OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 30 November 2017

Waspada!!! Ekonom Faisal Basri: Ada Kepentingan Trader Dibalik Holding Migas, Masyarakat Dirugikan

Waspada!!! Ekonom Faisal Basri: Ada Kepentingan Trader Dibalik Holding Migas, Masyarakat Dirugikan


10Berita- JAKARTA - Ekonom Indonesia, Faisal Basri mengatakan kebijakan holding migas yang mencaplok PT PGN ke dalam PT Pertamina, tidak terlepas dari motif penguasaan perusahaan dan upaya monopoli bisnis gas. Selain itu, holding juga dinilai rentan penyelewengan dan malah merugikan hak atas publik kepada perusahaan.

“PGN jadi anak Perusahaan Pertamina. Anak Perusahaan is not BUMN anymore. Jadi dia tidak boleh lagi dipaksa PSO (public service obligation). Bisa dijual tanpa perlu persetujuan DPR,” kata dia di Jakarta, ditulis Selasa (28/11).

Dia mensinyalir holding ini ada kepentingan pihak trader yang selama ini tidak mendapatkan gas dari PGN lantaran PGN menjual secara langsung kepada konsumen.

Berbeda dengan Pertagas yang merupakan anak perusahaan Pertamina, mereka menjual gas kepada trader hingga membuat harga gas end user atau konsumen semakin mahal.

“Selama ini gas PGN itu tidak dijual ke trader, tapi Pertagas ke trader. Dari 70-an trader, hanya 13 yang memiliki infrastruktur, ini yang menyebabkan harga gas menjadi mahal,” tegasnya.

Dirinya pun meminta pemerintahan menghentikan proses hoding karena akan merugikan masyarakat. (Aktual)

Sumber: Portal-islam.id

Surat Terakhir Bondan Winarno] Miracle Happens...

[Surat Terakhir Bondan Winarno] Miracle Happens...

10Berita -  Wartawan dan pakar kuliner Indonesia, Bondan Winarno, tutup usia Rabu pagi ini, 29 November 2017 pukul 09.05.

Kabar duka tersebut disebarkan oleh pakar kuliner Arie Parikesit dalam cuitan @arieparikesit.

"Pak Bondan. Thanks for everything pak. Mendapat berita duka cita yang bikin lemes mendadak, guru dan teman kita semua Pak Bondan Haryo Winarno meninggal dunia tadi pagi jam 9.05 WIB di RS Harapan Kita Jakarta, jenazah akan dibawa ke rumah duka JL Bangsawan Raya Sentul City siang ini, Mohon doa untuk beliau dan keluarga," tulis Arie Parikesit dalam cuitannya pagi tadi, 29 November 2017.

Pak Bondan 😢
Thanks for everything pak

— #KelanaRasa (@arieparikesit) November 29, 2017


Kepergian mantan Pemimpin Redaksi Suara Pembaruan yang sebelum meninggal sempat dirawat di rumah sakit pada pertengahan November 2017 lalu pun membuat jagat maya berduka. Ucapan simpati mengaliri linimasa berbagai jejaring sosial.

Namun, Bondan Winarno tidak banyak bercerita mengenai sakit yang dideritanya itu. Dia bahkan sempat menuliskannya di milis Jalansutra. Arie Parikesit menyebut tulisan tersebut baru saja diungkap Bondan sesaat sebelum mengembuskan napas terakhir.

"Beberapa saat lalu di milis @jalansutra Pak Bondan sempat buka rahasia sbb. Keluarga JSku memang menjadi sapaan kesayangan beliau di milis," tulis Arie.

Berikut tulisan Bondan Winarno tentang penyakit yang diidapnya.

Tulisan Terakhir Bondan

Keluarga JS-ku,

Mohon maaf bila selama beberapa hari ini saya menyembunyikan sebuah rahasia besar dari Anda semua.

Saya ceritakan sejak latar belakangnya.

1. Th 2005, dlm penerbangan SIN-JKT, saya merasakan ujung2 jari tangan kanan saya ba'al alias kesemutan. Begitu mendarat di CGK, saya telepon minta advis Dr. Sindhiarta Mulya. Saya disarankan segera menuju RS yg dkt dgn rumah saya untuk menjalani pemeriksaan MRI. Krn waktu itu saya masih tinggal di Bintaro, saya lgsg ke RS Premier Bintaro. Eh, ternyata Dr. Sindhi sudah menunggu saya di sana. Setelah MRI, saya disarankan observasi di RSP Bintaro selama 3 hari. Kesimpulan: cardiologist strongly suspected penyumbatan arteri jantung dan saya harus menjalani kateterisasi sesegera mungkin. In contrary, neurologist di RS yg sama mengatakan bahwa yg saya alami sama sekali bukanlah penyakit jantung.

2. Saya mencari second opinion di RSPI. Kesimpulan sama: cardiologist bilang harus kateterisasi segera. Neurologist RSPI juga bilang: bukan masalah jantung.

3. Dalam kebimbangan, saya tidak menjalani kateterisasi. Saya hanya minum Plavix (pil pengencer darah) untuk menghindari penyumbatan arteri.

4. Setahun setelah minum Plavix terus-menerus, saya nyaris pingsan di rumah Yohan Handoyo setelah minum wines dan makan steaks masakan Adi Taroe. Untung rumah Yohan di Bogor itu dekat dgn RS Azra. Dokter jaga yg berpengalaman menemukan diagnosa: tekanan darah terlalu rendah krn darah terlalu encer.

5. Sejak saat itu saya ke HSC di KL utk annual check up. Di sana dikonfirmasi dgn MSCT bahwa saya memang tidak mengidap penyakit jantung.

