangan adalah laki-laki dewasa, mulai dari usia 20, 25 dan 30 tahun. Mereka yang tergabung menyadari benar akan risiko menjadi mujahid. Sekali lagi kami tidak pernah sekalipun menggunakan anak-anak untuk menghadapi musuh!”
“Yang ada dalam pikiran kami ketika kami menarik pelatuk, bagi saya pribadi, saya harus membunuh mereka, tentara-tentara Israel itu seperti mereka yang membunuh orang-orang Palestina tak berdosa. Jika saya meninggalkan satu orang tentara Israel saja, maka dia akan kembali membunuh lebih banyak lagi warga kami.”

“Orang bertanya bagaimana kami selama ini mendapatkan senjata sedangkan kami dikepung sedemikian rupa. Walaupun Israel menutup semua terowongan, kami akan tetap mendapatkan senjata untuk melindungi diri. Kami mempunyai banyak sekali terowongan yang tidak pernah diketahui oleh siapapun, kecuali kami sendiri. Dan Allah selalu menolong kami.” []

SUMBER: GULFNEWS, Islampos

Selasa, 01 Januari 2019

Kaleidoskop 2018: Peristiwa-peristiwa Besar dalam Krisis Palestina

Kaleidoskop 2018: Peristiwa-peristiwa Besar dalam Krisis Palestina


10Berita  – Selama 70 tahun terakhir, tindakan represif Israel selama menjajah bangsa Palestina tak pernah berhenti. Kampanye penangkapan, penyerbuan, pembunuhan warga sipil dan penghancuran rumah terus dilakukan.
Pada tahun 2018, tindakan tersebut tampak lebih nyata dan mengukir ingatan tersendiri bagi warga Palestina. Kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia kia mengemuka, selain kesewenang-wenangan yang tak kunjung mereda.
Berikut adalah lima peristiwa terbesar di wilayah Palestina yang dijajah di tahun ini:
Pertama: Great March of Return di Jalur Gaza
Dalam perjuangan Palestina untuk meraih kemerdekaan, aksi protes bertajuk Great March of Return di Jalur Gaza yang terkepung menjadi salah satu yang disoroti. Pada 30 Maret, ribuan warga Palestina di Gaza berkumpul di perbatasan dalam sebuah gerakan demonstrasi massal.
Demonstrasi itu diselenggarakan bertepatan dengan Land Day, yang menandai peristiwa 30 Maret 1976 ketika polisi Israel membunuh enam warga Palestina yang memprotes pengambilalihan tanah.
Aksi protes yang hingga hari ini masih berlanjut, telah menyerukan hak untuk kembali pengungsi Palestina ke rumah mereka, dari mana mereka diusir selama Nakba di tengah pembentukan negara Israel pada tahun 1948. Protes juga menyerukan diakhirinya pengepungan Gaza selama 11 tahun dan menuntut hak kebebasan warga Palestina.
Sejak awal protes, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 230 warga Palestina di daerah kantong pantai yang dikepung dan melukai lebih dari 25.000 orang.
Kedua: Israel Meloloskan Hukum Negara-Bangsa
Pada tanggal 19 Juli, parlemen Israel Knesset, mengesahkan undang-undang negara-bangsa. UU ini menegaskan bahwa orang Yahudi berhak untuk menentukan nasib sendiri di negara Israel.
Hukum negara-bangsa juga menyatakan bahwa Israel “memandang pengembangan permukiman Yahudi sebagai nilai nasional, dan akan bertindak untuk mendorong dan mempromosikan pembentukan dan penguatannya dengan mengabaikan hukum internasional yang menyebutnya permukiman ilegal.
“Hukum negara-bangsa diabadikan sebagai mandat konstitusional supremasi Yahudi atas non-Yahudi, yang telah secara efektif memandu kebijakan Israel selama bertahun-tahun.”
Ketiga: Trump Memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem
Pada tanggal 6 Desember 2017, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Trump juga mengumumkan bahwa negaranya akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke sana.
Pada 14 Mei, yang menandai peringatan 70 tahun Nakba, AS memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Setelah keputusan AS, Guatemala dan Paraguay mengikuti – meskipun Paraguay kemudian membatalkan langkah itu. Sejumlah politisi di negara lain juga telah menyerukan agar negara mereka mengikutinya.
Pemindahan kedutaan secara implisit menjadi dorongan bagi Israel untuk melanjutkan dan mengintensifkan kebijakan rasisnya terhadap Palestina di kota.
Dalam jangka panjang langkah pemindahan ini akan memiliki banyak dimensi politik yang merugikan pada rakyat Palestina – baik di dalam maupun di luar Palestina. Langkah itu akan membuat jauh lebih sulit di masa depan untuk mendirikan negara Palestina, terutama jika negara-negara lain mengikutinya.

Sumber : Kiblat 

Sabtu, 29 Desember 2018

Jumat ke-40, Warga Palestina Lanjutkan Protes di Perbatasan Gaza

Jumat ke-40, Warga Palestina Lanjutkan Protes di Perbatasan Gaza

Hamas bersumpah untuk terus menggelar demonstrasi “sampai tujuan tercapai” demi menuntut kembalinya hak warga Palestina yang dirampas penjajah Zionis Yahudi pada 1948 dan 1967.  
10Berita  GAZA
Hari ini, tepat Jumat ke-40, 28 Desember 2018, warga Palestina berkumpul di sepanjang zona penyangga perbatasan Jalur Gaza untuk mengambil bagian dalam aksi protes terhadap pendudukan/penjajahan Zionis Yahudi selama puluhan tahun.
Dalam sebuah pernyataan, Otoritas Nasional Gaza mendesak warga Palestina untuk terus berunjuk rasa setiap Jumat hingga dapat menembus blokade Zionis di bawah panji, “Kami tidak akan mengabaikan hak kami untuk hidup bermartabat”.
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Hamas Abdul Latif Qanoua, mengatakan, pihaknya bersikeras untuk mengambil bagian dalam aksi unjuk rasa selama 40 pekan berturut-turut.
“Kami akan melanjutkan protes ini sampai kami mencapai tujuan kami,” kata Qanoua seperti dikutip Anadolu Agency (AA), Jumat (28/12).
Demonstran menuntut hak untuk kembali ke rumah dan desa mereka di Palestina, tempat di mana mereka diusir pada 1948 untuk memberi jalan bagi pembentukan negara baru ilegal bernama “Israel”.
Mereka juga menuntut diakhirinya 12 tahun blokade Zionis di Jalur Gaza yang telah menghancurkan ekonomi di daerah kantung pantai berpenduduk sekitar dua juta itu.
Sejak demonstrasi dimulai pada 30 Maret, lebih dari 250 warga Palestina telah gugur dan ribuan lainnya terluka oleh tembakan pasukan penjajah yang dikerahkan di dekat zona penyangga. (mus)
Sumber: Aksi, alam Online.