6. April 2015, sewaktu Annual Medex di HSC KL, ditemukan dilatasi (penggembungan) pada aorta saya pada tahap awal. Dlm bhs medis, penyakit ini disebut: aorta aneurysm. Menurut Dr. Soo, tiap tahun perlu diawasi apakah membesar dan perlu tindakan operasi. Katanya: saya spt membawa bom waktu yang setiap saat bisa pecah dan mematikan saya. Dr. Soo juga mengaku bahwa dia bukan ahlinya di bidang aneurysm. Bila perlu pembedahan, dia harus mengundang dokter bedah dari Jepang. Biaya diperkirakan Rp 600-700juta.

7. April 2016, saya sudah appointment dgn Dr. Soo di HSC KL. Tapi pas hari itu justru dia dilarikan ke RS utk operasi. Team dokter yang menangani saya tidak memuaskan saya dlm memberi info ttg aneurysm saya.

8. April 2017, saya appointment lagi utk konsultasi dgn Dr. Soo. Eh, ternyata dia mendadak sakit. Saya lgsg jalan2 ke tempat adik saya di Penang. Di sana saya mengalami semacam pencerahan. "Kenapa saya pasrahkan masalah kesehatan saya kpd orang yg bukan ahlinya?" Dr. Soo adalah salah satu ahli kateter di Asia, tapi bukan ahli aneurysm. Saya segera berkomunikasi dgn Dr. Sindhi yg lgsg saja membanjiri saya dgn berbagai info bagus dan penting. Saya putuskan untuk mengikuti saran Dr. Sindhi.

9. Bulan Juli 2017, saya jalan2 seharian dgn Dr. Sindhi di sktr Tangerang, diakhiri dgn maksi kuliner Betawi di Mpok Kuni. Eh, ternyata Dr. Sindhi mengantar saya ke RS Siloam Karawaci dan sdh membuat appointment utk ketemu Dr. Iwan Dakota, ahli vaskuler, adik Kapolri Tito Karnavian. Saya bahkan disambut oleh Dirut RS Siloam Karawaci, sahabat Dr. Sindhi.

10. Dlm pemeriksaan oleh Dr. Iwan, setelah memeriksa hasil medical record terakhir di HSC KL, HANYA dgn stetoskop, Dr. Iwan menemukan masalah lain: katup aorta saya bocor. Saya diminta utk segera ke PJN Harapan Kita keesokan harinya utk pemeriksaan echo. Dlm pemeriksaan echo di Harkit, 65% confirmed bahwa katup aorta saya bocor. Saya kemudian menjalani TEE (endoscopy) utk mendapatkan 90% konfirmasi. Demikianlah, dlm waktu singkat tim dokter Harkit menemukan kelainan lain yg perlu segera ditangani.

11. Dr. Iwan me-refer saya kpd tim bedahnya, Dr. Dicky Alighiery Hartono, ahli bedah vaskular lulusan Korsel. Ini adalah pembedahan paling berat, rumit, dan sulit, berlangsung 5-6 jam. "Mumpung Pak Bondan sdg fit, kita lakukan segera, ya?"

12. 27 Sept 2017 pagi saya menjalani 2 operasi sekaligus: penggantian katup aorta dan penggantian aorta yang mengalami dilatasi. Operasi berlangsung selama 5 jam dan dinyatakan berhasil. Saya siuman di ICU sore hari dan dirawat selama 24 jam di ICU. Dari ICU saya dipindah ke Intermediary Ward.

13. Normalnya, bila operasi berhasil, 24 jam sesudah di Intermediary Ward, maka akan dipindahkan ke kamar perawatan biasa. Dalam operasi besat spt yg saya alami, ada 2 hantu komplikasi: 1. perdarahan, 2. aritmia (denyut jantung tidak beraturan). Saya terbebas dari perdarahan. Tapi, Sabtu dini hari saya kejang2 dlm tidur saya. Ternyata saya mengalami komplikasi aritmia. Saya dipasangi TPM (Temporary PaceMaker) sambil dimonitor penyebabnya (biasanya krn peradangan).

14. Utk aritmia ini, saya ditangani Dr. Dicky Hanafy, lulusan Jerman. Krn setelah 72 jam tidak tampak progress dari TPM, Selasa siang Dr. Dicky memutuskan utk memasang TPM lain di pangkal paha. Terus terang, saya ketakutan

15. Miracle happens. Selasa malam, ketika perawat sdg mempersiapkan saya utk didorong ke kamar operasi, tiba2 denyut nadi saya berirama kembali. Operasi dibatalkan. Saya lega setengah mati.

16. Demikianlah, kejadian demi kejadian telah saya alami. Untuk sementara saya belum dapat dijenguk di Intermediary Ward. Tapi, bila keadaan membaik, Jumat ini saya akan dipindah ke kamar perawatan. Tempatnya terlalu kecil utk Anda menjenguk.

Karena itu, sambil GR akan banyak yg menjenguk saya, saya sudah mengatur tempat di lobby Wisma Fits, di dalam kompleks RSIB dan PJN Harapan Kita untuk 1 sesi bezoeksutra Minggu, 8 Oktober pk 13-15 untuk 10 orang.

Mohon mendaftar ke Lidia Tanod dan Harry Nazarudin utk mengatur kunjungan. Di luar waktu tsb, mohon maaf, tidak dapat saya terima.

Mohon doa Anda semua agar pemulihan saya tuntas dan lancar.

Salam, Bondan Winarno
------
"Miracle happens...", demikian tulis Bondan.

Keajaiban sejati telah menjemput. Selamat jalan Pak Bondan. Beristirahatlah dalam damai.

Sumber : portal-islam.id

‘Rudal Baru Korut Bisa Capai Tempat Manapun di Dunia’

‘Rudal Baru Korut Bisa Capai Tempat Manapun di Dunia’

10Berita - KOREA UTARA—Militer Korea Utara (Korut) dilaporkan telah melakukan uji penembakan rudal balistik jenis baru pada Rabu (29/11/2017) dini hari waktu setempat. Korut mengklaim rudal jenis baru ini bisa mencapai seluruh daratan AS.

Mengutip laporan BBC, uji coba ini merupakan peluncuran rudal Korea Utara pertama dalam kurun lebih dari dua bulan.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertahanan AS, James Mattis, mengaku telah menjelaskan kepada Presiden Donald Trump perihal peluncuran roket Korut tersebut.

“(Rudal tesebut) melesat lebih tinggi dari peluncuran-peluncuran yang telah mereka lakukan sebelumnya. Rudal-rudal balistik yang mereka buat bisa mengancam semua pihak di dunia,” kata Mattis.

Kantor berita Yonhap menyebut rudal diluncurkan dari situs peluncuran Pyongsong, Provinsi Pyongan Selatan, Korut.

Para pejabat Korea Utara mengklaim bahwa rudal jarak jauh mereka, yang diujicobakan pada bulan Juli, bisa ‘mencapai sasaran mana pun di seluruh dunia’ namun militer AS menggambarkan rudal ini sebagai rudal jarak menengah.

Uji nuklir terbaru yang dilakukan Pyongyang dilaporkan mencakup bom hidrogen mini yang bisa dipasangkan ke rudal jarak jauh, langkah yang makin memperburuk ketegangan dengan AS. []

Sumber: Islam pos

Memoar yang Menuai Decak Kagum Dunia

Memoar yang Menuai Decak Kagum Dunia

10Berita , JAKARTA -- Catatan perjalanan Ibnu Battuta terekam dengan apik dalam karyanya dalam bahasa Arab yang bertajuk Tuhfah an-Nazhar fi Gharaib al-Amshar wa 'Ajaib al-Asfar. Tetapi, disingkat dengan ar-Rihlah.

Menurut Ross E Dunn dalam buku the Adventures of Ibn Battuta A Muslim Traveler of the 14th Century (2012), setelah Ibn kembali ke Fez pada 1354, Sultan Abu 'Inan tertarik dengan perjalanannya.

Setelah bertemu, Sultan Abu 'Inan memintanya untuk tinggal di Fez untuk mempersiapkan penulisan tentang perjalanannya. Karena Ibnu Battuta bukan seorang sastrawan, Sultan Abu 'Inan menunjuk Ibn Juzayy, seorang penulis muda yang pernah ditemui Ibn Battuta ketika di Granada tiga tahun sebelumnya. Tulisan yang akan memuat rekaman perjalanan Ibnu Battuta akan mengambil bentuk standar sastra rihlah.

Ibnu Juzayy telah selesai dengan Yusuf I dari Granada lantas bekerja di Fez tidak lama sebelum Ibnu Battuta kembali dari Mali. Ibnu Juzayy terkenal sebagai penyair dan prosais. Ia segera menjalin persahabatan dengan Ibnu Battuta.

Pada Desember 1355, redaksi narasi selesai dengan judul Hadiah untuk Para Pengelana tentang Ciri Khas Kota-Kota dan Keajaiban yang Ditemui dalam Perjalanan.

Ibnu Juzayy mengakui, apa yang ditulisnya hanyalah ikhtisar dari apa yang telah disampaikan atau ditulis sendiri oleh Ibnu Battuta dari catatan-catatan perjalanannya.

Tidak ada bukti pendukung bahwa Ibnu Battuta pernah membaca keseluruhan hasilnya atau mengecek adanya kesalahan eja. Pada 1356 atau 1357, hubungan antara Ibnu Battuta dan Ibnu Juzayy berakhir ketika Ibnu Juzayy yang belum genap 37 tahun meninggal dunia.

Di pengantar singkat Rihlah, Ibnu Juzayy menjelaskan apa yang telah diperintahkan Sultan kepada Ibnu Battuta: Dia (Ibnu Battuta) harus mendikte mengenai ciri khas kota-kota yang telah ia lihat sepanjang perjalanan. Dan juga peristiwa-peristiwa menarik yang ia kenang dengan baik. Dia juga mesti menceritakan tentang penguasa-penguasa yang telah ia bertemu tatap muka. Juga tentang para terpelajar dan para orang saleh.

Ceritanya beragam, mulai dari kuliner, botani, dan praktik pernikahan, hingga sejarah dinasti-dinasti dan harga barang di pasar pada abad ke-14. Rihlah berbeda dengan Buku Marco Polo, yang terbit Abad Pertengahan. Rihlah lebih sebagai risalah yang mengungkap fakta-fakta geografis.

Menuliskan rekaman perjalanan yang terlaksana 29 tahun lamanya bukan pekerjaan mudah. Apalagi, Ibnu Battuta telah mengunjungi sejumlah kota lebih dari satu kali. Itu dengan rute yang kerap bersinggungan atau tumpang tindih.

Menurut Dunn, tidak seperti buku karya Marco Polo yang beredar luas di Eropa pada Abad Pertengahan, Rihlah masih berdampak seputar dunia Muslim. Baru kemudian, menjelang Abad Modern, pengaruh Rihlah mulai terasa bagi pembaca Barat. Salinan Rihlah memang beredar luas di Maroko dan negeri Afrika Utara. Demikian pula di Sudan Barat dalam abad ke-17 dan di Mesir abad ke-18 setidaknya dalam bentuk ikhtisar.

Memasuki abad ke-19 atau lima abad setelah ia ditulis, Rihlah mulai mendapatkan sorotan luas dari masyarakat dunia. Secara ironis, yang membuat Rihlah dikenal luas di Abad Modern justru para terpelajar Eropa Kristen, yang negerinya tidak pernah dikunjungi oleh Ibnu Battuta.