Selasa, 16 Oktober 2018

Menlu Palestina: Sosial Media Senjata Ampuh untuk Dukung Palestina

Menlu Palestina: Sosial Media Senjata Ampuh untuk Dukung Palestina

Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki
10Berita, JAKARTA—
Menlu Palestina Riyad al-Maliki merasa bersyukur dan sangat menghargai berbagai dukungan Indonesia kepada Palestina. I amengatakan, berbagai dukungan tersebut menjadi sangat berarti bagi rakyat Palestina yang sampai saat ini belum memperoleh kemerdekaan negaranya.
Dia mengatakan begitu banyak bentuk dukungan yang bisa dilakukan untuk membantu Palestina. Salah satu yang paling ampuh menurutnya adalah sosial media. Baginya, sosial media bisa menyebarkan informasi, kepada dunia tentang apa yang terjadi di Palestina saat ini. Dia berharap rakyat Indonesia khususnya, bisa menyebarkan kebenaran apa yang terjadi di Palestina dari sosial media yang dimiliki.
"Saya percaya bahwa masyarakat sipil individual, mereka punya senjata yang paling ampuh. Kita tahu bahwa semuanya punya smartphone, dan semua orang punya sosial media. Gunakanlah itu untuk Palestina. Ini merupakan senjata ampuh untuk membantu kami. Sosial media bisa menyebarkan kepada dunia tentang Palestina, tentang perjuangan Palestina, tentang penderitaan Palestina. Ini bisa menjadi support (dukungan) yang sangat besar bagi kita," ujar al-Maliki.
Hal ini disampaikannya, saat memberikan kuliah umum di Gedung IASTH, Sekolah Kajian Stretejik dan Global Kampus Salemba, Universitas Indonesia, Senin (15/10).
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki (kedua dari kiri) berpose usai memberikan kuliah umum di Gedung IASTH, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Kampus Salemba, Universitas Indonesia, Senin (15/10). (VOA/Ghita)
Selain itu dengan Indonesia menjadi anggota tidak tetap DKK PBB yang dimulai Januari 2019 nanti, menjadi angin segar bagi Palestina. Terlebih ketika Indonesia berjanji akan menjadi suara bagi Palestina. Dia pun yakin suara Palestina akan terwakili oleh Indonesia di DKK PBB nantinya.
"Sekarang Indonesia menjadi anggota tidak tetap DKK PBB di 2019. Indonesia berjanji akan menjadi suara bagi Palestina di forum itu. Ini adalah sesuatu yang tidak pernah kami kira sebelumnya. Bahwa negara seperti Indonesia datang dan bilang akan menjadi suara bagi kita. Ini sangat penting. Dan kita sangat menghargai dan bersyukur Indonesia melakukan itu," tambahnya.
Selain itu, menurutnya, bentuk support lain yang bisa diberikan oleh Indonesia khususnya umat muslim kepada Palestina adalah dengan mengunjungi Yerusalem ketika sedang melakukan ibadah umrah. Mereka, kata Maliki bisa beribadah di Masjid Al-Aqso nantinya. Menurutnya hal tersebut akan membantu memperbaiki perekonomian masyarakat Palestina di Yerusalem.
Pengamat Timur Tengah Yon Machmudi mengatakan, meskipun Indonesia menjadi suara bagi Palestina di DKK PBB nanti, jalan Palestina untuk meraih kemerdekaannya masih cukup panjang dan tidak mudah. Namun, kata Yon dengan dukungan Indonesia di dunia internasional bisa menimbulkan harapan baru bagi Palestina bahwa kemerdekaan adalah suatu yang bisa dicapai.
"Tentu butuh waktu yang sangat panjang. Sebenarnya kan Palestina ini merasa sudah sangat lelah dengan perjuangan kemerdekannya. Negosiasi dilakukan berulang kali sejak 1993, dan proyeksinya akan terjadi kemerdekaan. Tapi sekarang beberapa negara Arab mulai berpikir bahwa tidak strategis lagi untuk menyuarakan Palestina maka wajar kalau kemudian Palestina, secara khusus melalui. Menlunya datang ke Indonesia untuk meminta dukungan. Indonesia sebagai negara yang tidak memiliki kepentingan apa-apa di kawasan Timur Tengah, yang bersuara di DKK PBB untuk pencapaian kemerdekaan Palestina," ulasnya.
Yon juga menjelaskan selain di DKK PBB, Indonesia juga bisa memberikan dukungan kepada Palestina dengan melakukan pembicaraan dengan negara-negara lain tentang Palestina. Setidaknya, kata Yon dengan cara ini isu Palestina tetap akan menjadi perhatian di mata internasional, di saat Palestina mulai kehilangan dukungan dari negara-negara lain seperti negara Arab. [gi/ab
Sumber : Voa 

Minggu, 08 Juli 2018

Dukung Palestina, Aktivis HAM Swedia Keturunan Yahudi Berjalan Kaki Sepanjang 5.000 Km Swedia-Palestina

Dukung Palestina, Aktivis HAM Swedia Keturunan Yahudi Berjalan Kaki Sepanjang 5.000 Km Swedia-Palestina


10Berita, Aktivis HAM Swedia berusia dua puluh lima tahun keturunan Yahudi, Benjamin Ladraa melakukan perjalanan berbahaya dari Swedia ke Palestina untuk meningkatkan kesadaran dunia internasional tentang pelanggaran HAM di wilayah penjajahan Israel.

Ladraa memulai perjalanan 5.000 km dari Gothenburg, Swedia, pada 8 Agustus 2017tahun lalu, bertepatan dengan peringatan seratus tahun Deklarasi Balfour.