Sumber : Republika.co.id

Menghargai Dharma Bakti Guru

Menghargai Dharma Bakti Guru


Oleh: Sulton Kamal*

Menurut undang-undang Guru dan Dosen, pada bab I, tentang ketentuan umum pasal 1, menerangkan bahwa pengertian guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Diakui bahwa perhatian pemerintah, akhir-akhir ini terhadap kesejahteraan guru tampak meningkat, terlebih setelah terbitnya undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, serta adanya regulasi kependidikan nasional yang diatur dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Hal ini juga bisa dilihat dari adanya peningkatan alokasi APBN dalam bidang pendidikan, kemudian juga banyaknya pengangkatan guru-guru honorer menjadi pegawai negeri sipil (PNS), program sertifikasi guru, maupun insentif yang diberikan oleh pemerintah pusat maupun daerah/kota kepada para guru.

Akibatnya, profesi guru dalam pandangan masyarakat menjadi menarik, penilaian terhadap status sosial pendidik sedikit demi sedikit mulai berubah, kini justru semakin diminati dan digandrungi, bahkan terkadang sampai dicemburui. Di berbagai media, cetak maupun elektronik, pemberitaan mengenai profesi guru dengan segala permasalahannya, jadi topik yang hangat dan menjadi perhatian masyarakat luas.

Bersamaan dengan perhatian yang diberikan oleh pemerintah dan adanya peningkatan status profesi guru, maka mau tidak mau membawa konsekwesi kepada para penyandang profesi ini. Masyarakat menuntut mereka untuk menunjukkan kompetensi dan kemampuannya sebagai guru yang profesional, bukan malah terjebak dalam convortable zone (kondisi nyaman): Yang ada dibenaknya hanya mengajar dan mengajar, sekedar untuk memenuhi kewajiban beban jam mengajar yang dipersyaratkan dalam sertifikasi guru.

Sekarang ini, masyarakat relatif memandang pengertian profesi guru sebenarnya bukan lagi terbatas kepada seseorang yang datang ke sekolah, lalu mengajar, menyampaikan pelajaran kepada murid-muridnya di depan kelas. Harapan mereka kepada para guru bukan lagi sekedar mampu mentransfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) tapi juga mentransfer nilai (transfer of value). Sehingga sosok guru pada tataran ideal, selain menjadi tauladan (The living curriculum), diharapkan juga bisa menginspirasi untuk kehidupan para peserta didiknya kelak di kemudian hari.

Idealita Profesi Guru

Di belahan dunia barat, khususnya di eropa yang sekuler-liberal, pada umumnya aktifitas pendidikan dan sistim kependidikan cenderung mengarah kepada doktrin praktis keduniawian. Sehingga lumrah kalau ada yang mengatakan bahwa pendidikan hanya untuk kepentingan dunia pendidikan semata (education for education’s sake). Sistim pendidikan yang mereka geluti relatif tidak terbebani dengan keharusan untuk memasukkan muatan nilai, akhlak, maupun hal lain yang semakna dengan itu, apatah lagi pemahaman spiritual keagamaan.

Berbeda dengan dunia timur yang sarat dengan ajaran nilai spiritual, mereka memandang (World View) dunia pendidikan tidak bebas nilai, melainkan mengaitkannya dengan muatan-muatan akhlak dan nilai philosophy keagamaan yang mereka anut. Bahkan adanya muatan karakter (akhlak) menjadi amanat berat yang diemban dan harus dikembangkan dalam sistim pendidikan nasional (sisdiknas) kita di Indonesia.

Hal yang demikian secara tidak langsung berpengaruh terhadap cara pandang maupun pemaknaan terhadap kedudukan seorang guru dan profesinya, sebagai ujung tombak utama dalam dunia pendidikan.

Pada khazanah ketimuran, khususnya dunia Islam, profesi guru mendapat tempat yang terhormat karena keterkaitan-eratnya dengan tugas (penyampaian risalah dakwah) penyempurnaan akhlak (karakter) manusia. Apalagi pendidikan dan pembentukan akhlak, merupakan salah satu misi pokok diutusnya rosulullah Muhammad SAW kepada ummat manusia, sebagaimana sabdanya: Innamaa Buitstu Liutammima Makaarimal Akhlaq, yang artinya; Tidaklah aku diutus ke dunia ini, diantaranya adalah untuk mendidik manusia kepada akhlak yang mulia.

Kedudukan seorang guru dalam masyarakat muslim biasanya dipahami bukan sekedar sebagai mu’allim (pendidik), mudarris(pengajar), mursyid (pembimbing) maupun murobbi (pengasuh), tapi lebih dari itu, guru juga bisa dikatakan sebagai muaddib(penginpirasi perilaku dan akhlak mulia) yang memiliki arti lebih luas, ketimbang sekedar aktifitas relasi verbal: seorang ‘alim dan muta’allimin (murid-muridnya) pada sebuah majlis ilmu pengetahuan.

Karenanya seorang guru dalam tradisi ilmiyah keislaman, sangat dihormati dan disanjung oleh para muridnya. Aktifitas guru dalam mendidik dan membina umat dilandasi oleh semangat spiritualitas yang tinggi. Kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan menyampaikannya kepada orang lain, dipahami sebagai pengejawantahan dari perintah agama.

Disamping seorang guru juga sadar dan yakin, bahwa menyampaikan ilmu pengetahuan adalah merupakan bentuk amal ibadah yang akan dibalas oleh tuhannya dengan pahala belipat ganda nanti di akhirat kelak. Jadi motivasi dan nawaitu pengabdian seorang guru dalam mendidik benar-benar bukan atas dasar semangat keduniawian.

Menghormati Guru

Sudah biasa terjadi dimana-mana, peringatan hari guru selalu diidentikkan dengan kegiatan-kegitan yang dikemas dengan maksud untuk menghargai dan mengapresiasi dharma bakti mereka; para guru yang pernah melukis dan menorehkan tinta emas pada sejarah kehidupan para peserta didiknya. Diakui atau tidak, bagi kebanyakan orang guru dianggap merupakan sosok yang sangat berpengaruh pada kehidupan dan capaian prestasi dalam karir mereka.

Sehingga tidak mengherankan kalau banyak bangsa di dunia ini, memandang keberadaan profesi guru sangat penting dan dominan dalam membentuk arah kepribadian bangsa. Kita bisa membaca dalam sejarah, betapa banyak pahlawan kemerdekaan yang memperjuangkan nasib bangsanya dari kebodohan, ketidak adilan, serta kedholiman penjajah, berasal dari kalangan pendidik atau guru.

Karenanya peringatan hari guru sangat dikenal diberbagai bangsa di dunia ini, tidak terkecuali di Indonesia. Di Amerika, penghargaan kepada para guru diperingati pada minggu pertama di bulan Mei, peringatan itu sering dikenal dengan minggu apresiasi guru. Di Brazil, peringatan hari guru diperingati setiap 15 oktober, karena pada tanggal tersebut, Dom Pedro I menyetujui dekrit penataan kembali sekolah dasar di Brazil.

Demikian juga di Argentina, rakyat Argentina memperingati hari guru nasional pada 11 September bertepatan dengan hari wafatnya Domingo Faustino Sarmiento, seorang aktifis pendidikan dan sekaligus seorang politisi Argentina.

Di Asia, hari guru juga ditetapkan dan diperingati oleh pemerintah masing-masing dengan berbagai kegiatan yang khidmat dan menarik. Apresiasi terhadap para pendidik di hari itu diadakan baik secara nasional maupun dalam skup yang terbatas di lingkungan sekolah.

Di Malaysia, hari guru diperingati pada 16 Mei, sebagai tanda penghargaan kepada guru, biasanya pada hari tersebut orang tua murid melalui anak-anaknya memberikan hadiah, kartu ucapan ataupun bunga. Di RRC, hari guru yang jatuh pada 10 September diperingati dengan kegiatan penghormatan dan penghargaan kepada jasa para guru. Di Vietnam, hari guru ditetapkan pada 20 November, pada hari itu sebagai ungkapan rasa hormat, para siswa mengunjungi guru-gurunya.

Sedangkan kita di Indonesia, hari guru nasional diperingati berbarengan dengan tanggal kelahiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hari guru diperingati dengan mengadakan upacara peringatan di sekolah-sekolah, biasanya dimeriahkan dengan aneka lomba, disamping pemberian tanda jasa oleh para siswa, pemerintah daerah/kota maupun institusi terkait lainnya kepada guru-guru, baik yang sedang bertugas juga yang sudah purna bakti.

Dari peringatan hari guru di berbagai belahan dunia, kita bisa mengambil benang merah yang sama. Aktualisasinya bisa saja sedikit berbeda-beda, tapi muaranya tetap sama, yaitu penghormatan, apresiasi dan penghargaan atas jasa para guru yang telah mempersembahkan perjuangan terbaik mereka untuk mendidik dan membentuk pribadi para peserta didik dengan segala dinamika yang dilaluinya.

Bagaimana dengan umat Islam? sama saja, para murid sangat menghormati dan ta’dhimterhadap para gurunya para cerdik cendekia atau ulama. Sejarah mencatat, baik pada zaman kekholifahan Bani Umayah (di Damaskus maupun di Andalus), Bani Abasiyah dan kekholifahan sesudahnya, tradisi menghormati dan mengenang jasa para guru banyak diwujudkan dalam bentuk tulisan yaitu berupa buku/kitab.

Mereka mengungkapkan rasa penghargaan dan penghormatan terhadap jasa dan ketulusan para gurunya dengan menganggitsebuah karya yang berisi tentang shirohkehidupan maupun keteladanan hidup dari seseorang guru. Ada juga yang membuat kitab, kemudian pada mukadimahnya dituliskan tentang penghargaan dan pujian serta rasa terimakasih terhadap guru yang menjadi perantara bagi dirinya untuk bisa menguasai ilmu tertentu.

Bentuk-bentuk penghargaan seseorang murid kepada sang ‘alim gurunya seperti ini bisa banyak kita temukan dalam kitab-kitab turots(peninggalan lama) pada khazanah keilmuan keislaman, atau kitab-kitab para ulama terdahulu. Demikian juga adanya kitab Matan, yang kemudian disusuli oleh Syarah ataupun Mukhtashar, kemudian disusuli lagi dengan Hasyiyah, yang masing-masing merupakan kitab penjelas dan ringkasan dari kitab sebelum dan asalnya. Kitab-kitab tersebut biasanya dikarang oleh para murid untuk mengenang dan menghormati serta memberikan apresiasi kepada sang pengarang kitab asal, yang nota bene adalah gurunya.

Untuk mengungkapkan penghargaan dan apresiasi terhadap guru, aktifitas tersebut diatas merupakan contoh dan tradisi yang baik, yang ditengah-tengah kita kurang popular dibanding tradisi yang sudah ada. Oleh karena itu tidak ada salahnya, melalui momentum hari guru nasional, kita tumbuhkembangkan lagi tradisi tulis-menulis buku dalam hubungan antara murid dan guru.