Pada Kamis 5 Juli 2018 kemarin, setelah hampir satu tahun berjalan, Ladraa akhirnya tiba di perbatasan Yordania-Palestina. Namun oleh pihak Israel, Ladra dilarang masuk ke wilayah Palestina.

Atas pengorbanan ini, Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas memberikan kewarganegaraan Palestina pada hari Jumat (6/7/2018) lalu kepada aktivis Swedia Benjamin Ladraa, yang telah berjalan dari Swedia ke Palestina untuk meningkatkan kesadaran tentang pelanggaran hak asasi manusia.

"Langkah ini diambil untuk menghargai upaya Ladraa dan posisinya untuk mendukung rakyat Palestina," kata Abbas seperti dilansir kantor berita resmi Palestina Wafa.

Ladraa dilarang oleh polisi Israel memasuki Palestina pada hari sebelumnya.

Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengutuk langkah itu.

Dalam pernyataan singkat, juru bicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan larangan itu mencerminkan kebijakan isolasi Israel untuk rakyat Palestina dan ketidakadilan dan tekanan pada orang-orang di Palestina.

Aktivis berusia 25 tahun itu memulai perjalanannya ke Palestina dari Swedia hampir setahun lalu untuk meningkatkan kesadaran tentang pelanggaran hak asasi manusia di wilayah yang diduduki.

Setelah tiba di perbatasan Israel dari Yordania, ia dilarang oleh pemerintah Israel untuk memasuki Palestina dan ditahan selama enam jam.

Ladraa memulai perjalanannya dari Swedia Agustus lalu dan melintasi Jerman, Austria, Slovenia, Kroasia, Serbia, Bulgaria, Turki, Lebanon, dan Yordania.

Perjalanan Kemanusiaan


Setiap hari adalah pengalaman yang berbeda, kata Ladraa, kepada Al Jazeera. Terkadang dia tidur di tenda atau hostel. Makan malam dapat terkadang makanan kaleng dengan api unggun atau makan bersama dengan tuan rumah yang ia temui selama perjalanannya.

Ladraa kadang-kadang mengadakan ceramah, di mana dia memberi tahu para pendengarnya apa yang dia lihat selama perjalanannya di Palestina.

Dengan pengecualian beberapa insiden yang terpisah, ia mengatakan kebanyakan orang menyambutnya.

Di Praha, katanya, dia ditahan oleh penjaga kedutaan “Israel” karena dia membawa bendera Palestina dan mendorong troli.

Dia dibebaskan setelah pasukan penjinak bom memastikan dia tidak berbahaya.

Dia memposting foto-foto perjalanannya di akun Facebook dan Instagram-nya dengan tanda pagar #walktopalestine. (Link: https://www.instagram.com/walktopalestine/)

Untuk melakukan perjalanan ini dia telah menjual semua miliknya. Terkadang, dia menerima sumbangan.


Ladraa mengatakan dia mengadakan aksi jalan kaki dari Swedia ke Palestina karena sangat tersentuh oleh perjalanan tiga pekan ke Palestina pada April 2017 sebelumnya, sehingga dia memutuskan untuk “memberi tahu dunia tentang apa yang terjadi di Palestina”.

“Saya terkejut dengan apa yang saya lihat di sana, melihat semua tembok (tembok pemisah yang dibangun Israel), tentara berjalan di sepanjang jalan membawa senapan mesin M-60. Saya mendengar cerita tentang 300 anak di penjara, pemerkosaan di rumah.”

“Setelah tiga pekan (di Palestina), saya kembali (ke Swedia) dan ingin melakukan sesuatu untuk meningkatkan kesadaran tentang pelanggaran hak asasi manusia di Palestina,” kata Ladraa, yang lahir dari orang tua Yahudi.

Saat melakukan aksi jalan kaki ini, Ladraa membawa bendera Palestina di punggungnya dan keffiyeh, simbol kemerdekaan Palestina, di atas bahunya.

“Saya pikir semua orang dapat dan harus memberikan sedikit waktu untuk melakukan sesuatu untuk orang lain,” kata Ladraa ketika ia berangkat dari Beograd pada 10 Februari.

Saat tiba di Turki pada 7 Mei 2018, Ladraa bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan mendapat anugerah the International Mount of Olives Peace Awards di Istanbul.

President of Turkey Recep Tayyip Erdogan (2nd L) and his wife Emine Erdogan (L) speak with Swedish activist Benjamin Ladraa (2nd R) who is walking from Sweden to Palestine to raise awareness of the Israeli occupation on 7 May 2018 [Cem Öksüz/Anadolu Agency]

Ladraa menyampaikan pesan tentang keharusan semua orang untuk menjadi aktivis pembela Palestina karena penjajahan Israel yang sedang berlangsung dan pelanggarannya terhadap hak asasi manusia.

Melalui akun instagramnya, Sabtu (7/7/2018), Benjamin Ladraa menyampaikan tentang dilarangnya masuk ke wilayah Palestina oleh Israel.

"The Israelis didn't allow me to enter Palestine. I was interrogated for about six hours before they told me I was denied entry. They only gave two reasons for denying me entry, one was that they thought I was lying during the interrogation and the other was that they thought I would go to Nabi Saleh and make a demonstration (which they just assumed). On this day it has been eleven months of walking and speaking about the human rights violations under the occupation. Now ask yourself why the Israeli state fears one Swedish man so much that they didn't allow him to enter the country they are occupying. This is the power of activism. #walktopalestine"

(Israel tidak mengizinkan saya masuk ke Palestina. Saya diinterogasi selama sekitar enam jam sebelum mereka mengatakan bahwa saya ditolak masuk. Mereka hanya memberikan dua alasan untuk menolak saya masuk, salah satunya adalah mereka mengira saya berbohong selama interogasi dan yang lain adalah bahwa mereka mengira saya akan pergi ke Nabi Saleh dan membuat demonstrasi (yang mereka duga). Pada hari ini, sudah sebelas bulan berjalan dan berbicara tentang pelanggaran hak asasi manusia di bawah pendudukan (penjajahan Israel pred). Sekarang tanyakan pada diri Anda mengapa negara Israel sangat takut pada seorang pria Swedia sehingga mereka tidak mengizinkannya memasuki negara yang mereka tempati. Inilah kekuatan aktivisme. #walktopalestine)