Apatah lagi dunia guru dan murid itu sangat dekat dengan tradisi ilmiyah dan akademik yang selalu menghajatkan kepada aktifitas membaca dan tulis-menulis. Wallahu A’lam. [syahid/voa-islam.com]

٭Sekretaris Umum Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia (2010-2015) dan Guru Sekolah Indonesia Kuala Lumpur

Sumber : Voa-islam.com

Prof Bahtiar Ajak Pemuda Islam Kuasai Ranah Politik

Prof Bahtiar Ajak Pemuda Islam Kuasai Ranah Politik

Prof Dr Bahtiar Effendy

10Berita - JAKARTA  Islam saat ini jadi kambing hitam atas segala permasalahan yang ada seperti terorisme, radikalisme dan toleransi. Hal itu antara lain disebabkan umat Islam tidak menguasai politik.

Oleh karenanya, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Prof Dr Bahtiar Effendy mengajak para pemuda Islam agar memiliki kepribadian dan integritas untuk masuk ke dalam ranah politik.

“Perbanyaklah anak-anak lulusan pesantren untuk menjadi penegak hukum, perbanyaklah para pemuda untuk menjadi birokrat dan menjadi politisi, menjadi hakim, menjadi jaksa, sehingga keadilan di bidang hukum bisa ditegakkan,” kata Bahtiar kepada Salam-Online, Rabu (29/11/2017).

Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hubungan dan Kerja Sama Luar Negeri ini mengatakan, jika para pemuda menguasai ranah politik, setidaknya dapat mengurangi praktik-praktik yang menyimpang dari prinsip-prinsip Islam.

“Kalau para pemuda Islam menguasai politik, kita bisa tentukan siapa penegak hukumnya, siapa hakimnya, maka Insya Allah Islam akan terangkat. Kalau orang-orang Islam itu sendiri nantinya terbukti melakukan hal yang tidak baik, tentu ini tidak ada hubungannya dengan nilai-nilai agama,”

terang Bahtiar. (EZ)

Sumber : Salam Online.

Diam Soal Rohingya, 5 Penghargaan Aung San Suu Kyi Ini Resmi Dicabut

Diam Soal Rohingya, 5 Penghargaan Aung San Suu Kyi Ini Resmi Dicabut

10Berita , Yangon- Aung San Suu Kyi mulai kehilangan satu per satu gelar, kehormatan atau penghargaan yang dinobatkan kepadanya. Pemicunya, tak ada reaksi atau tindakan nyata atas genosida terhadap etnis Muslim Rohingya yang dilakukan oleh para ekstrimis Buddha dan militer.

Seperti dikutip dari Al Jazeera pada Rabu (29/11/2017), saat ini setidaknya pemimpin de facto Myanmar itu masih memegang lebih dari 120 penghargaan. Namun sejauh ini sudah ada 5 penghargaan yang dicabut dari Aung San Suu Kyi. Apa saja itu? Yuk simak penjelasan ini!

1. Oxford “Freedom of the City” award

Kota Oxford di Inggris mencabut gelar kehormatan yang diterima oleh pemimpin de facto Myanmar tersebut. Langkah ini diambil karena Suu Kyi dianggap telah mengabaikan penderitaan Rohingya.

Oxford menilai bahwa reputasi kota mereka akan ternoda bila gelar tersebut masih dipertahankan untuk Aung San Suu Kyi. Pasalnya, dengan diamnya Suu Kyi atas isu Rohingya berarti dia sudah tidak lagi menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.

“Karena telah mengabaikan penderitaan (Rohingya.red). Dengan sangat menyesal, dewan (Oxford) menyakini bahwa Aung San Suu Kyi tidak pantas lagi meraih penghargaan ‘freedom of the City’,” ungkap Dewan Kota Oxford.

2. Penghargaan dari London School of Economics

Dewan mahasiswa London School of Economics mengatakan akan membatalkan jabatan kehormatan Suu Kyi. Perhargaan itu dianugerahkan kepadanya oleh Persatuan Pelajar pada tahun 1992.

“Pencabutan diputuskan sebagai simbol kuat atas protes kami terhadap posisi Aung San Suu Kyi saat ini dan tidak adanya tindakan dalam menghadapi genosida (Rohingya.red),” ungkap dewan mahasiswa London School of Economics.

 Sumber : Kiblat.

Cahaya dan Air di Taman Islam

Cahaya dan Air di Taman Islam

10Berita , JAKARTA -- Salah satu taman yang dideskripsikan secara detail adalah taman milik Khumarawaih, salah seorang pemimpin era Tulunid di Mesir pada abad kesembilan yang disebut membuat taman bergaya Persia. Berdasarkan catatan al-Maqrizi, taman ini memiliki tanaman palem yang batangnya dilapisi emas. Di balik penutup emas itu dipasang pipa yang membawa air ke puncak pohon dan memancarkan air ke kolam-kolam di bawahnya.

Penting diingat bahwa kontrasnya kondisi sekitar dengan tata lanskap taman di sebagian besar dunia Islam terlihat dari kesejukan yang disuguhkan pepohonan dan dedaunan yang tumbuh di taman. Hijau adalah warna Islam dan warna yang sering disebutkan dalam Alquran untuk mendeskripsikan surga. Bunga-bunga beraneka warna juga tentu penting dalam seni budaya Islam. Keramik, miniatur, dan tekstil banyak mengambil motif bunga dan dedaunan.

Namun, dalam Alquran, air yang mengalir, pohon, dan warna hijau adalah tiga unsur yang paling sering disebut Alquran. Taman-taman pada era kejayaan Islam juga dicirikan dengan adanya dinding tinggi sebagai gerbang masuk menuju taman. Gerbang masuk ini berasosiasi dengan mihrab yang menjadi rujukan arah kiblat.

Cahaya dan air merupakan metafor yang tidak berhenti. Kanal-kanal air dari air mancur di tengah kolam sengaja dibuat agar air di kolam selalu terlihat bergerak mengalir seperti abadinya aliran air sungai di surga. Air mancur ini juga memancarkan pesona tersendiri saat terkena cahaya matahari sehingga sekilas tampak seperti kilauan berlian.

Tumbuhan yang dipilih untuk ditempatkan di taman juga jadi pertimbangan tersendiri. Tumbuhan yang dipilih biasanya pohon dengan kanopi luas sehingga memberi naungan teduh yang juga besar. Namun, tumbuhan palem, zaitun, dan tanaman buah seperti tin, ceri, persik, jeruk, delima, dan almond juga sering jadi pilihan. Tumbuhan bunga beraroma seperti melati, mawar, dan lili juga kerap ikut melengkapi pesona taman-taman Islam yang memanjakan panca indera.

Sumber : Republika.co.id

Taman Islam Jadi Pusat Koleksi dan Riset

Taman Islam Jadi Pusat Koleksi dan Riset

10Berita , JAKARTA -- Pada masa kejayaan Islam, taman juga jadi tempat menyimpan aneka koleksi tumbuhan langka dan eksotik. Misalnya, amir Dinasti Umayyah pertama di Spanyol, Abdul Rahman yang sangat menyukai bunga sehingga ia memenuhi taman kerajaan dengan beragam tumbuhan langka dari berbagai belahan bumi.

Ia bahkan, mengirimkan utusan ke Suriah dan beberapa daerah di timur untuk mengumpulkan tetumbuhan dan biji-bijian. Tanaman buah delima misalnya, baru dikenalkan di Spanyol ketika Abdul Rahman berkuasa. Pun kurma yang diperkenalkan ke Spanyol pada zaman Abdul Rahman.

Pada abad 10, taman-taman Kerajaan Cordoba menjadi semacam kebun raya yang jadi tempat eksperimen persemaian aneka biji, stek, dan tunas dari berbagai penjuru dunia. Taman-taman lain juga jadi situs aktivitas sains tanpa kehilangan fungsinya menyenangkan mata.

Sebuah manuskrip geografi karya al-Udhri menyebut, seorang raja yang memimpin kerajaan kecil di Spanyol (Taifa) membawa aneka tumbuhan langka ke tamannya di Almeira, termasuk di dalamnya tumbuhan pisang dan tebu.

Di pengujung era dinasti Islam di Tabriz, Azerbaijan, taman milik Il-Khans bahkan, digunakan sebagai tempat aklimatisasi berbagi tumbuhan buah dari India, Cina, Malaysia, dan Asia Tengah. Di banyak tempat pada era kepemimpinan Islam, ketertarikan para raja akan riset botani dan inovasi pertanian mendorong revolusi agrikultur di beberapa negara.

Sebut saja salah seorang sultan Dinasti Mamluk di Suriah, Qawalun yang memperkenalkan tanaman dari Kairo. Pada abad 13, Raja Kanem bereksperimen dengan menumbuhkan tebu di taman kerajaan.

Sementara pada abad 14, sultan-sultan di Yaman membuat tulisan tentang agrikultur dan mengimpor sejumlah tumbuhan eksotik, salah satunya padi, untuk kemudian ditanam di lembah Zabid.

Tanda keseriusan lain para raja soal tetumbuhan adalah mereka tak segan mempekerjakan ilmuwan untuk menata dan mengelola taman-taman kerajaan. Taman Il-Khans di Tabriz misalnya, diawasi oleh seorang ahli botani Persia yang menulis buku tentang tanaman buah.

Penulis panduan bertani dan bertaman al-Tignari juga membuat buku seputar taman bagi raja-raja Taifa di Spanyol, juga untuk pangeran dari Dinasti Almoravid, Tamim. Di taman Sultan Sevilla, seorang penulis bidang botani mencatatkan domestikasi tumbuh-tumbuhan langka dari Iberia dan mengaklimatisasikannya di sana.

Pada abad 12, seorang ahli botani dan kedokteran al-Shafran mengoleksi tumbuhan dari luar Spanyol kemudian menanamnya di taman raja-raja Almohad di Guadix.

Sedangkan, Taman Huerta del Rey di Toledo ditangani oleh dua ahli pertanian, Ibnu Bassal dan Ibnu Wafid. Keduanya melakukan eksperimen pertanian dan menuliskannya dalam buku panduan bertani.

Ibnu Wafid juga menulis buku lain yang berisi nama-nama tumbuhan yang baru diperkenalkan ke Spanyol. Setelah Toledo runtuh pada 1085, Ibnu Bassal dan Ibnu Wafid pindah ke selatan Spanyol dan meneruskan riset mereka di sana. Ibnu Bassal juga membuat kebun raya lainnya di Sevilla.

Taman-taman di abad pertengahan itu yang beberapa di antaranya merupakan taman kerajaan juga jadi ruang bisnis yang menyenangkan sekaligus ruang riset sains yang artistik. Terhubung dengan aktivitas pertanian dan botani dari berbagai daerah, taman-taman ini berperan penting dalam penyebaran tumbuhan yang bermanfaat.

Ketika dunia Islam telah berhasil menciptakan taman-taman indah penuh makna, bangsa Eropa baru dapat menghadirkan taman-taman serupa beberapa abad kemudian.

Sumber : Republika Online

Mengutuk Pelaku 'Bom Mesir' dan Manipulasi Kolonialis Pasca Tragedi

Mengutuk Pelaku 'Bom Mesir' dan Manipulasi Kolonialis Pasca Tragedi



Oleh: Umar Syarifudin

Dikutip New York Times, Sabtu (25/11/2017) terjadi bom bunuh diri di masjid Al-Rawda, Sinai, Mesir, serangan mengerikan menewaskan 235 orang dan 109 orang lainnya terluka. Serangan bom dan penembakan terjadi usai salat Jumat.