A post shared by WalktoPalestine (@walktopalestine) on Jul 5, 2018 at 7:32pm PDT

___
Referensi:
- https://www.aa.com.tr/en/world/swedish-activist-granted-palestinian-citizenship/1197080
- https://www.arrahmah.com/2018/04/16/dukung-palestina-aktivis-swedia-berjalan-kaki-sepanjang-5-000-kilometer/
- https://www.middleeastmonitor.com/20180511-pro-palestine-activist-ladraa-receives-peace-award-in-istanbul/
- https://en.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Ladraa

Sabtu, 23 Juni 2018

SIKAP RESMI PBNU: Bertemu Kedubes Palestina, PBNU Tegaskan Dukungan Kemerdekaan

SIKAP RESMI PBNU: Bertemu Kedubes Palestina, PBNU Tegaskan Dukungan Kemerdekaan


10Berita, Ini sikap resmi PBNU, bukan oknum yang tidak mewakili NU datang ke Israel yang akhirnya oleh Israel nama NU dipakai. Yang membuat Palestina mengutuk keras.

Bertemu Kedubes Palestina, PBNU Tegaskan Dukungan Kemerdekaan

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan komitmen pada perjuangan kemerdekaan Palestina. PBNU menyampaikan kronik perjuangan atas kedaulatan Palestina.

Pascapendudukan Israel atas tanah Palestina, Nahdlatul Ulama secara lantang memprotes tindakan Israel serta menggalang solidaritas untuk membela Palestina. Hal ini disampaikan KH Abdul Wahab Chasbullah saat Muktamar NU ke-13 di Menes, Pandeglang, Banten pada 12-15 Juli 1938.

"Pertolongan-pertolongan yang telah diberikan oleh beberapa komite di tanah Indonesia ini berhubung dengan masalah Palestina, tidaklah begitu memuaskan adanya. Kemudian guna dapat mencukupi akan adanya beberapa keperluan yang tak mungkin tentu menjadi syarat yang akan dipakai untuk turut menyatakan merasakan duka cita, sebagai perhatian dari pihak umat Islam di tanah ini," ujar Abdul Wahab Chasbullah.

Atas keprihatinan itu, PBNU membentuk Badan Perantara dan Penolong Kesengsaraan umat Islam di Palestina. PBNU lalu meminta anggotanya menyisihkan pendapatannya.

Celengan iuran derma itu diperuntukkan yatim dan janda di Palestina. Namun Belanda yang masih menjajah melarang kegiatan tersebut, salah satunya di Jember.

Komitmen ditegaskan kembali pada Muktamar ke-33 NU di Jombang pada 1-5 Agustus 2015. Saat itu dirumuskan 9 poin Muktamar.

Hal ini kembali diungkapkan saat pihak Kedutaan Besar Palestina bertemu dengan pengurus PBNU. Pertemuan ini berlangsung di Kantor Kedubes Palestina, Jumat (22/6/2018).

Perwakilan PBNU diwakili Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud, Robikin Emhas, Iqbal Sulam, dan Eman Suryaman.

Sementara pihak Kedubes Palestina diwakili Wakil Duta Besar Palestina Taher Ibrahim Abdallah dan Ketua Komunitas Palestina di Indonesia Murad Halayqa.

Link: https://news.detik.com/berita/d-4079152/bertemu-kedubes-palestina-pbnu-tegaskan-dukungan-kemerdekaan

***

[13 Juni 2018]
Palestina Kutuk Kunjungan Yahya Staquf ke Israel

Palestina melalui Kementerian Luar Negeri mengutuk kunjungan Sekjen PBNU Yahya Staquf Cholil ke Israel. Mereka merasa terpukul.

"Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina mengutuk partisipasi delegasi ulama Indonesia dari organisasi Nahdlatul Ulama yang diwakili oleh Mr Yahya Staquf, Sekjen PBNU di AJC Global Forum di Yerusalem pada 10-13 Juni 2018," bunyi keterangan resmi Kemlu Palestina, seperti dikutip pada Rabu (13/6/2018).

"Partisipasi dalam acara seperti itu merupakan pukulan bagi Palestina dan Yerusalem, serta RI sebagai negara Islam terbesar di dunia yang menyelenggarakan KTT OKI Luar Biasa ke-5 tentang Palestina dan Al-Quds Al-Sharif pada 2016 dan Konferensi Internasional tentang masalah Yerusalem pada 2015 dan yang selalu membela Yerusalem dan isu-isu Palestina," imbuh Kemlu Palestina.

Menurut Kemlu Palestina, kehadiran Yahya di acara Israel bertentangan dengan posisi pemerintah Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina. Palestina menduga kedatangan Yahya ke Israel merupakan bagian kampanye Israel yang sesat.

"Pihak Palestina menganggap peristiwa ini sebagai bagian dari kampanye Israel menyesatkan yang ditujukan untuk tampil dengan wajah yang beradab dan budaya yang menyerukan perdamaian, konvergensi dan dialog antaragama pada saat Israel telah bertahan selama beberapa dekade dengan pelanggaran dan kejahatan terjadap rakyat Palestina Muslim dan Kristen dan kesuciannya di Yerusalem," sebut Kemlu Palestina.

Link: https://news.detik.com/berita/4066778/palestina-kutuk-kunjungan-yahya-staquf-ke-israel

Ini sikap resmi Nahdlatul Ulama. Sikap yg tak berubah sejak Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari masih hidup terhadap Palestina.