Abdel Fattah al-Sisi, Presiden Mesir mengatakan bahwa tentara Mesir akan menanggapi tragedi serangan bom di masjid itu dengan kekerasan. Beberapa jam kemudian militer Mesir meluncurkan serangan udara dengan sejumlah pesawat jet tempur di dekat Bir al-Abed. Militer mengklaim, serangan balas dendam ini menewaskan sejumlah teroris dan fasiltas senjatanya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan cepat mengecam serangan di masjid tersebut dan mencelanya sebagai ”serangan mengerikan dan pengecut”.

Sorotan Kritis

Aksi terorisme sangat tidak bisa ditolerir.Tragedi ‘Bom Mesir’ ini membuat kita marah, hilangnya nyawa yang tak bersalah adalah tragedi besar, dan Islam membenci pembunuhan orang-orang yang tidak bersalah, siapa pun mereka. Tidak seperti rezim Amerika dan sekutunya yang mengabaikan hilangnya nyawa yang tidak bersalah di banyak negeri-negeri muslim, sebagaimana sikap Bashar al-Assad yang mengambil dua ratus ribu nyawa rakyatnya.

Tragedi ini terjadi di tengah realitas rezim Mesir yang mengalami kegagalan ekonomi neoliberal Mesir, sebagai akibat dari al Sisiyang menjadi subordinasi terhadap keputusan Amerika Serikat (AS) dan rekomendasi dari Bank Dunia. Kepentingan utama AS di Mesir adalah mencegah desain konstitusi Islam yang kaffah yang melahirkan model transformasi dan kepemimpinan yang dapat melawan hegemoni AS di Timur Tengah.

Sayangnya, kita melihat politisi dari berbagai spektrum dan beberapa di media Mesir dan barat yang menggunakan momentum pembunuhan atas orang-orang yang tidak bersalah ini atas tujuan politik mereka sendiri. Mereka mengekspos prasangka mereka kepada sekelompok kaum muslim, dan menggunakan serangan ini untuk menciptakan iklim ketakutan umum dalam skala yang lebih luas. Seolah-olah rezim ini ingin menciptakan lebih banyak ketakutan baru kepada umat Islam.

Kita jelas mengutuk standar ganda AS dan Mesir yang memanfaatkan tragedi Bom Mesir ini didorong faktor politis,liputan media yang terus-menerus dan ambisius untuk memerangi terorisme dalam ‘perspektif AS’. Standar ganda yang jelas adalah Israel dilindungi, tapi pengabaianbahkan dukungan dari antek Barat ketika menyangkut kematian dan penderitaan masyarakat di Dunia Muslim atas pembantaian AS dan sekutunya.

Tak pelak lagi tragedi ini akan dipelintir dengan seksama untuk mencapai tujuan kebijakan Mesir dan AS secara khusus, melegitimasi penyerangan lebih lanjut dan membesar-besarkan ancaman yang dihadapi Mesir.


Jenazah-jenazah yang bergelimpangandari korban akan menjadi batu loncatan bagi sekutu Amerika untuk meluncurkan serangan untuk mencapai kemajuan proyek lebih lanjut terhadap lawan-lawan yang akan disingkirkannya.

Kita juga mengkalkulasi bahwa Mesir akan mengeksploitasi gelombang emosi dan simpati dalam negeri. Kepedihan dan emosi publik akan dimanipulasi untuk mencapai tujuan yang dikalkulasi. Situasi ini dapat memungkinkan ‘proyek baru’ yang diluncurkan atau mendorong perubahan strategis tertentu di Mesir maupun skala luas atas nama ‘Global war on Terrorism’. Bergilirnya waktu akan menjawabfakta riil dibalik pemboman Mesir ini. Namun, sejarah memberikan kompas yang cukup akurat, memungkinkan kita untuk menganalisissikaprezim kolonialis dan anteknya yang tidak tulus untuk membela kaum muslim.

Walhasil, masyarakat harus mengutuk keras setiap aksi teror, sertamenolak agar insiden berdarah initidak digunakan sebagai alasan bagi rezim untuk menyalahkan Islam dan komunitas umat Islam yang kritis terhadap penguasa. Kaum muslim juga mewaspadai agar tragedi ini tidak dimanfaatkan untuk melanjutkan proyek domestik seperti mencegah penerapkan oleh Alquran dan Sunnah secara kaffah, lalu dihardik dengan tudingansemakin anda semakin Islami, maka semakin berpotensi menjadi ancaman negara.

Tragedi ini tidak mengubah kewajiban umat untuk mengekspos agresi barat terhadap umat Islam. Demikian pula, kita seharusnya tidak membiarkan Islam dan ulama tetap dituduh oleh pembenci penerapan hukum Syariah. Umat Islam yang kini makin melek politik perlu mengartikulasikan pesan Islam kepada masyarakat luas, menunjukkan bagaimana Islam adalah solusi bagi ekonomi, politik dan kemanusiaan.

Kaum muslim Mesir secara khusus, tidak boleh berhenti mengekspos ideologi palsu kapitalisme yang melanggengkan kesengsaraan di Mesir, karena ideologi ini kunci eksploitasi dan penjajahan umat Islam. Selanjutnya umat Islam waspada setiap maneuver dan strategi oleh Amerika atau proxynya untuk mengeluarkan kebijakan melawan kaum Muslim di bawah kedok memerangi terorisme yang menggunakan simpati publik yang dibuat setelah terjadinya pemboman di Mesir. (rf/)

Ilustrasi: Google

Sumber :voa-islam.com