Bukan sikap yg mengaku mewakili, dan para pendukung yg mengaku mewakili, namun justru mencederai Jam'iyah Nahdlatul Ulama.
https://t.co/drqDvM7r1N

— Azzam M Izzulhaq (@AzzamIzzulhaq) 22 Juni 2018


A special meeting today in Jerusalem with Yahya Cholil Staquf, the General Secretary of the global Islamic organization Nahdlatul Ulama. I’m very happy to see that Arab countries and many Muslim countries are getting closer to Israel! pic.twitter.com/FvGMBpZv6u

— Benjamin Netanyahu (@netanyahu) 14 Juni 2018


Sumber : PORTAL ISLAM

[Puisi] Palestina, Muslim yang Tak terkalahkan

[Puisi] Palestina, Muslim yang Tak terkalahkan


Oleh : Quien Izzy Al-Muqri Sifarah

Tersentakku melihat gelimpangan

Manusia suci syahid bersimbah darah

Palestina dukamu masih sama

Para pencekik nyawa masih gentayangan

Tamu yang tak tau diri masih bernyanyi

Mencabik, mengunyah nyawa-nyawa tak bersalah

Merampas tanah, harta dan nyawa orang terkasih dipalestina

Palestinaku sayang

Maafkan aku dan muslim lainnya

Masih belum mampu berbuat banyak untukmu

Aku masih belum optimal menghadirkan

Kehidupan ideal dalam naungan khilafah rosyidah

Palestina… maafkan aku

Kau masih berjuang sendiri dimedan yang menakutkan

Tak kenal lelah dan selalu terdepan

Untuk membela agama dan kebenaran

Duhai rakyat palestina

Imanmu menembus langit tertinggi tak tertandingi logika

Entitasmu yang kecil mampu mengalahkan kami yang banyak

Atas pengorbanan dan keteguhanmu dalam membela islam

Duhai muslim palestina

Jiwa juangmu menjadi amunisi terhebat

Menyadarkanku bahwa muslim adalah tentara tak terkalahkan

Walau tak berseragam walau tak berpangkat

Dedikasimu untuk agama tak bisa di acuhkan

Kau yang terbaik

kau masih terdepan dalam menjalankan ketaatan

Masih terdepan dalam membela agama

Masih terdepan merebut perhatian dan cinta ALLAH

Masih terdepan mengalahkan aku yang lemah dan tak berdaya ini

Aku malu dengan diriku ini

Yang masih terbelakang jika dibandingkan dengan kalian

Sumber : Voa-islam.com 

Selasa, 15 Mei 2018

Pastor: "Yerusalem hanya akan bebas oleh Salahuddin baru"

Pastor: "Yerusalem hanya akan bebas oleh Salahuddin baru"

10Berita, YERUSALEM  – Hanya seorang Salahuddin baru yang akan membebaskan Palestina dari pendudukan, Pastor Manuel Musallam, anggota Komite Kristen-Islam dalam Dukungan terhadap Yerusalem dan Tempat-Tempat Suci, mengatakan dalam rekaman video yang dirilis akhir pekan ini, lapor MEMO pada Senin (14/5/2018).

Dia menjelaskan bahwa jalan untuk membebaskan Yerusalem akan dimulai di Gaza dan seorang Salahuddin perlu dilahirkan untuk membebaskan Palestina dari pendudukan. Ia mengacu pada Salahuddin al-Ayyubi, seorang panglima dan gubernur Mesir yang pasukannya menangkap atau membunuh sebagian besar pasukan salib dan membebaskan Palestina dari mereka pada 1187.

Dia mengatakan, Shalahuddin yang baru itu bisa saja bernama Mohammed, Mahmoud atau Manuel. Sang pastor pun menyatakan sosok ini mungkin beragama selain Islam tetapi akan mampu melawan Israel.

Meminta tanggung jawab dari semua faksi politik Palestina, Pastor Musallam mengatakan dia mendukung pejuang yang menggunakan terowongan untuk memasuki barak militer Israel agar bisa menangkap dan menahan tentara Zionis tersebut sebagai tawanan perang. (Althaf/)

Sumber :arrahmah.com

Jumat, 11 Mei 2018

Allahu Akbar! Begini Penampakan Sholat Subuh Berjamaah Aksi Bela Al Aqsha di Monas Hari Ini

Allahu Akbar! Begini Penampakan Sholat Subuh Berjamaah Aksi Bela Al Aqsha di Monas Hari Ini


10Berita, Lapangan Monumen Nasional (Monas) dipadati peserta Aksi Bela Al Aqsha sejak sebelum fajar. Sholat Subuh berjamaah pun menjadi pemandangan yang menggetarkan.




Pemandangan lautan manusia yang sholat berjamaah, Jumat (11/5/2018), di Monas menunjukkan banyaknya umat Islam di Indonesia yang peduli untuk memperjuangkan Masjid Al Aqsha. Diprediksi, jumlah peserta Aksi Bela Al Aqsha di Monas akan terus bertambah hingga puncak acara pada Sholat Jumat nanti.

Al Quds atau Yerusalem, kota tempat masjid suci ketiga dan kiblat pertama itu, hendak dicaplok zionis Israel dengan diklaim sebagai ibu kota. Rencana Presiden AS Donald Trump memindahkan kedutaan besar AS untuk Israel ke Al Quds pun ditentang oleh dunia internasional.

Selain aksi di Monas, penentangan muslim Indonesia terhadap keputusan Trump itu juga digelar di puluhan kota di Indonesia serentak pada hari ini.



Sumber : Tarbiyah

Kamis, 10 Mei 2018

Massa Aksi 115 Bela Palestina akan Penuhi Monas Besok

Massa Aksi 115 Bela Palestina akan Penuhi Monas Besok

Massa menentang pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel oleh Donald Trump

10Berita , JAKARTA -- Unjuk rasa bela Palestina bertajuk Aksi 115 akan dilangsungkan Jumat (11/5) besok. Humas Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin, mengatakan panitia aksi sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, dalam hal ini Polda Metro Jaya.

Ia mengatakan, jumlah massa yang rencananya akan mengikuti Aksi Bela Palestina besok ialah sekitar 7,5 juta orang. Menurutnya, massa akan langsung datang ke Monas dan melaksanakan Shalat Subuh berjamaah hingga Shalat Jumat bersama. Ia mengatakan, Aksi 115 akan berpusat di lapangan Monas.

"Jumlah massa yang sampai kepada kami 7,5 juta. Dan kami dari PA 212 siap mendukung penuh dan menginstruksikan kepada Alumni 212 agar wajib turun besok," kata Novel saat dihubungi  Kamis (10/5).

Bagi yang datang dari daerah di luar Jakarta, ia mengatakan, sebagian masjid-masjid di Jakarta sudah mempersiapkan diri untuk menampung peserta yang ingin bermalam. Beberapa tokoh termasuk Ustaz Bahtiar Nasir sebagai tokoh utama, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin, dan para tokoh alumni 212 akan memimpin Aksi 115 besok.

Ia mengatakan, para peserta aksi tidak akan bergerak ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan. Namun menurutnya, para peserta hanya menjalankan aksi di Monas, sementara hanya delegasi para tokoh yang diantar oleh aparat kepolisian yang akan menyampaikan aspirasi umat Islam ke Kedubes Amerika.

Dalam aksi besok, Novel mengatakan mereka akan menyuarakan penentangan terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump tentang pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dalam hal ini, menurutnya, massa aksi meminta pemerintah Amerika melalui duta besarnya untuk segera menghentikan rencana yang akan memindahkan Kedubes AS di Tel Aviv ke Al Quds di Yerusalem pada 14 Mei mendatang. Selain itu, ia mengatakan dalam aksi besok PA 212 juga akan mendirikan posko dan tenda-tenda logistik, serta posko kesehatan dan informasi. 

Sumber :Portal Islam 

ICMI Dukung Aspirasi Umat Islam 115 di Aksi Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis

ICMI Dukung Aspirasi Umat Islam 115 di Aksi Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis



10Berita, JAKARTA - Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) mendukung umat Islam Indonesia mengekspresikan ketidaksetujuannya atas pemindahan Kedubes Amerika dari Tel Aviv ke Al-Quds, pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, ataupun solidaritas untuk Palestina secara menyeluruh di hari Jum’at, tanggal 11 Mei 2018 nanti. Melalui Ketua ICMI, Prof. Jimly Asshiddiqie ekspresi itu penting karena ada aspirasi yang akan disampaikan.

“ICMI mendukung acara untuk al-Quds secara aspirasi. Aspirasi itu penting. Dan kita meminta kepada pemimpin dunia, mumpung mereka sedang berkuasa, jadi Raja, jadi Perdana Menteri, Presiden di negerinya masing-masing, jangan biarkan hubungan Islam dengan in the west terus bermasalah hanya gara-gara al-Quds,” sampainya, Rabu (9/5/2018), di Jakarta.


Menurut Jimly, persoalan yang sudah memakam waktu lalu antara Palestina dan Israel seharusnya segera diselesaikan. “Ini sudah hampir 1 abad, masak tidak selesai-selasai. 

Itu kan semua ingin damai, tapi caranya bagaimana? Ya, dialog,” sambungnya. Dengan itu, Jimly mempunyai pemikiran bahwa hal demikian bisa saja ada pihak-pihak tertentu yang mendamaikannya. “Maka orang Kristen jangan berpihak. Damaikan. Sebab orang Islam juga pernah tidak berpihak. 

Nabi “Isa” kan disalip sama orang Yahudi. Islam datang, kemudian dalam sejarah hubungan Islam, Yahudi, Nasrani kan selalu saja pasang surut. Jadi tiga saudara ini harus konsolidasi,” katanya lagi. (Robi/)

Sumber :voa-islam.com

Senin, 07 Mei 2018

Pesawat Kertas Anak Palestina Bakar 5 Juta M2 Pertanian Israel

Pesawat Kertas Anak Palestina Bakar 5 Juta M2 Pertanian Israel

 

Lahan pertanian Israel terbakar, akibat pesawat kertas anak Palestina. Foto: Info Palestina

10Berita, TEL AVIV – Tidak bisa dianggap remeh, ‘Pesawat Kertas’ atau layang-layang yang berekor api yang diterbangkan anak-anak Palestina sudah membakar 5.000.000 meter per segi lahan pertanian warga Israel.

Surat kabar Zionis Ma’arev melaporkan Ahad (6/5/2018), bahwa sekitar 5.000.000 meter persegi lahan pertanian terbakar akibat pesawat kertas atau layang-layang api yang diterbangkan dari Jalur Gaza ke arah permukiman-permukiman Yahudi sektiar Jalur Gaza.

Ma’arev menambahkan, fenomena “pesawat kertas” ini telah menjadikan penduduk permukiman-permukiman Yahudi dekat pagar pemisah dengan Jalur Gaza terbangun sepanjang waktu, terutama pada dua pekan yang lalu.

Surat kabar Zionis ini menjelaskan bahwa layang-layang yang terbuat dari nilon dan oleh orang-orang Palestina dibekali dengan botol berisi kain (kain yang dicelupkan ke dalam bensin), telah menyebabkan kerugian ekonomi yang serius pada tanaman pertanian, terlebih puluhan layang-layang tersebut diluncurkan setiap hari.

Layang-layang tersebut, tidak lama setelah diterbangkan jatuh di dekat wilayah perbatasan dan bisa membakar ladang gandum yang berada pada kilometer pertama dari pagar perbatasan.

Menurut prediksi, orang-orang Palestina telah membakar 5.000.000 meter persegi hutas dan lahan pertanian melalui layang-layang tersebut. Di permukiman Berri saja layang-layang Palestina telah membakar 600 ribu sampai 800 ribu meter persegi ladang gandum.

Dikutip dari Info Palestina, sejak peluncuran pawai kepulangan akbar, para pemuda Palestina menjadikan layang-layang sebagai sarana baru dalam perlawanan rakyat, yang menyebabkan kebakaran luas di lahan pemukim Yahudi di sekitar Jalur Gaza.

Sumber : Kbknews

7 Tuntutan Aksi Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis

7 Tuntutan Aksi Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis

OKI diminta bersatu dan menggelar sidang darurat menentang pengakuan Yerusalem.

10Berita , JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim Yerusalem atau Baitul Maqdis sebagai Ibu Kota Israel pada 6 Desember 2017. Kemudian masyarakat di seluruh dunia dan sejumlah negara menolak keputusan Presiden Trump

Bahkan di sidang darurat Majelis Umum PBB sebanyak 128 negara mendukung resolusi yang menolak keputusan Presiden Trump. Keputusan tersebut dinilai provokatif, namun Presiden Trump sama sekali tidak mengindahkan penolakan dunia atas sikap provokatifnya.

"Amerika Serikat bahkan menegaskan akan tetap memindahkan kedutaannya pada 14 Mei mendatang, keputusan ini bertepatan dengan 70 tahun dimulainya pendudukan Israel atas Palestina," kata Ketua Aksi Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis, Ustaz Ahmad Syuhada kepada Republika di Hotel Sofyan Tebet, Senin (7/5).

Ustaz Syuhada menegaskan, kejadian ini sangat jelas menggambarkan sikap jahat dan zalim Presiden Trump yang menantang dunia. Oleh karena itu rakyat Indonesia mengajukan tuntutan-tuntutan sebagai berikut.

Pertama, Majelis Umum PBB diminta untuk bersikap tegas atas pelanggaran Presiden Trump yang bertentangan dengan sembilan resolusi Dewan Keamanan PBB. Diantaranya, resolusi 242 tahun 1967, resolusi 252 pada tahun 1968, resolusi 456 dan 478 pada tahun 1980, resolusi 672 pada tahun 1990, resolusi 1397 pada tahun 2002 dan lain sebagainya.

"Kedua, kepada Organisasi Kerja Sama Islam (diminta) bersatu dan menentang keras keputusan Trump tersebut serta menggelar sidang darurat sebagai suara aspirasi umat Islam global," ujarnya.

Ketiga, Pemerintah AS diminta membatalkan pengakuan terhadap eksistensi Negara Israel dan rencana pemindahan Kedutaan AS ke Yerusalem. AS juga didesak membatalkan keputusan provokatifnya yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Keempat, lanjut Ustaz Syuhada, Pemerintah Republik Indonesia diminta berjuang keras menggunakan haknya menekan OKI dan PBB. Supaya bersama-sama melawan keputusan Presiden Trump sebagaimana janji pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri selama ini bahwa Palestina berada di jantung hati kebijakan Indonesia.

"Kelima, seluruh rakyat Indonesia (diminta) terus bersatu dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina hingga mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya dari penjajah zionis Israel," ujarnya.

Ia menyampaikan, umat Islam Indonesia diminta memperkukuh ukhuwah islamiyahdan tetap berada di bawah bimbingan ulama rabbani. Hal tersebut agar tercapai tujuan perjuangan pembebasan Baitul Maqdis dan kembalinya Masjid Al-Aqsha ke pangkuan kaum Muslimin.

Ustaz Syuhada menegaskan, seluruh elemen bangsa diminta ikut serta hadir dalam Aksi Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis pada Jumat 11 Mei 2018 di Monas, Jakarta. Peserta aksi juga diimbau menjaga kode etik peserta di antaranya senantiasa menjaga persaudaraan ketertiban, kebersihan dan keindahan lingkungan.

"(Peserta aksi diimbau) tidak membawa bendera kecuali bendera Indonesia dan Palestina, menggunakan pakaian putih-putih dan membawa atribut kepalestinaan seperti kaos, syal dan sejenisnya, tidak menggunakan atribut politik praktis," katanya.

Sumber :Republika.co.id 

Rabu, 02 Mei 2018

MUI Minta Umat Islam Sukseskan Aksi Bela Al Aqsha 11 Mei

MUI Minta Umat Islam Sukseskan Aksi Bela Al Aqsha 11 Mei

10Berita – Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis (KIBBM) akan menggelar aksi damai menolak pemindahan Kedubes Amerika Serikat ke Al-Quds (Yerusalem) pada 11 Mei 2018. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, KH. Ma’ruf Amin menyatakan dukungan terhadap aksi tersebut.

“Saya setuju dengan aksi tersebut, dan saya dukung supaya ada dukungan lagi bagi Palestina dan kita harus berikan dukungan menolak Yerusalem dijadikan ibu kota Israel,” ungkapnya kepada Kiblat.net di Gedung MUI, Jakarta, Senin (30/0).

Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Ustadz Zaitun Rasmin menambahkan, aksi 11 Mei sangat penting untuk menolak secara tegas keputusan Donald Trump yang akan memindahkan kedutaan besar Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem.

“Aksi itu sangat penting karena menyambut keputusan yang sangat zalim dari Trump untuk memindahkan kedutaan dari Tel Aviv, padahal seluruh dunia protes dan kita ingin melanjutkan protes kita,” ungkapnya di tempat yang sama.

“Kita tidak diam atas keputusan Trump itu. Selain itu, 11 Mei bukan hanya Indonesia yang melakukan aksi besar, namun kompak seluruh dunia,” lanjutnya.

Zaitun mengungkapkan bahwa Ketua MUI setuju dan mengimbau kepada seluruh ormas Islam di Indonesia untuk mengikutinya.

“Saya juga sudah lapor ke ketua MUI dan beliau juga setuju dengan adanya aksi ini dan mendukung untuk dilakukan seluruh ormas dan elemen masyarakat di Indonesia,” tegasnya.

Diketahui, KIBBM akan menggelar aksi damai menolak pemindahan Kedubes Amerika Serikat ke Al-Quds (Yerusalem) pada 11 Mei 2018. Ketua KIBBM Ustadz Bachtiar Nasir mengatakan aksi tersebut sebagai bentuk keberpihakan umat Islam Indonesia terhadap Palestina. Titik kumpul akan berada di Kedutaan Besar Amerika Serikat Jl. Merdeka Selatan, Jakarta Pusat dimulai pukul 10.00 WIB hingga shalat Jumat. (ki)

Sumber : Eramuslim

Aksi 115, Jutaan Umat Islam Indonesia Akan Kembali Sholat Jum'at di Monas

Aksi 115, Jutaan Umat Islam Indonesia Akan Kembali Sholat Jum'at di Monas

10Berita - Untuk merespon ambisi Amerika yang ingin memindahkan Ibukota Israel ke Yerusalem, Umat Islam Indonesia akan kembali menggelar Aksi besar-besaran dengan tema "Indonesia Bebaskan Al-Quds".
Aksi akan dilaksanakan di lapangan Monumen Nasional (Monas) pada hari Jum'at, 11 Mei 2018, pukul 04:00 WIB hingga 13:00 WIB dengan menunaikan Sholat Jum'at Berjamaah di Monas.
Kegiatan ini telah mendapatkan dukungan dari sejumlah pihak seperti : MIUMI, MUI, Muhammadiyah, NU, AL-IRSYAD, PERSIS, ALWASILIYAH, BKMT/Seluruh Majlis ta'lim, BKSPP/seluruh PONPES, seluruh ULAMA dan umat Islam dari seluruh wilayah Indinesia.
Adapun rangkaian acaranya adalah sebagai berikut :
1. Shalat Subuh berjama'ah di Monas imam Ust Mahdi
2. Zikir (Ust Arifin Ilham)
3. Tilawah Al-Qur'an surat Al-Isro dipandu oleh 1.000 hufafz
4. Pembacaan ayat suci Al-Qur'an
5. Sambutan panitia
6. Orasi pembuka
7. Nasyid Al-Aqsho
8. Orasi-orasi oleh para tokoh Ulama
9. Pembacaan pernyataan sikap
10.Shalat Jum'at Berjamaah di Monas

Sejumlah Ulama dan Ustadz yang akan ikut hadir dalam Aksi ini adalah KH Ma'ruf Amin, KH Bachtiar Nasir, KH Ahmad Shobro Lubis, KH Abdullah Gymnastyar, KH Abu Jibril, Ustadz Felix Siauw, Ustadz Abdul Somad, Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Oemar Mitta, Bang Onim, Bunda Neno Warisman, Peggy Khadijah, Ustadzah Oki Setiana Dewi dan Melly Goeslaw.


Sumber :islamedia

Selasa, 01 Mei 2018

Hamas & Jihad Islam Tolak Hadir di Pertemuan Dewan Nasional Palestina, Ini Alasannya

Hamas & Jihad Islam Tolak Hadir di Pertemuan Dewan Nasional Palestina, Ini Alasannya

10Berita , RAMALLAH Dewan Nasional Palestina (PNC) menggelar pertemuan ke-23 pada Senin (30/4/2018) malam di kota Ramallah, Tepi Barat yang dijajah Zionis. Ini merupakan pertemuan reguler pertama dewan tersebut setelah 22 tahun terakhir vakum.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas seperti dilansir kantor berita Anadolu, Senin (30/4) dijadwalkan menyampaikan pidato pembukaan panjang pada pertemuan itu. Abbas diagendakan menyampaikan pidato dengan judul ‘Yerusalem dan Perlindungan Legitimasi Palestina’ di hadapan delegasi Arab, Islam dan internasional.

Pertemuan empat hari ini diadakan tanpa kehadiran dari dua gerakan perlawanan, Hamas dan Jihad Islam. Keduanya menolak hadir, dengan alasan, acara diadakan di bawah pendudukan “Israel”.

Banyak kekuatan politik di Palestina dan para tokoh yang juga menolak untuk menghadiri pertemuan di wilayah jajahan Zionis “Israel” tersebut.

Meskipun kurangnya kesepakatan mengenai pertemuan tersebut, pernyataan dari Front untuk Pembebasan Palestiba (PFLP) menekankan pentingnya melestarikan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sebagai “satu-satunya wakil sah rakyat Palestina”.

Awal bulan lalu, Komite Eksekutif PLO mengumumkan rencana untuk mengadakan pertemuan Dewan Nasional Palestina setelah absen selama 22 tahun.

Pertemuan terakhir PNC, sebuah badan legislatif yang secara teoritis mewakili warga Palestina di dalam dan luar negeri, tercatat pada 1996. Dewan Nasional Palestina didirikan pada 1948. (S)

Sumber: Anadolu Agency, Salam Online.

Sabtu, 21 April 2018

Majelis Fatwa Palestina: Haram Jual Tanah kepada Yahudi

Majelis Fatwa Palestina: Haram Jual Tanah kepada Yahudi

10Berita, PALESTINA—Majelis Fatwa Palestina telah menegaskan bahwa ‘haram’ hukumnya menjual tanah di al-Quds dan Palestina lainnya kepada penjajah Israel.

Hal itu disampaikan dalam sidang Majelis ke-162 yang dipimpin Mufti Palestina, dan anggota majelis fatwa dari segenap provinsi Palestina.

“Haram bagi siapapun warga Palestina, bangsa Arab dan kaum muslimin, memberikan bantuan bagi penjajah dan menguatkan dengan memperluas perampasan tanah kaum muslimin. Mendukung musuh dan membantu mereka sama dengan memperkuat kekuasaan mereka, dan mengokohkan cengkraman mereka dengan akal, pemikiran, senjata, kekuatan, baik rahasaia maupun terang-terangan, langsung maupun tak langsung,” terang fatwa tersebut.

“Wajib bagi bangsa Arab dan kaum muslimin untuk saling membantu, meski berbeda bahasa dan warna kulit serta Negara. Mendukung kepulangan para pengungsi ke Palestina, melindungi Masjidil Aqsha sebagai tempat turunnya wahyu, tempat shalat para Nabi dan tempat suci lainnya dan melindungi hak-hak warga Palestina. Siapa yang mengabaikan hal itu sama artinya dengan menghinakan kaum muslimin, atau menyerukan perpecahan dan mencerai-beraikan persatuan, dan menguatkan penjajah merealisasikan rencana mereka terhadap bangsa Arab dan kaum muslimin, terhadap Baitul Maqdis, baik dilakukan negara, pemerintahan, partai, kelompok, atau individu, maka termasuk pemecah belah jamaah, keluar dari agama dan melakukan dosa besar,” tambah fatwa tersebut.

Majelis Fatwa mengecam penjajah Israel mengizinkan Yahudi berteriak di halaman Masjidil Aqsha menggunakan ungkapan rasial, melakukan ritual keagamaan dan menggusur pemakaman di Babur Rahmah yang bersebelahan dengan pagar Masjidil Aqsha dari arah Timur.

Yahudi mengincar pemakaman Babur Rahmah dengan menyerobot sebagian lahan pemakaman untuk proyek Taman Talmud dan kawasan wisata Israel, melarang penguburan di sebagai kawasan pemakaman, untuk kepentingan proyek permukiman yahudi.

Majelis Fatwa mengecam tindakan puluhan pemukim zionis melakukan pawai di dalam kawasan kota lama berseberangan dengan gerbang Masjidil Aqsha, yang dikawal kepolisian zionis, dan menunaikan ritual keagamaan di halaman al Ghazali depan gerbang Ashbat menggunakan pengeras suara.

Majelis juga mengutuk pengibaran bendera zionis di dinding Masjid Ibrahimi, kota Hebron, yang dilindungi pasukan zionis.

Dalam konteks lainnya, Majelis memaparkan kemurkaan keras terhadap kejahatan yang dilakukan para pemukim Yahudi yang membakar Masjid Syekh Sa’adah, kota Aqraba, Provinsi Nablus, dan tulisan rasial di dalamnya, sebagai rangkaian pelanggaran dan kejahatan terhadap rakyat Palestina di segenap wilayahnya. []

SUMBER: Pic,  Islampos.